Matahari mulai menyinari bumi, angin pagi yang begitu segar, dan awan yang begitu indah. Elena dan Farel duduk di atas rooftop sebelum jam pelajaran dimulai.
Kondisi Elena belum sepenuhnya pulih, ia masih trauma akan hal yang dialaminya kemarin. Elena sangat takut, ia terus meminta Farel untuk menemaninya. Entah kenapa, hanya Farel yang bisa membuat Elena tenang.
"Setelah penilaian akhir semester ini, mau gak kalau kita ngadain camping?" Tanya Farel. Elena berfikir sebentar, lalu ia menatap Farel.
"Tenang, Nigreos dan bodyguard lo pasti akan jagain lo." Lanjut Farel.
"Gue gak mau dijagain bodyguard. Malu gue." Ucap Elena.
"Maunya dijagain gue ya?" Tanya Farel terkekeh. Elena menatap sinis pada Farel, lalu memalingkan wajahnya.
"Lo kali yang pengen jagain gue." Balas Elena.
"Ya emang." Balas Farel sambil mengacak-acak rambut Elena. Dengan cepat Elena menghempas tangan Farel dari kepalanya. Elena pun mengacak rambut Farel juga, ia tak mau kalah.
Mereka berlarian mengelilingi rooftop yang cukup luas. Tawa mereka lepas, mereka asyik mengacak rambut satu sama lain. Mereka pun saling dorong, entah untuk apa.
Dan suatu ketika, ada seseorang yang datang begitu saja, dan berdiri di hadapan Elena. Tawa mereka berhenti seketika, Elena mundur perlahan ke belakang tubuh Farel. Ya, Rendy yang baru saja datang dan merusak moment bahagia mereka.
Wajah Elena terlihat pucat, Elena mulai lemas setelah melihat wajah Rendy yang berada di hadapannya. Ia langsung terbayang akan kejadian yang dilihatnya kemarin.
"Mau apa lo kesini?!" Tanya Farel dengan nada tinggi.
"Ini tempat umum." Balas Rendy dengan wajah seperti tidak ada beban.
"Gue tau, tapi buat apa lo berdiri disini?!"
"Gue mau tagih jawaban Elena." Balas Rendy.
"Brengsek!" Farel langsung melayangkan kepalan tangannya, pukulan itu mendarat di pipi Rendy dengan sangat kencang.
Rendy pun tak mau kalah, ia juga menghajar Farel. Namun bagi Farel hantaman Rendy tidak ada apa-apanya. Rendy hanya bisa melawan jika membawa senjata.
"Jangan nampakin wajah busuk lo di depan Elena! Sekali lagi lo berdiri di hadapan Elena, habis lo sama gue!" Ancam Farel.
"Mau bunuh gue? Silahkan. Elena juga bakal trauma sama lo." Balas Rendy.
"Gue gak bodoh kayak lo!" Balas Farel.
"Gue kesini cuman nagih jawaban dari Elena." Ucap Rendy.
"Pergi lo dari sini!" Bentak Farel sambil menunjuk ke arah pintu keluar rooftop.
Rendy tersenyum menyeramkan, lalu ia melihat Elena sebentar. Setelah itu Rendy pergi dari hadapan mereka berdua.
Farel menatap Elena, ia mengusap kepala Elena, lalu memeluknya. "It's oke, ada gue." Ucap Farel lembut sambil memeluk dan mengusap kepala Elena.
"Gue akan selalu melindungi lo." Lanjut Farel. Elena hanya diam, memeluk Farel dengan erat.
"Gue takut." Lirih Elena.
"Tenangin diri lo, jangan mikir aneh-aneh. Pikirin apa yang buat lo bahagia, contohnya tadi."
Elena melepaskan pelukan Farel, lalu ia menatap Farel lekat. Elena tersenyum, meskipun senyuman itu terlihat sangat lemas.
"Makasih ya Rel. Gue udah banyak repotin lo." Ucap Elena.
"Gue gak ngerasa di repotin. Justru gue senang melakukannya." Balas Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGREOS [Tamat]
Teen FictionNigreos, sebuah geng motor yang terkenal. Geng motor tersebut, sebelumnya di nilai tidak baik oleh orang-orang sekitar. Namun, setelah berganti ketua, geng motor tersebut menjadi geng yang terkenal akan kebaikannya. Meskipun, terkadang Nigreos mengi...