Choi Seungcheol as Raqeen Arkara
○○○
Ketika semua terasa tertata, ternyata tidak seperti itu.
Aku menyadari setengah puzzle ku hilang lenyap menguap ke langit
○○○
Duduk di bangku kayu dengan sepoi angin halus menggelayut membuat semua pikiran yang masih ada maupun yang telah hilang kembali beradu untuk dirasakan kembali.Walau aku duduk dibawah pohon rindang, sinar mentari yang tertalu terik tak menghalangi ku untuk menyipitkan mata di siang hari ini. Padahal kabar cuaca menunjukkan hari ini akan didominasi cuaca berawan, ternyata tidak. Kalau dilihat dari kelabilannya, tampaknya bumi makin tidak baik-baik saja.
Seorang lelaki muda dengan tampilan jaket tebal coklat berjalan ke arah ku. Nampaknya ia mau duduk di bangku yang sama. Karna disini hanya bangku ini yang tidak terlalu panas karena ada pohon yang melindungi.
"Permisi, boleh saya duduk disini?"
Aku mengamati sebentar, "Silakan" aku menggeser untuk membagi duduk dengan lelaki pendatang itu
Kami sama-sama diam. Hanyut dalam pemandangan didepan yang tak bisa diganggu gugat keindahannya.
Sekelompok burung terbang dan mendaratkan badan mereka di kolam yang letaknya tak jauh dari depan kami. Suara kerumunan burung yang mandi seakan mengisi kesunyian antara kami berdua, berusaha menghiasi keheningan yang tak tau kapan berujung.
Lelaki muda itu memasukkan kedua tangan ke saku jaketnya, "Ekhem" jeda "Sudah dari jam berapa disini, pak?"
Wajahku melihat kepadanya, "Sekitar 2 jam yang lalu"
Air mukanya tampak muram
Sadar ada yang tidak beres dengan pemuda tersebut, "Sedang memikirkan apa, nak?"
"—rasanya diumur mu sekarang banyak hal yang diluar ekspektasi mu" lanjut nya
Lelaki muda tersebut menatap lama wajah ku yang disebelahnya, "Ya, bapak benar. Rasanya aku perlu seseorang untuk mengembalikan pikiran waras ku"
Aku tertawa kecil
"Aku rasa jika kamu datang kepadaku untuk mencari seseorang itu, kau salah orang"
Kembali menganalisa tiap kata yang keluar dari lisan, membuat lelaki muda itu terdiam tak berkutik. Beberapa menit setelahnya ia sadar ada yang lebih tidak beres dengan kata-kata itu. Dan ia rasa tidak ada salah nya bertanya keadaan walaupun diri sendiri sama lelah nya.
Lagian sudah lama ia tak mendengar orang bercerita. Selama ini ia selalu menghabiskan waktu dan interaksi nya dengan internet, internet, dan internet.
"Maaf, jika bapak berkenan bisa berbagi cerita dengan aku. Walau bapak menganggap bukan bapaklah orang yang kucari, setidaknya cerita bapak bisa mengungkapkan sisi lain kehidupan."
"Ah, aku menghargai itu, nak"
●●●
Masa muda adalah masa peralihan dari fase anak-anak hingga ke fase matang. Di fase inilah semua mimpi mulai berterbangan meninggi ke atas langit seakan meminta burung untuk membawanya lebih tinggi setinggi-tingginya.
Semua harapan tertanam, semua semangat membara, semua persiapan di siapkan sematang-matanya hingga semua yang diinginkan bisa tercapai sesuai garis lurus yang sudah dibuat sedemikan rupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Again || SVT LOKAL
Teen FictionTiap chapter di isi dengan kehidupan para 13 bujang, dengan latar kehidupan yang berbeda. "Sisi lain dari sebuah kesenangan yang diambil hikmahnya untuk pembelajaran. Dikemas dalam sebuah cerita yang penuh dengan makna." Aku sadar, bahwa aku tak sem...