Halo
Vote + Comment
Enjoy!
.
.
.
"Cari semua gadis yang lahir di tahun yang sama seperti adikku, dan memiliki ciri-ciri tanda lahir di punggung tangannya."
"Baik Yang Mulia."
"Pastikan kalian mencari hingga ke tempat-tempat terpencil sekalipun," peringat Minhyung.
Sebanyak sepuluh orang pengawal dikerahkan untuk berpencar ke seluruh bagian Altera. Mereka dibagi dalam beberapa tim untuk mencari di berbagai tempat agar lebih mempersingkat waktu.
Rombongan itu berangkat pukul tujuh pagi, dan kembali lagi saat hari mulai sore.
"Yang Mulia, kami menemukan dua kandidat yang diyakini sebagai putri keempat. Kedua gadis ini lahir di tahun yang sama dengan tahun kelahiran putri, dan memiliki tanda lahir di punggung tangannya," lapor sang pengawal.
"Terima kasih, kalian boleh beristirahat sekarang."
Setelah pengawal yang melapor keluar, tersisa Minhyung, Jeno, Jaemin, Doyoung, para menteri, dan dua gadis dari desa yang berada di ruang utama.
"Sekarang bagaimana caranya kita mengetahui putri yang sebenarnya?" tanya salah seorang menteri.
"Mudah saja, supaya lebih cepat kita langsung lakukan percobaan untuk mensegel hutan sihir. Mereka akan mencoba satu persatu nanti, siapa yang berhasil berarti dia putri yang kita cari," sahut Jeno.
"Jeno benar. Tapi sebelum itu, kalian berdua harus tau konsekuensi bagi orang yang berhasil mensegel hutan sihir."
"Apa itu Yang Mulia?" tanya salah seorang gadis.
"Mati."
Jaemin lantas membelalakkan matanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Kau tau dari mana kak?!"
"Dari buku. Disana tertulis, untuk mensegel hutan sihir membutuhkan tenaga yang sangat besar. Kemungkinan besarnya adalah tenaga kalian akan habis dan kalian..."
"Tidak tidak, taruhannya nyawa?! Bagaimana bisa kita mengorbankan nyawa adik kita untuk mensegel hutan itu?!" ujar Jaemin tidak setuju.
"Jaemin, aku juga tidak mau hal itu terjadi tapi...itu sudah konsekuensinya."
"Kenapa tidak bisa aku saja?! Aku rela mati untuk Altera asal jangan adikku!"
"Jaemin..kita tidak bisa melakukan apapun."
"Argh!" Jaemin menggeram kesal, masih tidak setuju kalau nyawa yang harus menjadi taruhannya.
"Yang Mulia, saya sudah siap dengan apapun konsekuensinya."
"Saya juga Yang Mulia."
Jaemin menatap tidak percaya kearah dua gadis di hadapannya.
"Benarkah?" Tanya Minhyung.
Keduanya mengangguk mantap.
"Saya siap dengan konsekuensi apapun, sekalipun itu nyawa."
"Kalau begitu kita akan langsung coba melakukannya besok."
"Kak Minhyung?!"
"Maaf Jaemin, tidak ada acara lain dan kita harus segera mensegel hutan itu, sebelum penyihir berhasil menghancurkan Altera."
KAMU SEDANG MEMBACA
Altera || NCT Dream ✔️
Fanfiction"Kau tak lain hanyalah orang asing disini, jaga bicaramu atau aku tak akan segan memotong lidahmu." "Kalau bukan karena janjiku kepada mendiang ayahanda dan ibunda, sudah kubunuh kau dari lama." "Sebenci itu kalian denganku? Aku juga saudara kalian...