03

1.4K 154 13
                                    

Hai balik lgi sma syaa dahlah segitu aja.
.
.
.
.
.
.
.
.
--
Setelah kejadian kemarin Jaemin hanya berusaha terlihat baik-baik saja namun seperti yang kalian tahu dia sedih.

"Hey, Jung Jeno sialan! Apa yang kau lakukan pada Jaemin ha?!" teriak Haechan pada Jeno yang sedang asik menikmati makanan.

"Aku? Memecahkan kalung curiannya?" jawab Jeno acuh.

"Apa kau tak tahu kalung itu berisi kenangan sekaligus kunci Jaemin untuk mencari orang tuanya! Kau tahu aku tak melihat kalung itu berada dileher cantiknya! Dia kira aku siapa hingga tidak tahu bahwa dirinya sedang bersedih?! Aku sahabatnya tahu semua!" tegas Haechan.

"Sudahlah, dia bisa mencuri lagi" jawab Hendery.

"Sudahlah Jeno! Aku akan berbicara pada aunty Taeyong!!" peringat Haechan sebelum memutuskan untuk pergi dari sana.

Jeno hanya terdiam sembari menikmati makanannya, namun ia masih memikirkan kata-kata Haechan yang bilang bahwa itu kunci untuk mencari orang tua Jaemin, namun yang namanya Jung Jeno siapa peduli?.

"Jeno apa yang kau lakukan pada Jaemin?" tanya Hyunjin yang penasaran.

"Kami kemarin hanya memukulnya dengan sapu dan mengguyur air untuknya, dan Jeno bilang ia memecahkan sebuah kalung milik si miskin" jawab Hendery bangga.

"A-apa? Yang kau lakukan?!" ucap Hyunjin yang nampak sedang berusaha memendam emosinya.

"Mengapa kau membelanya?! Kau tahu bukan kau berada dibawahku?!" bentak Jeno.

"Entahlah" jawab Hyunjin kesal.

"Ingatlah dirimu Hyunjin! Apakah kau mau orang tuamu akan menjadi akibatnya?" tanya Jeno.

"T-tidak" jawab Hyunjin ragu.
,
.
.
.
.
.
--
Sementara itu Jaemin dan 3 sahabatnya sedang menikmati istirahat dengan hening sebelum Haechan memutuskan keheningan itu.

"Jaemin mengapa kau menyembunyikannya?" tanya Haechan sedikit dingin.

"A-apa yang kau maksud H-haechan?" tanya Jaemin gugup.

"Kau tau, kami sahabatmu, mengapa kau berusaha menyembunyikan segalanya pada kami? Apa kau benci kami? Apa kau merasa risih dan tidak mempercayai kami?" tanya Haechan.

"Aku tidak mengerti Haechan" jawab Jaemin.

"Kau menyembunyikan kesedihanmu sendiri? Tidak bercerita pada kami sedikitpun, pasal kalung mengapa kau tidak bicara apapun pada kami? Kami bisa menolongmu" jawab Haechan kecewa.

Mereka berempat memang sudah berteman cukup lama namun pertanyaannya mengapa Jaemin bersikap seolah-olah mereka adalah orang asing?.

"Aku minta maaf, aku hanya merasa tak pantas" jawab Jaemin murung.

"Apa yang kau maksud tidak pantas? Apa hanya karena kau tidak sederajat dengan kami? Ayolah Jaemin teman itu saling membantu, kita semua sederajat, jangan mendengar apa yang orang bicarakan" ucap Renjun.

"Aku kecewa, mulai besok janganlah seperti ini! Aku tak ingin sahabatku melewati semuanya sendirian, apa kau tahu? Louis dan bella saja sudah jarang bertengkar" jawab Xiaojun.

"Y-ya, maafkan aku ya Haechan" ucap Jaemin yang dibalas anggukan oleh Haechan.
.
.
.
.
.
--
Sepulang sekolah Jaemin sedikit telat untuk datang ke cafe tempatnya bekerja.

"Noona maaf aku telat" ucap Jaemin.

"Tak apa, tolong segera layani ya? Aku ingin ketoilet" jawab wanita bername tag Seulgi.

咲く花 /NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang