Us, Again

269 19 3
                                    

Hello🌻

Happy reading! Enjoy!





"Aku akan bersamamu meskipun jalan itu buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan bersamamu meskipun jalan itu buruk."

Seperti itulah kehidupan, tak semua berjalan sesuai dengan keinginan kita. Terkadang yang terjadi adalah hal yang justru membuat kita terluka, menyerah, hingga putus asa. Melihat orang sekitar bisa tersenyum lebar, membuat iri sendiri hingga bertanya 'kapan aku bisa merasakan kebahagiaan yang sama?'

Seperti yang dirasakan oleh gadis usia 19 tahun ini.

Jihan Gatranad, seorang anak tunggal dari keluarga yang sangat berkecukupan dengan kata lain kaya raya. Ayahnya adalah seorang pengusaha makanan cepat saji dan ibunya juga pebisnis kosmetik kecantikan. Hal itu menuntut Jihan untuk selalu tampil sempurna, cerdas, dan serba bisa agar menampakkan image baik pada masyarakat. Sayangnya, kasus kecelakaan mobil beberapa bulan lalu menyebabkan Jihan sementara harus berada dalam kursi roda. Hal itu semakin membuatnya merasa frustasi. Terlebih ketika kedua orang tuanya terus-terusan mengomel yang tak jauh dari harta, tahta, dan jabatan.

Sebelumnya Jihan juga pernah mendapatkan rehabilitasi private akibat penyakit mental bipolar yang ia alami. Tekanan demi tekanan terus Jihan dapatka. Rasanya, rehabilitasi berkali-kali pun tidak akan cukup.

Dirinya sudah putus asa dengan semua ini, rasanya ingin menghilang saja. Lagi pula siapa yang akan peduli dan mencarinya. Semua orang itu sepertinya sudah dibutakan harta hingga tak punya jiwa kemanusiaan.

Jihan mengusap lembut air matanya yang sedari tadi telah mengalir deras. Menatap pemandangan pantai dari atas dermaga, dimana derasnya air laut di bawah sana berpadu dengan suara deru ombak yang menghantam batu-batuan besar di pinggir pantai, juga kencangnya angin yang datang membawa awan gelap.

Suasana yang bagus. Sepertinya alam sedang berpihak padanya. Mungkinkah kini waktu yang tepat untuk menghilang dan pergi sejauh-jauhnya dari takdir buruk ini?

Entahlah, Jihan tertawa miris ketika pikiran untuk benar-benar menjatuhkan dirinya di atas derasnya air laut terlintas di kepalanya.

Sudahlah, Jihan lelah, tidak mau menunggu. Telah banyak drama, sakit, dan luka yang dirasakannya. Masa bodoh, inilah waktunya. Jihan berusaha mendorong kuat kursi rodanya agar semakin mendekat dengan tepi dermaga.

"Inilah waktunya, sedikit lagi."

Kalimat itu terus bergema di kepalanya, membuat semangatnya semakin membara bersamaan dengan butiran air mata yang terus keluar. Tiba-tiba saja Jihan merasakan kursinya ditarik menjauh dari tepi dermaga. Jihan mendengus kesal, ia benci diganggu begini. Jihan mengarahkan pandangannya kepada pria dengan kamera yang menggantung di lengannya.

Keeming?

Keeming mengacak rambutnya frustasi, menatap Jihan kecewa, "Kenapa kamu disini?" tanyanya dengan bahasa isyarat.

Us, Again || SVT LOKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang