15. Petunjuk

2.8K 430 55
                                    

Halo

Vote + Comment

Enjoy!

.

.

.



"Yang Mulia, sungai yang menjadi sumber air di Altera mulai mengering."

Minhyung menghela napas, lagi dan lagi masalah datang membuatnya sangat pusing.

"Yang Mulia saya izin berpendapat, dari kejadian akhir-akhir ini, sudah dipastikan kalau kejadian ini bukanlah bencana alam, tapi sudah pasti direncanakan oleh seseorang," ucap salah seorang menteri.

"Memang, dari awal aku sudah curiga kalau ini pasti ulah penyihir. Kau tau sendiri hubungan kita dengan bangsa mereka sangat buruk. Kurasa mereka ingin kembali untuk membalaskan dendamnya," sahut Minhyung.

"Tapi aku masing bingung, Renjun sudah di penjara kenapa masih ada kejadian-kejadian aneh? Bukannya dia penyihir yang melakukan semua ini," tanya Jeno.

"Mungkin penyihir lain yang melakukannya."

"Sudah kubilang Renjun belum tentu penyihir," sahut Jaemin.

"Kau ini ada apa? Kenapa jadi membelanya terus Jaem?!"

"Aku tidak membela, tapi dia tidak memiliki ciri fisik seorang penyihir. Kau tau kan setiap penyihir memiliki tanda di pundaknya. Renjun tidak memiliki itu."

"Bisa saja dia menutupinya. Penyihir itu sangat licik Jaemin."

"Yang Mulia.." seorang menteri memotong.

"Ada apa menteri Lee?"

Minhyung melihat adanya keseriusan di wajah sang menteri, sepertinya pria itu akan mengatakan sesuatu yang penting.

"Apakah Yang Mulia masih ingat dengan kejadian yang pernah diceritakan oleh ayah Yang Mulia? Tentang obsesi pemimpin dari bangsa penyihir yang ingin menghancurkan Altera setelah dia berhasil menyempurnakan kekuatannya?"

"Ya aku ingat."

"Ini sudah hampir lima puluh tahun berlalu sejak kejadian itu.. Saya rasa dia sudah berhasil menyempurnakan kekuatannya dan inilah waktunya Yang Mulia, inilah waktunya bangsa penyihir akan menghancurkan Altera."

"Mereka sangat licik, menghancurkan Altera secara perlahan-lahan, membuat kekacauan dan membuat rakyatku semakin lama semakin menderita. Kita harus segera melawan mereka sebelum kita berhasil di hancurkan."

"Mereka tidak akan berhenti menyerang kita sebelum hutan sihir tersegel, karena mereka masih akan terus memiliki celah untuk memasuki Altera, kecuali jika kita berhasil mensegel hutan sihir dan memblokir jalan masuk mereka ke Altera."

"Kalau begitu ayo lakukan sekarang, ayo kita segel hutan sihir supaya mereka tidak bisa lagi masuk ke Altera," sahut Jeno.

"Sayangnya tidak semudah itu pangeran. Hanya orang tertentu yang bisa melakukannya."

"Orang seperti apa?"

"Yang saya tau, orang yang bisa mensegel hutan sihir adalah keturunan keempat dari Raja Lee, atau bisa juga keturunan kelimanya."

"Hah kau bercanda?! Keturunan keempat raja Lee sudah tiada! Adikku sudah meninggal. Sedangkan ayahanda dan ibunda tidak memiliki anak kelima. Lalu artinya kita tidak akan bisa mensegel hutan sihir?!" kesal Jeno.

Altera || NCT Dream ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang