19. It's hurts to see...

107 20 1
                                    

Gisel berlari sekuat tenaga menelusuri pemukiman yang masih sepi karena masih pagi, Gisel mempercepat langkah nya saat melihat ada ibu-ibu yang keluar dari rumah.

"IBU TOLONGIN SAYA" teriak Gisel menghampiri ibu ibu yang tengah nyapu di depan rumah nya

"Astagfirullah mbak kenapa?" Tanya ibu itu ikut panik

"B-bu t-tolong, s-saya di kejar sama pembunuh. Tolongin temen saya bu, dia masih di sana" ujar Gisel udah nangis meminta tolong

"Ya ampun, bentar. PAK BAPAK KESINI DULU" teriak ibu ibu itu meneriaki suami nya yang ada di dalam rumah

Percakapan mereka mengundang warga lain buat ikut, "Pembunuh?" Tanya salah satu warga itu

"D-dia buronan, k-kalau gak salah n-nama nya re-refendii" ujar Gisel berhasil mengingat nama yang waktu itu papah nya ceritakan

Semua warga terlihat terkejut, "Itu burunan 5 tahun yang lalu kan? Kamu yakin itu orang nya nak?" Tanya ibu yang tadi

"I-iya saya yakin, saya mohon pak Bu tolong teman saya" ujar gisel memohon

Mereka semua terutama bapak-bapak nya langsung menuju ke tempat yang tadi di tunjukin sama Gisel, ibu yang tadi juga udah nelpon polisi buat datang.

"Lix tahan bentar lagi, gue mohon. Please gue gak mau kehilangan lagi, gue janji Lix. Abis ini gue bakal ungkapin semua perasaan gue ke lo gue gak bakal nolak-nolak lo lagi. Gue mohon tahan bentar lagi"



"FELIX" jerit Gisel histeris

Felix membalikan tubuhnya melihat Gisel yang lari menghampiri dia sambil nangis.

Warga langsung lari mengejar buronan itu, Gisel juga langsung lari ke arah Felix yang udah berdarah.

"Tuhan apa lagi ini, aku mohon jangan rebut dia juga. Jangan kali ini juga"

Isak Gisel makin keras saat melihat  pisau yang tertancap di paha Felix, "Jangan nangis, gue gapapa" ucap Felix pelan

Gisel langsung merobek baju nya dan membuat seperti donat, lalu dia menempelkan kain itu ke paha Felix yang tertancap pisau. Hanya pertolongan pertama ini yang bisa Gisel lakukan "Kenapa lo bisa kaya gini? Lix lo bilang bakal jaga gue terus. Kalau dengan gini harus nya tadi lo jangan minta gue buat lari Lix, KENAPA LO JADI NYAKITIN DIRI LO JUGA" jerit Gisel dengan air mata yang terus mengalir di pipi nya sambil menekan luka Felix

Felix merintih kesakitan apalagi darah nya malah terus mengalir "Jangan ngomong gitu, gue gapapa" ucap felix

Lalu tadang warga yang ngajak Gisel dan Felix ke rumah sakit.

Gisel ikut berdiri di belakang Felix yang digendong "Dari awal lo emang gak akan pernah bisa gue gapai Lix, tapi gak dengan cara ini Lix. Kalau lo lindungin gue tapi harus ngelukain diri lo juga gue... Gue gak bisa maafin diri gue Lix, gue harus ngomong apa sama bunda lo? Gimana gue jelasin ke aji sama haris Lix?"

"Mbak gapapa? Ayo saya gendong juga ya, kaki mbak juga luka kan?" ucap salah satu warga lalu menggendong Gisel juga








Gisel terdiam melamun di depan IGD dengan baju dan rambut yang berantakan. Kaki Gisel sendiri tadi udah di periksa dan udah di gips juga tapi dia milih diam di depan sini menunggu Felix.

"Gisel?" Panggil mamah nya menghampiri Gisel

"Sayang? Kamu gapapa?" Tanya mamah Gisel lalu memeluk Gisel

"Mah... Felix" ucap nya kembali terisak lagi

Dada dia sesak, di saat dia mau mulai buka hati lagi kenapa orang yang berhasil bikin Gisel mau buka hati malah kaya gini.

BETTER |Giselle X Felix|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang