XIII Pitaloka 8

184 4 3
                                    

Malam itu juga kami diantarkan oleh pak de Baskoro sekeluarga ke rumah samping yang merupakan rumah ayahku yang sekarang otomatis menjadi milik kami, rumah kami bersih dan terawat dengan baik , terima kasih banyak untuk pak de Baskoro sekeluarga.

Rumah kami mempunya 3 kamar, yang menurutku lumayan besar, karena lelah aku dan ibu belum sempat memeriksa dan melihat semua yang ada di rumah baru ini, akibat kelelahan kami lansung tidur dengan lelapnya bahkan besoknya , ibu dan aku yang biasanya bangun sebelum subuh , malah bangunnya setelah matahari terbit , itupun kami di bangunkan oleh Bu de Baskoro, karena beliau melihat pintu dan jendela masih terkunci serta lampu teras masih menyala.

Bu de Baskoro datang sambil membawa sarapan untuk kami yaitu 2 piring nasi goreng lengkap dengan telor dadar dan acarnya alangkah nikmatnya makan pagi kami, sejenak aku bisa melupakan kesedihanku , sejenak aku bisa melupakan mas Surya, Bu de menghibur kami dengan cerita cerita lucunya di masa lalu.

Siangnya Bu de menjemput kami untuk  melihat warung yang akan di jadikan usaha ibu nanti, warung itu tempat berada di depan kos -kosan mahasiswa , dikawasan itu banyak sekali di temua kos -kosan mahasiswa, ibu berencana mau membuka usaha warung nasi yan murah dimana harga makanan yang di jual ibu terjangkau dengan isi kantong mahasiswa, Bu de juga memberitahu kepadaku bahwa 2  hari lagi  aku akan di temani ikut tes ujian masuk perguruan tinggi negeri, hari ini sepupu kembarku sudah mendaftarkan aku universitas itu, baru aku merasa beruntungnya punya saudara, dimana ketika kita mengalami kesusahan mereka siap membantu.

Keluarga besar ayahku sudah mengetahui cerita hidupku , sehingga merekapun banyak menghiburku.

"Tak usah sedih yo nduk, kamu kuliah dulu sampai selesai, nanti setelah kamu jadi orang , Bu de yakin banyak laki -laki yang antri melamarmu, kamu cantik dan ayu ,jangan takut ", ujar Bu de.

pulangnya kami mampir kepasar untuk belanja perabotan dapur dan peralatan dagang  serta makanan untuk makan malam kami nanti, ibu berencana mulai dagang makanan, 2 hari lagi bertepatan dengan hari aku ikut tes ujian masuk perguruan tinggi negeri .

Sampai dirumah, barulah aku perhatikan rumah kami , ternyata almarhum ayah membangun rumah sesuai dengan impianku , di belakang rumah ternyata sudah di tanami oleh pak de dan bude bumbu -bumbu dapur dan sayur mayur , disana juga ada kolam ikan, di depan rumah di tanami bungga dan pohon mangga yang sedang berbunga, rumah yg sederhana tapi indah .

Kami mulai menata rumah kami, barang -barangku dan ibu , sore itu aku dan ibu memasak buat makan malam kami, aku lihat ibu begitu bahagia, ibu memasak sambil bersenandung, melihat wajah ibu yang sumringah aku pun ikut bahagia.

 Cinta Dan DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang