Halo
Vote + Comment
Enjoy!
.
.
.
"Sayang..anak kita sudah meninggal. Dan lagi, anak terakhir kita seorang perempuan, bukan laki-laki.." ucap sang raja sedih, kala mengingat hal pahit itu.
~~~
Suara tangis seorang bayi terdengar memenuhi penjuru kamar.
Senyum bahagia merekah dari bibir sang raja dan ratu kala mengetahui anak keempat mereka lahir dengan selamat.
Sang tabib berjalan ke sisi ruangan yang sudah terdapat bak mandi kecil juga baju bayi. Ia membersihkan tubuh mungil itu dengan perlahan dan telaten.
Namun dengan tiba-tiba kamar yang tadinya penuh suka cita berubah suram kala asap mengepul keluar tiba-tiba di tengah ruangan.
Dari asap itu, munculah seorang penyihir tua membuat orang-orang yang berada di kamar sangat terkejut.
"Apa mau mu penyihir?! Sudah kubilang jangan pernah mengganggu kerajaan kami!" ucap sang raja marah.
Sang penyihir terkekeh sinis mendengar perkataan sang raja.
"Biarkan aku memberikan hormat kepadamu dulu Yang Mulia," balas sang penyihir dengan nada main-main.
"Tidak usah bertele-tele! Apa yang kau mau?"
"Ah! Baiklah..Sepertinya kulihat-lihat kalian sedang berbahagia ya? Apakah anak keempat kalian lahir dengan selamat? Atau jangan-jangan....cacat?" penyihir itu tersenyum mengejek.
"Jaga ucapanmu! Dan, jangan berani-beraninya kau mengganggu anakku atau kau dan seluruh kalanganmu akan menerima akibatnya."
Perkataan sang raja membuat penyihir tertawa keras dengan suara nyaringnya.
"Oh benarkah?! Apakah harus takut? Bahkan sejak dulu tidak ada satupun orang dari kerajaanmu yang bisa mensegel hutan sihir, lalu bagaimana aku bisa mempercayai ucapanmu?"
Hutan sihir, hutan gelap dengan sejuta misterinya yang berada di bagian barat Kerajaan Altera. Hutan ini dihuni oleh kalangan penyihir jahat. Kerajaan Altera dan para penyihir tidak pernah memiliki hubungan yang baik, oleh karena itu sang raja benar-benar melarang adanya penyihir yang masuk ke kawasan kerajaan, dan begitupula sebaliknya, seluruh rakyat dilarang memasuki hutan sihir.
Sang raja yang merasa direndahkan mengepalkan telapak tangannya menahan amarah.
"Hahhh..sudahlah, aku bosan berbicara dengan raja sepertimu. Lebih baik aku melihat anak kalian yang baru lahir, apa dia seorang perempuan atau laki-laki?"
Raja langsung melangkah untuk menghalangi si penyihir, namun sebelum ia berhasil penyihir sudah lebih dulu mengucapkan mantra agar raja tidak dapat bergerak.
"Hei jangan takut begitu, siapa tau aku bisa memberkati anakmu?"
"Anak kami tidak butuh berkat darimu!" Sahut sang ratu membuat penyihir terkekeh sinis.
Tabib yang menggendong bayi pun berusaha melindungi anak itu dari penyihir.
"Jangan mendekat dasar kau mahkluk jahat, tidak berguna!" Ucap si tabib lantang.
Perkataan itu langsung memicu kemarahan si penyihir. "Tutup mulutmu!"
Penyihir langsung mengambil bayi kecil di tangan tabib secara paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altera || NCT Dream ✔️
Fanfiction"Kau tak lain hanyalah orang asing disini, jaga bicaramu atau aku tak akan segan memotong lidahmu." "Kalau bukan karena janjiku kepada mendiang ayahanda dan ibunda, sudah kubunuh kau dari lama." "Sebenci itu kalian denganku? Aku juga saudara kalian...