Bagian 15

115 34 16
                                    

Awan hari ini begitu gelap, suara gemuruh terdengar sangat kencang dan mengejutkan orang-orang, hujan pun turun sedikit demi sedikit.

Farel terus melajukan motor kesayangannya meskipun dalam keadaan hujan, ia tidak sendiri, tentunya ia bersama dengan Elena. Mereka berniat untuk menyusun rencana selanjutnya di markas Nigreos.

Hujan lebat membasahi keduanya, mereka ingin berteduh namun tempat berteduh sudah dipenuhi orang-orang.

Terdengar motor yang sangat bising melebihi suara derasnya hujan. Motor itu berada tepat di belakang Farel dan Elena. Farel melihat kaca spionnya, sepertinya ia mengenali siapa mereka.

Farel menancap gasnya dengan sangat kencang, seketika Elena memeluk Farel erat. Jika tidak begitu, ia akan terbawa angin dan terjatuh.

"Rel mereka siapa sih?" Teriak Elena, namun Farel tidak menjawabnya.

Farel belok ke tikungan tajam dengan mudahnya tanpa terjatuh sedikitpun. Padahal motornya hampir menyentuh aspal.

"Rel jangan kencang-kencang. Nanti gue celaka gimana." Teriak Elena lagi.

Farel belok kembali ke gang yang tidak terlalu kecil dan hanya cukup satu mobil yang melintas, lalu Farel memasukan motornya ke dalam sebuah rumah yang cukup besar namun tidak ada pagarnya. Dengan cepat Farel masuk ke dalam garasi kosong dan ia tutup secepat mungkin.

Farel bernafas lega, ia berhasil lari dari orang-orang di belakangnya tadi. Mereka adalah geng Gloryous yang tidak henti-hentinya membuat masalah dengan Nigreos. Saat melihat kaca spion tadi, Farel melihat logo jaket mereka dan stiker di motor mereka. Maka dari itu ia melajukan motornya dengan sangat cepat.

Takut? Pengecut? Tidak. Farel tidak ingin Elena celaka oleh geng tersebut karena tidak ada orang yang menjaganya. Jika tidak ada Elena, Farel akan langsung menghabisi mereka secepat mungkin.

"Rel tadi siapa sih?" Tanya Elena sambil memeluk lututnya kedinginan.

"Gloryous." Jawab Farel.

"Kok lo kabur sih? Kenapa gak lawan aja? Lo takut?"

"Kalau gue lawan dijalan sepi, dalam keadaan hujan, dan lo diam ngeliatin gue ribut. Pasti salah satu dari mereka bakal nyelakain lo Len." Balas Farel. Elena mengangguk-anggukan kepala nya dan bibirnya berbentuk 'O'.

"Tapi kan gue bawa ulekan. Gue juga bisa bantuin lo." Ucap Elena.

"Mereka licik. Lo gak bakal bisa baca serangan mereka." Balas Farel.

"Yaudah, kalau gitu, gue lari aja ke tempat yang banyak orang. Biar lo ribut sendiri." Ucap Elena yang terus-menerus membahas soal tadi.

"Yaudah, mau ngulang?" Tanya Farel.

"Yakali, nanti kita keluar, mereka ada. Mana warga disini kayaknya lagi tidur." Balas Elena.

Elena mengedarkan pandangannya melihat isi ruangan tersebut. Mengapa Farel bisa memasuki rumah ini?

"Oiya Rel, ini rumah siapa?" Tanya Elena.

"Rumah simpenan bokap gue, tadinya buat abang gue. Sekarang biasanya dipakai buat karyawan bokap gue." Jawab Farel.

"Oh iya, kayaknya gue nyimpan jaket Nigreos di rumah ini. Tunggu, gue masuk dulu ya." Ucap Farel, diangguki oleh Elena.

Saat ini mereka sedang berada di garasi yang tertutup rapat. Dan di dalam garasi tersebut ada pintu masuk kedalam rumah. Jadi Farel tidak perlu keluar garasi untuk masuk ke dalam rumah.

"Nih." Ucap Farel sambil mengulurkan jaket Nigreos miliknya.

"Cuman ada satu?" Tanya Elena.

"Iya, ini punya abang gue."

NIGREOS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang