Bagian 10

156 41 15
                                    

Elena mendekat kembali kedalam perkelahian sambil membawa mic dan speaker yang ia pinjam. Lalu menyalakannya dengan volume sangat tinggi, agar seluruh dunia bisa mendengarnya.

"Hei. Lo semua punya nyawa berapa sih? Lo mau mati tragis? Lo semua gak ingat masa depan? Lo semua gak ingat orang tua lo? Lo semua gak punya otak? Bisa gak kalau perkelahian nya ganti sama berdebat secara kekeluargaan? Selesaikan secara baik-baik."

"Buat apa lo semua sekolah, gak ada gunanya kalau pada akhirnya lo mati dengan cara yang bodoh."

Beberapa orang, khususnya geng Gloryous kehilangan fokusnya karena mendengar suara Elena yang nyaring mengganggu telinga.

"Apa lo liat gue?! Sadar gak lo!"

"Capek capek nyokap lo semua ngelahirin lo semua, membesarkan lo semua, kerja keras buat lo semua. Tapi balasan lo kematian, mana mati nya tragis dengan cara yang bodoh."

"Lo pada ingat gak orang tua lo dirumah, yang kesusahan cari makan buat membesarkan lo semua, mereka kerja keras demi lo semua, mereka nunggu lo semua pulang! Pulang kerumah, bukan ke yang Maha Kuasa."

"Tapi, gue yatim piatu." Ucap salah satu anak Nigreos.

"Maaf, mungkin orang tua lo lagi liatin lo berkelahi kayak gini." Balas Elena.

"Coba lo semua bayangin, gak usah jauh-jauh deh. Lo semua bayangin kalau lo mati di tempat ini. Dan dikeadaan sekarat, lo dipenjara, dan akhirnya lo mati. Lo gak seram gimana nanti diakhirat? Mana nanti orang tua lo semua pasti kecewa, sedikit yang ngedoain lo semua, roh lo semua gak tenang, gentayangan, mana banyak dosa, gimana?"

"Lo semua itu harapan orang tua, masa mau ngecewain gitu aja tanpa ada balasan kebahagiaan?"

"Oke, karena gue udah capek ngomong, berbusa mulut gue. Disini gue serasa jadi host tawuran. Jadi jalan yang paling tepat, telepon polisi!"

Beberapa orang berhenti dari perkelahian, namun tak banyak juga yang masih fokus dalam perkelahian tersebut tanpa mendengar apa kata Elena.

"Nanti, kalau kalian ditangkap, sekalian gue pukul kalian satu-satu!"

Elena membuka ponselnya, lalu ia pura-pura memanggil polisi, ia menyimpan ponselnya didekat mic, agar semua mendengarnya. Panggilan tersambung, Elena tersenyum.

"Halo pak, ada perkelahian di tempat saya berada. Saya akan mengirim lokasi saya secepatnya." Ucap Elena.

"Baik!" Ucap orang tersebut dibalik ponsel Elena. Dengan cepat, geng Gloryous berlari menuju motornya.

"Takut kan lo semua! Makannya jangan so soan jadi jagoan!" Teriak Elena.

Elena memasang suara mobil polisi dari ponselnya. Ia menahan tawa saat melihat raut wajah ketakutan dari geng Gloryous.

"Bodohnya natural banget. Lulusan TK ya lo pada, otaknya dangkal. Belajarnya tawuran mulu sih." Teriak Elena yang masih tertawa.

Elena memberhentikan suara diponselnya. Ia tertawa saat mendengar ulang suara tadi yang asal suaranya dari youtube, ia berbicara dengan polisi pun lewat youtube.

"Gila, otak gue gak dangkal. Keren banget bisa misahin mereka dengan cara spele. Dari tadi kek gue ngelakuin ini, kenapa harus nyeramahin sampe mulut gue berbusa." Gerutu Elena.

Elena kembali ke tempat bapak-bapak tadi berdiri. Ia mendapat pujian dari warga sekitar yang melihatnya, mungkin sebentar lagi ia akan viral. Meskipun tingkahnya sedikit memalukan.

Elena mengembalikan mic dan speaker itu, lalu mengucapkan terimakasih. Setelah itu ia membawa tas yang di titipkan disalah satu toko.

Elena menatap Farel sinis, lalu ia melewatinya begitu saja. Ia pergi untuk mencari taxi, atau angkutan umum pun tak masalah baginya. Ia sudah malas melihat wajah Farel yang tidak menurutinya.

"Elena, kan kita belum ngobrol." Ucap Farel sambil mengejar Elena.

"Capek, mulut gue udah berbusa!" Balas Elena.

"Len, kan gue mau antar lo." Ucap Farel yang masih terus mengejar Elena.

"Antar aja anggota lo. Gimana mau antar gue, kalau anggota lo aja gak diajak ke jalan yang benar." Balas Elena.

"Len!" Ucap Farel sambil menahan tangan Elena.

"Udah, gue capek!" Kesal Elena.

"Len, iya maaf, tadi lo gue kacangin. Gue juga kan bertanggung jawab atas anggota gue, masa ketua cuman ngeliatin doang."

"Ya ketua melerai dong, kok malah ikut-ikutan!"

"Iya lain kali gue gak akan lagi kayak gini." Balas Farel.

"Sana! Jangan ngikutin gue!"

"Tapi Len-" Ucap Farel terpotong.

"Lo mau gue habisi juga? Lo tau kan gue udah jadi jagoan neon?!"

"Iya, maaf. Terus lo balik sama siapa?"

"Sendiri!"

Seorang lelaki berhenti tepat dihadapan Elena. Elena tersentak kaget, saat ia mengetahui siapa orangnya, Elena tersenyum. Raut wajahnya berubah dalam satu detik.

"Rendy?" Ucap Elena antusias.

"Gue antar. Lo gak aman kalau sama dia." Ucap Rendy dingin.

"Lo apa-apaan! Main curang!" Kesal Farel.

Rendy melajukan motornya dan meninggalkan Farel. Daripada ia harus menunggu taxi yang sedari tadi tidak terlihat, lebih baik ia mengambil jalan yang lebih mudah dihadapan mata yang membuatnya juga bahagia.

"Len!"

"Katanya lo mau balik sendiri!"

•••

Nigreos (Naga dan Beruang: Naga memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati, selain itu Naga mengartikan kebenaran dan kebaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nigreos (Naga dan Beruang: Naga memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati, selain itu Naga mengartikan kebenaran dan kebaikan. Kemudian Beruang adalah bentuk kepedulian, keberanian dan sosok pelindung.)

Gloryous (Tengkorak Gurita: Tengkorak Gurita mengartikan bahaya, kematian, kelicikan dan juga kemunafikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gloryous (Tengkorak Gurita: Tengkorak Gurita mengartikan bahaya, kematian, kelicikan dan juga kemunafikan.)

Dibuat 28 September 2021
D

ipublish 16 Oktober 2023

NIGREOS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang