cp 6

788 81 2
                                    

1 tahun..

1 tahun sudah Mew dan Gulf menjalin hubungan namun yang namanya hubungan pasti akan melewati masalah-masalah yang datang, contohnya sekarang Mew dan Gulf lagi-lagi berdebat.

"Sudahlah Gulf kenapa kau tak pernah mengerti aku sih?." Ucap Mew pelan dia sudah muak dengan tingkah kekanakan Gulf.

"Kau yang tak pernah mengerti aku phi!! Selalu saja aku yang disalahkan Aku disini korban!! Kau selalu sibuk dengan perusahaanmu itu apa kau punya waktu untukku ha?!." Balas Gulf sedikit berteriak.

Tahun kemarin akhirnya mereka lulus Gulf memutuskan untuk tidak bekerja dulu padahal Gulf sangat ingin mengasah kemampuannya, tapi Mew tak mengijinkan takut Gulf kelelahan.

Mew memang sesayang itu sama Gulf, semua yang Gulf minta akan dituruti. Mew bekerja keras selama setahun ini di kantor papanya yang berada di Thailand. Gajinya juga tak main-main ditambah Mew adalah anak orang kaya. Walau anak orang kaya tak mungkin kan harus bergantung pada orangtua.

Papa Mew pengusaha sukses ngomong-ngomong, bahkan mamanya juga pekerja keras karna itulah Mew sering terasa kesepian.

Balik ke Mew Gulf*

Gulf akhir-akhir ini sifat sensitifnya keluar hanya karna masalah sepele pun Gulf akan marah-marah tak jelas. Entahlah mungkin Gulf mulai menunjukan sifat aslinya.

Setelah per cekcokan tadi Gulf memutuskan untuk tidur lebih awal moodnya sedang tidak baik sekarang.

Mew baru saja mandi sekalian mendinginkan pikirannya, meredakan emosinya juga. Semarah apapun Mew sekesal apapun Mew dia tetap akan mengalah jika berdebat dengan Gulf. Cinta yang besar sampai rela selalu mengalah demi Gulf.

Cklekk..

Mew membuka pintu kamar mandi Mew melihat Gulf meringkuk membelakangi dirinya dengan selimut tebal, menenggelamkan badannya. Persis seperti kepompong.

Mew tak tega langsung memeluk Gulf dari belakang, dia tau Gulf ingin diperhatikan lebih. Memang salahnya jarang meluangkan waktu mereka berdua tapi semua itu punya alasan.

Setelah Mew mendapatkan gelar CEO dia berencana akan melamar Gulf lalu menikahinya, itu sebabnya Mew berjuang demi Gulf supaya nanti saat menikah Mew tak mau orangtuanya ikut campur biarlah Mew dan Gulf yang menentukan.

Mew masih mempunyai rasa malu ya teman-teman.

Perlahan Mew masuk juga kedalam selimut memeluk tubuh Gulf dari belakang.

"Sayang berhenti marah na, maaf phi selalu sibuk bekerja, phi melakukan ini semua juga untuk masa depan kita." Ucap Mew lembut menenangkan bayi bongsornya yang tengah merajuk.

Beberapa menit mereka terdiam mereka berdua masih enggan untuk bicara.

"Gulf aku tau kau tak tidur, balik badanmu lihatlah kearahku aku ingin membicarakan hal penting padamu." Ucap Mew sambil membalikan badan Gulf.

Gulf hanya menurut tanpa melawan Mew. Lucu sekali, Mew tau Gulf tak akan sanggup marah lama-lama pada Mew.

Gulf masih menutup mukanya dengan kedua tangannya.

Rasanya Mew ingin tertawa melihat tingkah Gulf.

"Sayang buka tanganya phi ingin melihat wajahmu jangan seperti na."

Gulf perlahan melepaskan tangannya dari wajahnya, Menatap Mew sambil cemberut terlihat kilatan dari mata Gulf sepertinya Gulf mau menangis.

Jari besar Mew mengusap air mata yang sudah tumpah dipipi Gulf, lalu kembali mendekap erat memeluk tubuh sang kekasih.

"Hei kenapa menangis hm, maafkan phi na phi janji akan memperhatikan Gulf seperti sebelumnya. Maaf karna membuat Gulf sedih...

Maaf karna tak mengerti perasaan Gulf, aku sangat ingin menikahi denganmu tapi phi harus bekerja keras dulu na.

Sangat inginnya phi menikahi Gulf, phi sampai tak memperhatikan bayi besar ini. Maafkan phi na sayang. " Mew menjelaskan semuanya agar Gulf mengerti.

Gulf semakin mendalamkan kepalanya ke dada bidang Mew, Gulf mengerti mengapa Mew bekerja sampai tak tau waktu dan lebih memilih memperhatikan pekerjaannya dibanding dirinya.

Gulf mengerti Mew bekerja untuknya tapi bisakah Mew meluangkan waktu sebentar saja?, dia kangen masa-masa dulu.

Gulf melepaskan pelukan Mew lalu duduk bersandar pada ranjang mereka, Mew melihat kearah Gulf bingung.

"Kenapa sayang? Apa kau masih marah? ." Tanya Mew bingung.

"Emm phi Mew apa phi lapar? Gulf ingin makan diluar na." Ucap Gulf manja.

Eoh? Kenapa cepat sekali berubahnya? Sebenarnya Gulf kerasukan setan apa sih? Ah sudahlah yang penting Gulf tak marah lagi pada Mew.

"Baiklah ayo kita makan diluar cepat ganti bajumu phi tunggu sambil memanaskan mobil." Ucap Mew keluar tak lupa ciuman di kening manis Gulf.

"Yeayy!!! Siap phi Mew!!. "
.
.

Mew dan Gulf akhirnya sampai di restoran kesukaannya, Gulf dari tadi tak berhenti berceloteh pajang lebar. Mew hanya tertawa gemas menanggapi Gulf, btw Mew sampai sekarang heran dengan tingkah Gulf.

Sedikit aneh.

"Phi aku hari ini ingin makan yang banyak sekali na tapi phi Mew yang bayar boleh ya?. " Tanya Gulf namun matanya hanya fokus pada menu didepan.

"Baiklah pesan apa yang kau mau phi ke toilet dulu tunggu sebentar. " Ucap Mew berlalu pergi.

Saat Gulf asik membolak-balikan menu makanan tiba tiba tepukan dibahunya mengagetkan Gulf yang sedang memilih menu.

"Apa yang kau lakukan? Tunggu bukannya kau Luke temannya phi Mew?. " Gulf sadar siapa yang dihadapannya saat ini.

"Kau sendirian Gulf? Apa kau bersama phi Mew?. " Tanpa disuruh Luke langsung duduk di bangku kosong milik Mew.

Gulf menatap tak suka pada Luke, seperti tak punya tata krama Gulf saja belum menawarinya.

"A-ah iya aku bersama phi Mew. " Ucap Gulf sedikit canggung.

"Lalu.. Dimana dia?. " Tanya Luke penasaran.

"Dia ke toilet phi." Jawab Gulf seadanya.

'Duh kenapa phi Mew lama sekali sih aku tak nyaman'
Batin Gulf sedikit resah.

"Em phi kenapa menatapku seperti itu apa ada yang salah?. "

Ucapan Gulf menyadarkan dari lamunannya ah sial Gulf begitu menarik perhatiannya sejak dari tadi, lagian Mew juga pergi tak apalah memandang Gulf sedikit lebih lama.

"A-ah tidak Gulf yasudah aku pergi dulu ya, aku ad acara sampai jumpa kembali Gulf. " Pamit Luke, Gulf hanya bisa mengangguk.

Kenapa dia? Aneh sekali.

Gulf berbalik betapa kagetnya melihat tubuh dihadapanya dengan wajah Mew yang bisa dibilang 'marah' sialan! Apa Mew melihat Luke saat memandanginya tadi?.

"Phi kau mengagetkanku saja, kenapa lama sekali. " Ucap Gulf manja.

Mew hanya menatap datar Gulf, tatapan itu membuat Gulf menciut jujur saja dia takut. Tapi dia tak salah kan? Argh!.

Tanpa banyak omong Mew menarik tangan Gulf sedikit kasar, Gulf tersentak kaget baru kali ini Mew melakukan hal kasar padanya.

"Phi Mew sakit lepaskan!!!!."

Gulf mencoba memberontak namun nihil tenaga Mew sangat kuat.

"MASUK GULF!!." Bentak Mew, setelah Gulf masuk Mew dengan cepat berjalan kearah pintu mobil segara menutupnya dengan keras.

.
.
.
.
.
Aku cepetin dkit ye! sengaja Up sekarang beberapa hari kedepan g bisa up aku ujian na:) my struggle aku blum bisa up dulu

Maaf kalo typo
💗💗💗

AKU MENCINTAIMU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang