VIII. Pitaloka 3

181 7 0
                                    

Sore itu sehabis Maghrib  ketika menonton acara tv, sambil menunggu ibu pulang , pintu rumahku di ketuk dan ada yg memangil namaku, segera aku berjalan kearah pintu , sebelum membuka pintu aku melihat dari kaca siapa yg bertamu .
Alangkah kagetnya aku ketika kulihat dari kaca jendela, ternyata yang datang adalah mas Surya. Segera kubukan pintu untuknya.

"Selamat sore Pitaloka , maaf mas ngga bisa masuk soalnya mau buru -buru pulang , mas belum shalat Maghrib , ini ada hadiah buatmu". Kata mas Surya sambil menyerahkan bungkusan.

" Maaf mas , apa ini , aku ngga bisa menerimanya ".

"Ini handphone, tolong di terima , biar aku mudah menghubungimu". Katanya sambil berlalu."

sempat aku tertegun ketika menerima bungkusan itu, tapi segera sadar aku kejar mas Surya.

" Mas Surya maaf , aku ngga bisa menerimanya".

"Tolong terimalah Pitaloka, aku hanya ingin bisa berkomunikasi denganmu , lagian hp ini bisa juga digunakan untuk menghubungi ibumu"

Akhirnya akupun menerima handphone itu.
Ketika sudah sampai didalam rumah , bungkusan itu kubuka , aku terkejut aku  di hadiahkan iPhone keluaran terbaru, sempat aku tergangga, aku terharu, aku belum pernah punya hp, yg punya hp ibuku saja itupun warisan almarhum ayah, hp ibuku hp jadul bukan hp smartphone.

Aku perhatikan buku petunjuk hp , bagaimana cara mengoperasikan dan mengunakan smartphone itu, tapi memang dasarnya aku gaptek karena ngga pernah pegang smart phone. Aku tetap tidak mengerti , biarlah besok pagi -pagi sekali aku mampir kerumah mas Surya dan menanyakan cara mengunakan smartphone

Tak lama kemudian ibu ku datang sambil membawa makanan untuk makan malam kami dan buat sarapan kami besok serta buat bekal makan siangku besok.

Setiap ibuku selesai memasak, ibu ku diwajibkan oleh ibunya mas Surya , untuk membungkus lauk dan sayuran  untuk kami , karena kami hidup sederhana lauk yg dipisahkan untuk kami itu bisa untuk makan malam, serta buat sarapan dan lauk buat bekal ku kesekolah.
Orang tua mas Surya, benar -benar orang yg sangat baik.

Aku memberitahu ibuku, tentang hadiah hp yang diberikan mas Surya, tak lupa juga aku ceritakan pertemuan kami tadi pagi.

Ibuku sangat senang , sebab dengan aku punya hp ibuku dan aku  bisa berkomunikasi denganku dengan mudah, sebab ketika aku ada kegiatan mendadak , aku selalu mampir ke rumah mas Surya untuk pamit , ataupun ketika aku disekolah aku meminjam hp temanku untuk menghubungi ibuku.

Selesai makan, aku membereskan dapur dan cuci piring, sisa makanan aku masukan ke lemari es , setelah selesai berberes , aku masuk kamar untuk belajar , tiba -tiba handphone ku berbunyi.

Muncul nomor yang tidak aku kenal, aku bingung aku belum menyimpan nomor siapapun kecuali nomor ibuku, mas Surya menghadiahiku hp sekalian dengan nomornya.

Segera ku kujawab pangilan itu 

" Hallo selamat malam, maaf dengan siapakah ini ".sapaku

" Malam, Pitaloka ,apa Khabar  ini aku mas Surya , maaf aku menghubungimu, kamu simpan nomorku ini ya, besok pagi aku jemput kamu untuk berangkat sekolah".

" Tapi mas , aku ngga mau merepotkanmu, aku bisa berangkat sendiri".

"Sorry Pitaloka , ngga ada penolakan , aku tetap mau jemput kamu '.

Belum sempat aku menjawab, mas Surya langsung menutup panggilannya.

Malam itu , aku tidak bisa tidur, teringat  tentang tadi pagi pertemuanku dengan mas Surya dan perjalanan ku ketika diantar sama mas Surya, tiba -tiba jantungku berdebar , aku tiba -tiba gugup tangan ku berkeringat, ya..tuhan penyakit apa ini yg menimpaku . kenapa wajah mas Surya tidak bisa hilang dari benakku dan ketika mengingatnya jantungku berdebar , apakah aku telah jatuh cinta pada mas Surya.









 Cinta Dan DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang