Bagian 23

101 29 14
                                    

Elena berjalan di bawah derasnya hujan. Ternyata orang yang ia banggakan telah mengecewakannya. Kenapa semua ini terjadi padanya? Mengapa ia tidak bisa hidup bebas seperti orang pada umumnya? Mengapa ada orang yang ingin menghancurkan keluarga nya?

"Kenapa dunia luar itu begitu kejam?" Ucap Elena sambil melihat ke atas awan yang gelap.

Elena tertawa miris. "Baru segini cobaannya kok nangis sih Len, orang-orang lebih berat cobaannya dari apa yang lo alami saat ini." Ucap Elena pada dirinya sendiri.

"Tapi apa bisa gue hidup ditengah-tengah orang jahat yang coba mengacaukan hidup gue, bahkan keluarga gue."

"Argghhh! Kenapa orang jahat harus ada dikehidupan ini!" Teriak Elena di tengah derasnya hujan.

"Len!" Ucap seseorang yang berlari menghampiri Elena. Tak lain dan tak bukan, orang itu adalah Farel, yang selalu ada untuknya.

"Kenapa lo bohongin gue juga Rel?" Lirih Elena.

"Gue gak mau lo terluka."

"Tapi sekarang? Semua rahasia akan terbongkar Rel, lebih baik membongkarnya lebih dulu."

"Maafin gue. Gue tau perasaan lo, gue tau kekecewaan lo, gue ngerti Len. Gue gak tega jujur sama lo saat lo lagi benar-benar bahagia sama dia Len."

"Terus apa yang bakal lo lakuin? Terus jagain gue? Gue bukan anak kecil Rel!"

"Gue gak mau lo kenapa-kenapa." Balas Farel.

"Iya gue gak kenapa-kenapa, tapi elo yang kenapa-kenapa." Ucap Elena.

Di belakang mereka berdua, ada Bintang, Kayla, Revan dan Nigreos yang menyaksikan perdebatan mereka berdua tanpa Elena dan Farel sadari. Kayla ingin menghampiri Elena namun ditahan oleh Bintang, ia membiarkan Farel yang mengurusi Elena sekarang.

"Tinggalin gue sendiri Rel. Gue butuh waktu sendiri." Lirih Elena.

"Len-"

"Gue gak akan kenapa-kenapa. Yakin sama gue, gue akan baik-baik aja. Tolong tinggalin gue sendiri." Ucap Elena.

"Gue gak akan tinggalin lo sendiri, apalagi saat lo lagi kayak gini." Balas Farel.

"Gue gak mau ngerepotin lo lagi Rel. Lo udah banyak mengorbankan diri lo sampai bonyok. Gue gak mau lo penyok dan harus diketok magic."

"Itu lo perhatian sama gue apa lagi menghina muka gue sih?" Tanya Farel. Elena menatap Farel sinis.

"Lo benar-benar nangis Len?" Tanya Farel seraya memegang pipi Elena.

"Gue ketawa Rel." Balas Elena.

"Gue tau kok lo sedih. Lo pengen nangis lepas kan tanpa terlihat? Yaudah." Ucap Farel sambil merentangkan tangannya.

"Yaudah apa?" Tanya Elena tidak mengerti.

Farel mendekat ke arah Elena, lalu ia memeluk Elena dengan lembut. Elena menangis di dalam pelukan Farel, meskipun air matanya menyatu dengan air hujan, tapi tetap saja ia tidak ingin teman-teman yang lainnya tahu bahwa ia menangis.

"Lo tenang ya. Hal ini gak akan terus menimpa lo, yakin itu Len. Jangan terlarut dalam kesedihan ya. Kalau lo kesel, pengen marah, marahin aja pelakunya, luapkan amarah lo, sampai lo lega." Ucap Farel lembut. Dibalik pelukan Farel, Elena tersenyum.

"Gue bingung deh, gue sedih, tapi gue pengen ketawa." Ucap Elena.

"Masih muda Len, perjalanan lo masih panjang. Jangan dulu gila. Masalah lo belum kelar." Balas Farel. Dengan cepat Elena memukul punggung Farel.

"Gue lagi sedih, jangan ngeselin." Balas Elena yang masih saja memeluk nya.

"Tapi lo terhibur kan?" Tanya Farel tertawa.

NIGREOS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang