Bagian 9

234 80 57
                                    

Elena berjalan menuju halte, seperti biasa ia akan menunggu taxi pulang. Ia menengok kanan dan kiri terus menerus, namun taxi tidak kunjung datang.

"Pulang?" Tanya lelaki yang ada disampingnya. Elena menatap sinis.

"Udah tau satu sekolah, pulangnya ya pasti bareng. Pikun ya lo."

"Maksud gue, pulang bareng?" Jelas Rendy.

"Makanya, ngomong jangan ngegantung. Orang kan jadi salah paham." Kesal Elena.

"Elena balik sama gue." Ucap seorang lelaki yang baru saja datang dengan geng motornya. Siapa lagi kalau bukan ketua Nigreos.

"Lo gak aman." Ucap Rendy dengan wajah datar.

"Sembarangan." Balas Farel tak kalah datar.

"Gue nunggu taxi." Kesal Elena.

"Lo, pulang bareng gue." Ucap Rendy dengan penuh penekanan.

"Elena balik bareng gue." Balas Farel tak mau kalah.

"Elena bahaya kalau sama lo." Ucap Rendy.

"Lebih bahaya sama lo. Misalnya kejadian di perusahaan nyokap lo." Balas Farel.

"Apaan sih. Gitu aja rebutan kayak bocah TK. Gue bisa balik sendiri, ribet lo semua." Kesal Elena.

"Oke, lo mau balik sama siapa?" Tanya Farel.

"Sama om taxi. Puas lo pada!" Kesal Elena.

"Kalian tuh kenal aja nggak, eh berantem soal balik doang." Ucap Elena.

"Kata siapa gak kenal?" Celetuk Farel.

"Urusan kita bukan disini." Balas Rendy.

Elena yang mendengar nya mengerutkan dahi, apa yang dimaksud dengan Rendy? Urusan? Apakah mereka pernah berurusan? Setau Elena, Rendy bukan geng motor seperti Farel. Entahlah, Elena tidak peduli.

"Revan, mending lo deh yang antar gue." Ucap Elena sambil menghampiri Revan.

"Gue?" Tanya Revan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya elo."

"Lah, kok gue?" Tanya Revan heran.

"Yaudah kalau gak mau, gue nunggu taxi." Ucap Elena sambil beranjak ke lain arah.

"Sama pak ketu aja. Revan lagi jaga hati buat seseorang." Celetuk Bintang.

"Lah? Emang gue minta hatinya? Lagian hati dia bukan urusan gue." Balas Elena.

Elena berjalan menuju halte disebelahnya, ia dibuat kesal karena adanya mereka. Bukannya antar, malah rebutan. Dengan cepat, Farel menarik Elena menuju motornya.

"Naik." Titah Farel. Elena menatap Farel sinis sambil memasang wajah cemberut.

"Jangan gitu, muka lo kayak tikus comberan." Ucap Farel sambil menaiki motornya.

Elena menaiki motor Farel, namun ada hal yang tertinggal. Elena menuruni motor Farel dan berlari menuju Rendy yang masih berdiri menatap mereka.

"Ren maaf ya. Nanti kalau Farel bahaya, gue pukul pake ulekan ajaib dari lo." Ucap Elena.

"Ya."

"Yaudah, gue duluan."

Elena kembali menaiki motor Farel. Dan mereka pun mulai melajukan motornya. Padahal, Elena ingin pulang bersama Rendy, namun entah kenapa ia menerima ajakan Farel.

Saat diperjalanan, mereka melewati segerombolan motor. Dengan cepat, segerombolan geng motor tersebut menghalangi laju Farel, sang ketua Nigreos. Untung saja, jumlah Nigreos sebanding dengan jumlah segerombolan geng yang menghalangi Nigreos.

NIGREOS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang