16. DI BEBASIN?

16.8K 1.3K 219
                                    

Langit yang mulai gelap tak mematahkan semangat Azzam untuk mencari adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit yang mulai gelap tak mematahkan semangat Azzam untuk mencari adiknya. Mereka saat ini sedang di dalam hutan, melanjutkan arah dari lokasi jatuhnya ponsel Zeline.

Caka, lelaki yang terlihat sudah sangat lemas tak bertenaga karena belum makan seharian itu menjatuhkan diri di bawah pohon besar yang sedikit lebat.

"Anj— astaga, ga boleh ngomong kasar, ini masih di hutan." Caka menyeka keringatnya di kening. ia menatap Fadhlino yang menghampiri dirinya. "Gue capek. kita lanjut besok aja."

"Bang Azzam belum mau. lo balik di mobil aja, di bagasi ada makanan." ucap Fadhlino. wajah lelaki itu seperti tengah menutupi sesuatu.

"Kita balik sekarang aja, kasian Caka. besuk kita lanjut lagi." Azzam datang dari belakang Fadhlino. Ia membantu Caka berdiri. "Makasih ya, udah bantu gue."

"Makasih terus bang, uangnya mana?"

Azzam langsung menoyor Caka. "Setan! nglujak lo!"

"Canda bang, baper amat."

Mereka keluar dari hutan, meninggalkan Fadhlino yang terdiam, memikirkan sesuatu.

Tak lama, sebuah tepukan bahu membuatnya tersentak. ia menoleh. 

"Lo ngapain masih disini tolol. ayo kita balik, kaki gue udah mati rasa."

Fadhlino mengangguk. kini keduanya sampai di mobil, Azzam yang duduk di belakang langsung memberi mereka botol minuman masing-masing.

"Bang, lo balik duluan aja. gue mau kumpul sama temen."

"Gak capek lo?" Caka menutup botol yang airnya masih tersisa setengah.

"Mending pulang dulu aja, paling enggak mandi terus makan."

"Enggak bang, ini tugas dari dosen soalnya."

Caka mengernyit. "Tugas? dari siapa?"

Bodoh, Fadhlino lupa jika ia satu kelas dengan Caka. ia segera memutar otaknya. "Tadi pagi gue berangkat dulu kan, gue di suruh ngerjain sesuatu."

"Tapi kan lo tadi—

"Bang, gue duluan ya. taksi onlinenya udah sampai."

"Hah?" Caka melongo melihat Fadhlino yang terburu-buru keluar dari hutan.

"Cak, lo nyetir." Tanpa kata Caka memasuki mobil. ia melirik belakang. "Bang, gue bukan supir pribadi lo. pindah depan!"

Behind The Gaze Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang