cerai

9 1 0
                                    

"Bunga aku bakal jagain kamu, jadi tenang aja gak bakal jatoh" Ucap air saat mengajari bunga bermain sepeda "takut ail! Bunga mau maen boneka aja gak mau maen sepeda! "

Air mengelus rambut panjang bunga "takut itu harus di lawan, katanya bunga mau jadi cewek kuat, masa naek sepeda aja takut! "

"S-siapa yang takut! Bunga berani cuman males aja! " Elak bunga

"Ayok, air yang jagain dari samping! "

Bunga kecil dengan ragu-ragu mengayuh sepedanya yang di tuntun oleh air dari samping
"Ayo terus bunga! Kamu pasti bisa! "

"Waa.. Ail sepedanya bisa jalan! " Bahagia bunga dengan melepaskan tangannya dari stang sepeda

BRUKK
"Awww.. Hikss sakit! " Teriak bunga. Air yang panik langsung lari menghampiri bunga

"Bunga mana yang sakit? " Air menatap lutut bunga yang berdarah. Dia mengusap pipi bunga yang terdapat air mata "kata ayah kalau dalam perjuangan gak ngerasain jatuh itu gak mungkin, jadi bunga gak boleh sedih! Kalau jatuh bangkit lagi! " Semangat air lalu menggendong bunga di punggungnya

"Tapi sakit ail" Rengek bunga

"Setiap jatoh itu emang sakit bunga! Mangkanya kalau udah pernah jatoh jangan pernah mau jatoh lagi!, jangan mau nyobain sakit yang sama! "

"Lain kali bunga jangan lepas tangan lagi kalau maen sepeda, maaf yah air gak bisa jagain bunga" Sambung air

"Bukan salah ail, bunga kan kuat luka kayak gini mah gak bakal ada apa-apa nya! "

-----
"Bunga!! " Teriak air saat melihat bunga yang sedang menatap bintang di taman belakang rumah wanita itu. Mereka berdua sudah biasa melihat bintang bersama

"Ail!! Lama banget! " Kesel bunga. Yang di jawab cengiran oleh air, lalu lelaki itu duduk di sebelah bunga

"Ail malam ini gak ada bintang"

"Hm.. Tapi ada matahari" Jawab air "hah? Mana? Itu bulan ail bukan matahari! "

"Matahari nya hidup air"

"Putrilia bunga virgaria" Lanjutnya

Air menggenggam tangan bunga erat "bukan bunga yang beruntung kenal air, tapi air yang beruntung kenal bunga"

"Bukan bunga yang gak bisa hidup tanpa air, tapi air yang gak bisa hidup tanpa bunga, tanpa mataharinya air! " Ucap air serius

"Ail kenapa sih? Kok aneh? " Bingun bunga

Air menggeleng kan kepalanya, lalu dia mengeluarkan sebuah kalung berbentuk setengah hati "bunga harus jaga hati bunga buat air! " Ucapnya lalu memasangkan kalung itu di leher bunga

"Satu hati bunga ada di air, begitupun sebaliknya"

"Kalungnya bagus! Bunga suka ail"

Air tersenyum "besok air mau pindah" Ucapnya sendu membuat bunga menatap nya sedih

"Ail mau pindah kemana? Ail pasti mau bangun  istana megah buat bunga kan? "

Air menunduk "nanti air bakal bangunin buat bunga istana yang megah banget! Tunggu in air yah! "

"Gak! Air boong! Kalau air pindah nanti bunga sama siapa?! Siapa yang jagain bunga? Prajurit gak boleh ninggalin ratunya! Ratu marah!! " Teriak bunga tanpa sadar menangis

Air memeluk tubuh bunga "air bakal terus jagain bunga walau dari jauh, air bakal tepatin janji air untuk buat istana yang megah, dan Prajurit ratu ini gak bakal pernah ninggalin ratunya! Bunga mau kan nungguin air? Jangan berpaling ke lain cowok! "

----
"Hah!! " Bunga terbangun kembali dari tidur nya, dia menatap rey yang sedang solat subuh.

Bunga terdiam, dia mengingkari janjinya! Dia tak menunggu air! Dia nikah dengan orang lain!

Tanpa sadar bunga menangis dalam diam, dan tanpa sadar juga ternyata rey sudah selesai solat dan menatap bunga bingung saat wanita itu menangis "kamu kenapa? "

Bunga menatap rey "k-kita ce-cerai aja yah" Lirih bunga yang bisa di dengar rey

"Berapa kali saya bilang bunga! Saya nikah bukan buat main-main dan bukan buat bercerai! "

"Kamu gak layanin saya, saya gak papa! Saya bukan manusia yang punya stok ke sabaran yang besar bunga! "

"Saya gak ngerti lagi sama jalan pikiran kamu bunga! Kamu pikirkan baik-baik! Jika sekali lagi kamu berkata begitu! Saya juga akan setuju, toh buat apa nikah dengan wanita yang selalu berharap berpisah! Saya mati-matian buat rumah tangga kita langgeng tapi seperti nya kamu memang mau berpisah! " Dingin rey lalu keluar meninggalkan bunga sendirian

"Hiks.. Hiks" Bunga menangis, dia memang bodoh, ini yang dia takuti karna dia susah membuka hati, pasti tak akan ada yang mau bertahan dengannya!

"Maaf mas! " Lirihnya lalu pergi kekamar mandi untuk mengambil wudhu

-----

Tbc

Air Untuk BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang