09. Serangan

3.7K 503 35
                                    

Halo!

Vote + Comment

Enjoy!

.

.

.


Pagi itu sekitar sepuluh orang pengawal sudah siap di halaman istana beserta dengan kuda-kuda mereka. Minhyung juga terlihat tengah mengencangkan tali kekang pada kudanya.

Sedangkan Jeno dan Jaemin, kedua pangeran itu hanya berdiri menunggu rombongan mereka berangkat, sebab mereka sudah lebih dulu siap.

Sang anak panglima kerajaan, Jisung juga akan ikut untuk memimpin pasukan pengawal, sedangkan ayahnya akan tetap berjaga di istana.

"Pangeran Renjun!"

Mendengar seseorang memanggil namanya, Renjun segera menoleh.

"Haechan? Ada apa?"

"Tidak..aku hanya ingin berpesan hati-hati di perjalanan.."

Renjun tersenyum manis, "Baiklah, terima kasih!"

"Aku menunggu kepulanganmu ya! Kita harus berbagi cerita lagi!" teriak Haechan, agar Renjun yang sudah berlari kecil menjauh darinya masih dapat mendengar suaranya.

"Pasti Haechan!"

Renjun segera bergabung dengan rombongan yang akan berangkat, karena mereka semua terlihat sudah siap dan menunggunya.

Karena semua sudah berkumpul, maka Minhyung langsung memerintahkan rombongan untuk berangkat.

"Sudah semua? Kita berangkat sekarang."

Mendengar perintah dari sang raja, Jisung segera memimpin jalan di depan, diikuti dua pengawal dibelakangnya, lalu diikuti kuda Minhyung, Jeno, Jaemin, dan Renjun. Dan terakhir delapan pengawal yang berjaga di barisan belakang.

Lima belas menit berkuda, akhirnya mereka mulai memasuki kawasan yang ramai oleh penduduk, pasar.

Setiap rakyat yang melihat kedatangan para petinggi istana segera memberikan hormat mereka.

Rombongan istana itu berhenti tepat di pusat pasar.

Minhyung turun dari kudanya, untuk berjalan sekaligus memeriksa keadaan rakyatnya aman terkendali.

Renjun pun ikut turun kala melihat beberapa anak kecil bermain didekat mereka.

langsung mendekati beberapa anak kecil yang terlihat sedang sibuk dengan dunia mereka.

"Halo! Kalian sedang main apa?" sapanya ramah.

Seorang anak perempuan menoleh, tidak menjawab sapaanya, hanya melongo dan menatap Renjun.

"Halo?"

"Wah kakak tampan, mau jadi kekasihku?" ceplos anak perempuan itu membuat Renjun tertawa.

"Hei! Dia itu pangeran, kau harus sopan," tegur salah seorang temannya, sedangkan yang di tegur seketika membelalakkan matanya, mulutnya terkatup dengan pipi memerah menahan malu.

"Ma-maaf pangeran, aku hanya bergurau," cicitnya.

"Hei tidak apa, lalu kau sedang bermain apa dengan temanmu ini?"

"Aku membuat gelang! Aku merangkainya dari benang warna-warni ini sekaligus mengajarkan temanku," sahutnya semangat, seakan lupa dengan kejadian barusan.

Altera || NCT Dream ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang