11. KHAWATIR

16.4K 1.4K 508
                                    

HALO, MAAF BGT BARU UPDATE.

***

Azzam mengacak rambutnya karena pusing, ia kembali memencet nomer ponsel adiknya.

Nomer yang anda tuju-

Lagi, Hanya suara operator. Lelaki itu menghela napas, melempar ponselnya di sofa sebelah, lalu menutup wajahnya menggunakan telapak tangan.

"Kamu dimana sih dek? jangan bikin kakak khawatir."

Ceklek.

Tanpa melihat siapa yang datang, Azzam sudah tau kalau itu Fadhlino. sahabat Zeline itu datang membawa kantong plastik yang berisi beberapa bungkus makanan.

"Makan dulu bang. Zeline ga suka kalau kakaknya kayak gembel gini."

bruk.

Wajah Fadhlino terlempar bantal. bukan Azzam pelakunya, melainkan Caka yang sedang sibuk mengotak atik komputer kesayangannya.

"Gatau situasi lo Dhli."

"Gue cuma hibur bang Azzam doang."

"Tapi ga-

"Bacot lo berdua!" Azzam menatap keduanya tajam.

Suasana menjadi hening karena bentakan Lelaki itu. Fadhlino diam sebentar lalu mengedikkan bahunya, sedangkan Caka kembali menatap layar komputernya.

"Gimana, Cak?"

"Disana kayaknya susah sinyal bang, agak lama."

Fadhlino duduk di samping Azzam, menepuk bahu lelaki itu pelan. "Zeline pasti ketemu bang."

"Harus."

"Jadi lo harus tenang."

"Ga bisa, sebelum dapat kabar tentang Zeline."

Bukan hanya Azzam yang khawatir, ia juga. tapi ia harus tenang dan selalu positif. Jika keduanya sama-sama seperti azzam, maka akan sulit.

"Kita lapor polisi."

"Belum 24 jam, bang."

"Oh iya, Lo udah kasih tau orangtua lo belum, bang?" lanjut Fadhlino.

"Belum."

Fadhlino mengangguk paham, ia tau alasan Azzam. akhirnya ia memilih diam, menyandarkan tubuhnya di sofa, dan memijit pangkal hidungnya.

Hening selama beberapa menit, sampai..

Brak.

"Ketemu!!"

keduanya menoleh kaget ke arah Caka yang baru saja menggebrak meja. mereka berdiri, menghampiri Caka dengan tergesa.

"Dimana?"

"Kayaknya jauh bang. Kita harus pergi sekarang."

Caka keluar di ikuti kedua lelaki itu.

"Gue yang nyetir." tanpa bicara, Azzam melempar kunci mobilnya dan langsung di tangkap oleh Fadhlino.

bukan apa-apa, kondisi Azzam yang sedang kacau seperti ini tidak mungkin untuk menyetir.

Fadhlino mulai menjalankan mobilnya dengan Caka sebagai petunjuk arahnya.

selama perjalanan Azzam terus memikirkan keadaaan Zeline, sesekali Fadhlino memberi kata-kata penenang.

Behind The Gaze Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang