Cinta Dan Dendam

X. Pitaloka 5

Hari -hari berlalu dengan cepat tak terasa 3 hari lagi kelulusanku, aku tidak cemas atau khawatir tidak lulus, karena persiapanku pada saat ujian nasional sudah matang, karena mas Surya memang berniat menikahi ku , makanya aku tidak kuliah, meskipun ibuku punya tabungan untuk kuliahku , meskipun ibuku seorang pembantu rumah tangga dan almarhum ayahku hanya seorang supir pribadi, tapi untuk masa depanku orang tuaku telah menyiapkan asuransi pendidikan untukku dan asuransi itu cair ketika aku lulus SMA, ibu berusaha membujukku agar aku kuliah, tapi aku menolak dengan halus, aku bilang ke pada ibu , aku mau ambil kursus menjahit saja, uangnya disimpan saja , buat modalku nanti buka jahitan kalau kursus jahitku sudah selesai akhirnya ibukupun menyerah dengan keputusanku, padahal sebenarnya mas Surya yang melarangku kuliah, sebab dia ingin menikahi ku setelah aku lulus nanti, dia ingin aku menjadi ibu rumah tangga , mengurus rumah dan keluarga, karena aku terlalu mencintai mas Surya cita - citaku untuk menjadi dokter hewan aku tinggalkan.

Singkat cerita aku lulus dgn nilai terbaik, guru -guruku sampai heran kenapa aku dgn nilai tinggi tidak mau melanjutkan kuliah , padahal aku bisa mendapatkan bea siswa untuk kuliahku, tapi aku menolak karena aku mau menikah

Seminggu setelah kelulusanku, pagi -pagi sekitar jam 6 kurang ibu mas Surya datang ke rumahku dengan mata yang bengkak, kebetulan ibuku belum berangkat dan akupun baru selesai mandi.

"Pitaloka sayang , ada sesuatu hal yang penting yang harus Tante bicarakan padamu'.

"Silahkan Tante ", jawabku dengan jantung yang berdebar kencang , aku merasakan ada hal yg buruk akan terjadi.

"Semalam Surya sudah memberi tahu kami bahwa kalian sedang menjalani hubungan yg serius, dan akan melanjutkan ke jenjang pernikahan, Tante dan suami Tante terkejut, bukannya kami tidak setuju dengan hubungan kalian, tapi masalahnya Surya sejak kecil sudah di jodohkan dengan keponakan papanya,
Keponakan suami Tante seorang yatim piatu, dia seusia denganmu, perjodohan ini terjadi atas permintaan almarhum dan almarhumah mertua Tante, keponakan suami Tante itu namanya Purnama , orang tuanya meningal sejak usianya 2 tahun, meningalnya karena kecelakaan, dia sudah 6 tahun di pesantren , dan sudah lulus, besok kami akan menjemputnya ke Mantingan , kenapa kami menerima perjodohan ini ,karena keponakan suami Tante yang juga sepupunya Surya hidupnya sebatang kara , hanya kami keluarganya. jika om dan Tante tidak ada lagi Purnama tidak ada yang menjaga dan melindunginya".

" Tante mohon, tolong mengertilah, Tante dan om terikat janji pada orang tua kami, dan Purnama adalah tangung jawab kami".

Aku tidak bisa menjawab , air mataku mengalir, lalu aku bertanya pada ibu mas Surya " Tante , jawaban mas Surya bagaimana ".

"Dia tetap akan menikahimu, dia menolak perjodohan itu , semalam dia bertengkar hebat dengan papanya, setelah bertengkar dia pergi , apakah dia ada menghubungimu"?

" Aku belum buka hp Tante , semalam batery hpku lowbat".
Tapi sejujurnya aku cemas selain sedih dengar cerita ibu mas Surya , akupun juga khawatir dgn keadaanya, karena belum menghubungiku .

Ibuku yang mendengar cerita ini , terlihat syok ,sedih dan malu.

" Maafkan anak saya nyonya, saya sedih dan malu atas kejadian ini, sunguh saya tidak tahu hubungan mereka seandainya tahu dari awal tentunya saya akan melarang anak saya untuk menjalin hubungan dengan tuan surya , sekali lagi maaf kan saya telah melukai perasaan tuan dan nyonya, mohon maafkan anak saya ". Kata ibuku sambil mengusap air matanya.

"Bibi ,kamu ngga usah minta maaf kepada kami, dan hal ini juga bukan kesalahan Pitaloka, kami tidak menyalahkan kalian berdua, seandainya perjodohan ini tidak terjadi , kami dengan senang hati akan menerima Pitaloka sebagai menantu kami,karena kami telah mengenal keluarga kalian dengan baik, tapi masalahnya perjodohan ini permintaan almarhum orang tua kami yang tidak bisa kami tolak, apalagi keponakan kami purnama seorang yatim piatu".