20. Everything it's gonna be okay

99 19 3
                                    

Gisel kembali melamun di meja makan, setelah tadi dia mandi dan ketiduran sekarang dia lagi mau makan. Tapi nafsu makan nya hilang gitu aja, mau nangis lagi aja kalau inget Felix sekarang lagi gimana.

Dokter emang bilang udah gapapa karena luka tusukan nya gak terlalu dalam tapi tetap saja rasa bersalah menghantui dirinya. Kalau aja dia bisa balik ke masa lalu dia pasti lawan Natasa dan temen-temen nya, dia gak bakal jalan sambil ngelamun dan jatoh ke lubang itu.

Mungkin semua nya akan berbeda kalau Gisel berani, tapi kenapa dia malah lemah. Di saat yang lain terus membully nya kenapa dia gak pernah mau lawan? Apa sih yang Gisel takutin? Mereka semua gak ada apa-apa nya, kenapa Gisel harus takut?

"Sayang?" Panggil mamah Gisel saat melihat makanan Gisel yang masih utuh

"Mah... Aku mau ke RS lagi" ucap nya pelan

Mamah Gisel menghampiri putri semata wayangnya ini lalu mengelus pelan rambut Gisel, "Kalau kamu mau ketemu Felix lagi, makan dulu ya. Isi tenaga kamu, baru kamu bisa temuin Felix. Kalau kamu gak makan terus sakit nanti kamu malah gak bisa nemuin Felix" ujar mamah Gisel lembut

"Tapi nafsu makan aku ilang mah, ini semua gak bakal terjadi kalau aja aku berani lawan mereka. Aku bego cuma diem aja pas mereka nindas aku" ujar Gisel terus-menerus menyalahkan diri nya

Bahkan sepanjang jalan di mobil pun Gisel gak ada berhenti nya nangis dan meruntuki diri sendiri. "Stop ya, jangan nyalahin diri kamu terus" ujar mamah Gisel menahan isakan

Kedua kali nya melihat Gisel harus terpuruk seperti ini lagi, dulu sehari setelah Tara meninggal Gisel bahkan mengurung diri di kamar sampai 3 hari itu pun keluar karena taro terus-menerus membujuk nya.

"Makan ya, abis makan kamu boleh ke RS" ujar mamah Gisel membujuk

Gisel mengangguk menurut, cuma dengan dia makan baru boleh pergi ke RS. Meskipun dikit tapi setidaknya dia harus isi tenaga juga, dia gak mau ambruk di depan Felix nanti.











Gisel berjalan pelan menelusuri koridor rumah sakit, "Kak Gisell" teriak Feli berlari menghampiri Gisel

Gisel tersenyum lalu memeluk Feli, "Feli mau kemana?" Tanya Gisel

"Mau pulang, besok Feli masih harus sekolah" ujar Feli sudah mulai ceria lagi

Gisel kembali berdiri lalu tersenyum ramah ke Livia kakak nya Felix, livia pun ikut senyum lalu memeluk Gisel.

"Felix tadi bangun-bangun langsung nyariin kamu sel" ucap Livia

Gisel tertegun mendengar kalau Felix udah bangun, "Dia udah bangun kak?" Tanya Gisel

Livia melepas pelukan nya, "Tapi tadi tidur lagi efek obat, ke sana aja ada bunda juga. Aku masih harus balik nemenin Feli ada kuliah juga buat besok pagi" ujar Livia

Gisel kembali mengeluarkan air mata nya, "Maaf ya kak, gara-gara aku-" ucap Gisel

Livia mendekat lalu memeluk Gisel lagi, "Hey stop it, jangan salahin diri kamu lagi. Bunda udah bilang kan? Kalau takdir udah berkata gini kita gak bisa lawan, hapus air mata kamu. Stop crying, kamu mau Felix marah lihat kamu nangis dan terus-terusan nyalahin diri kamu sendiri gini?" Ujar Livia menenangkan

Feli pun ikut meluk kaki Gisel, "Don't cry kak Gisel, everything it's gonna be okay" ujar Feli

"Makasih kak, Feli" ujar Gisel menghapus air mata nya

Livia tersenyum hangat lalu segera pamit saat sang ayah udah nelponin dia, "Gih sana, kita pulang dulu ya" ujar Livia lalu menggandeng Feli










BETTER |Giselle X Felix|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang