Bagian 26

97 25 17
                                    

Semua murid berkumpul di lapangan basket untuk menyaksikan penampilan dari tim basket SMA Tunas Bangsa. Suara-suara memenuhi lapangan basket dalam ruangan, mereka memberi semangat pada salah satu tim, bahkan keduanya.

"Balik aja yuk Kay." Ucap Elena saat pertandingan baru saja dimulai.

"Jangan dong Len, gue kan mau nonton Tatang gue. Lo kan bisa nonton Farel." Balas Kayla.

"Ada Rendy." Ucap Elena sambil menatap ke arah Rendy yang sedang memantulkan bola basket.

"Ya jangan lo liatin. Dukung Farel aja." Balas Kayla.

"Tapi mata gue gak bisa beralih dari dia." Kayla yang mendengarnya langsung menatap Elena lekat.

"Lo masih suka sama dia?" Tanya Kayla serius, sedangkan Elena hanya menggeleng dan mengangkat kedua bahunya.

"Tapi, iya sih. Gue belum sepenuhnya melupakan dia." Balas Elena.

"Berarti lo masih suka sama dia?" Elena mengangkat bahunya kembali.

"Kenapa sih Len, dia udah ngecewain lo. Masa lo gak ada rasa benci yang buat lo lupa apa? Cowok itu masih banyak Len, bukan cuman dia doang. Masa lo mau sih disakitin terus sama dia."

"Tapi hati gue gak bisa bohong, gue akui bahwa gue masih suka sama dia. Meskipun gue berusaha buat benci sama dia. Tapi gue memang kecewa sama dia." Balas Elena.

"Len, Rendy itu musuh lo. Dia mau nyelakain lo, sedangkan elo? Lo malah suka sama dia? Plis Len, lo jangan bodoh deh, jangan mau diguna-guna."

"Gue juga sebenarnya gak mau suka sama dia lagi Kay, tapi perasaan gue tetap mengarah pada dia." Balas Elena.

"Ada Farel, kenapa gak coba aja buat suka sama Farel?" Usul Kayla. Elena membulatkan bola matanya.

"Gila lo, cinta gak bisa dipaksakan. Lagian Farel juga musuh gue." Balas Elena.

"Ya mungkin sekarang lo jelek-jelekin Farel, tapi suatu saat nanti, lo bakal suka sama dia."

"Gak akan. Meskipun gue udah moveon sama Rendy, tapi gue gak akan pernah suka sama Farel." Balas Elena.

"Takdir gak ada yang tau." Balas Kayla terkekeh.

Disisi lain, Farel menatap Rendy tajam dan dengan gerakan yang cepat, Farel berhasil mengambil bola dari tangan Rendy. Ia pun segera memantulkan bola basket tersebut ke dalam ring lawan.

"Lo bisa memenangkan pertandingan ini, tapi belum tentu lo bisa jaga Elena dari gue." Bisik Rendy.

"Dengerin gue baik-baik. Lo gak akan pernah berhasil dengan rencana jahat lo!" Tegas Farel, lalu Farel pergi sambil menabrak dada Rendy.

Dan pada akhirnya, tim Farel memenangkan pertandingan tersebut. Semua orang yang mendukungnya bersorak ria dan beberapa orang memotret tim Farel yang sedang bergembira memenangkan pertandingan ini.

"Sampai kapanpun, lo gak akan pernah menang dari gue!" Bisik Farel dengan senyum smirk nya.

•••

Elena menulis pada buku hariannya, ia menceritakan apa yang ia rasakan saat ini. Namun tak lama, suara nada dering telepon berbunyi, Elena melihat nama yang tertera, lalu ia menekan tombol hijau.

"Halo?"

"Len, gawat. Farel terima taruhan untuk ikut balapan liar." Ucap Kayla yang terdengar panik.

"Balapan liar? Dimana?"

"Nanti gue sharelock. Lo kesini ya."

"Lo ada disana?"

NIGREOS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang