Suspicious

316 50 14
                                    


Story by : AkitaaXevoluntia
.
.
.

"TAEHYUNG! MALEM INI JADI KAN YAA?" teriak Jimin saat melihat Taehyung datang. Semua orang kantor sudah mengetahui bagaimana hebohnya jika Jimin dan Taehyung sedang bersama, jadi mereka tak menegur Taehyung dan Jimin jika mereka berdua berteriak di dalam kantor.

Terlebih, Taehyung dan Jimin sangat menggemaskan

Ya, keuntungan mempunyai wajah rupawan

"Jadi, dong. Tapi Jungkook beneran gak bisa, ya?" Taehyung menoleh kepada pemuda yang duduk disampingnya, yang hanya dijawab anggukan oleh si penjawab.

"Jungkook ada janji makan malam bersama keluarga besarnya, iya kan?" Jimin bersuara "Lagian lu keberatan kalo cuma sama gue doang?"

"Bukan gitu, tapi kan kita udah lama gak kumpul bareng." Taehyung menjawab sembari duduk kembali ke tempatnya.

"Maaf ya, lain kali deh. Yang ini gak bisa dibatalin soalnya." suara Jungkook memelas.

"Gapapa kali. Ntar kita kumpul lagi bareng-bareng." ucap Jimin yang disetujui Taehyung. Setelah itu mereka bertiga kembali fokus pada urusan masing masing.

Setelah seharian berkutat pada pekerjaan, akhirnya malam yang ditunggu kedua sohib ini pun tiba. Tanpa ditemani Jungkook yang langsung pulang, mereka langsung menuju kerumah Taehyung.

Jimin dan Taehyung benar-benar menikmati waktu luang mereka bersama, tentu saja karena besok libur. Seokjin pun tidak keberatan dengan acara yang Taehyung buat bersama Jimin karena saat itu dia sedang berada di luar kota.

"Gue mandi duluan ya, Jim. Ntar giliran." Taehyung berucap sembari melepaskan aksesoris dan pakaian luarnya, menyisakan kemeja dan boxer lalu masuk ke kamar mandi. Jimin yang terbiasa dengan itu hanya mengerdikkan bahu, cuek. Sampai akhirnya dia melihat cincin yang biasa dipakai Taehyung.

"Cincinnya bagus banget, sih. Ditanyain beli dimana malah gak mau jawab." gerutunya sambil melihat cincin Tae.

"Eh? Tunggu. Ada ukiran didalam cincin? Ukiran apa?" gumamnya sendiri sambil memperhatikan dengan seksama ukiran yang dimaksud.

"Jwan? Jwan apaan? Bahasa Rusia? Artinya apa?" Jimin bergumam dengan cincin Taehyung di genggamannya. "Nanti tanya langsung aja deh sama Tae." lanjutnya lalu meletakkan cincin itu ditempat semula.

"Jim, giliran lu sana. Bau badan lu kecium sampe dalem kamar mandi." Taehyung berucap sembari keluar kamar mandi, sibuk mengeringkan rambutnya.

"Sialan." Jimin membalas lalu segera masuk kamar mandi. Tak lama, terdengar suara telepon Taehyung bergema, tanda panggilan masuk. Melihat siapa yang menelepon, senyum Taehyung merekah.

"Malem, Mas. Lagi luang ya?" Ucap Taehyung pada orang diseberang telepon. Saling berbalas kabar dan menanyakan kesibukan, melepas rindu walaupun hanya saling mendengar suara. Tertawa dengan ucapan masing-masing. Benar-benar menikmati waktu sampai melupakan sosok Jimin di kamar mandi, tak sengaja mendengar semua pembicaraan telepon Taehyung dan seseorang di seberangnya yang dipanggilnya 'Mas'.

Jimin keluar dari kamar mandi, mengeringkan rambut dan acuh pada seseorang di ruangan yang sama dengannya, orang yang saat ini kelabakan dan langsung mematikan teleponnya saat melihat Jimin. Jimin melirik dari sudut matanya, Taehyung yang bergerak canggung dan langsung mengetik di layar sentuh teleponnya sesaat setelah mematikan telepon secara sepihak. Cuek, Jimin malah duduk di kursi belajar disana, mengecek handphonenya sendiri. Memilih diam.

"Err.. Jimin? Udah selesai mandi?" Taehyung bertanya, canggung. Jimin hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Uh, mau makan malem apa? Kita pesen aja, yuk." Kembali Taehyung memulai percakapan dengan canggung, Jimin menatapnya

"Tadi telponan sama siapa? Pacar?"

"Eh? Pacar?" Taehyung gugup. "Bukan kok."

"Masa, sih?" Jimin berargumen "Tapi manggilnya mas?"

"Itu..."

"Pacar kan?"

"Err.... Itu kakak sepupu gue. Ya, kakak sepupu." Taehyung menjawab ragu dengan senyum canggung. "Pesen makanan, yuk. Gue laper, nih." Alihnya. Tapi Jimin masih bersikeras.

"Kakak sepupu? Trus Jwan itu apa? Nama orang?"

"Hah? Jwan?" Taehyung terkejut.

"Ya, Jwan." Jimin membenarkan. "Ada ukiran 'Jwan' di cincin lu. Hadiah dari pacar?'

"Bukan, kok." kembali Taehyung menjawab dengan canggung. "Itu ukiran biasa aja. Cuma kata biasa."

"Artinya?"

"Artinya Ganteng, gue kan ganteng." Taehyung menjawab asal. "Pesen makan, yuk. Laper. Lu mau pesen apa?"

"Pizza, deh. Sekalian pesen soda buat temen nonton. Jadi mau maraton film, kan?" Respon Jimin. Taehyung diam-diam menghela nafas lega.

"Oke, gue pesen dulu. Lu siapin popcorn, gih. Ada popcorn di dapur."

"Oke." Jawab Jimin lalu pergi meninggalkan Taehyung di kamar. Setelah memastikan Jimin benar-benar keluar, Taehyung langsung menghubungi Seokjin.

"Halo, Mas? Maaf ya tadi langsung kumatiin, aku lupa Jimin lagi mandi tadi. Keasikan telponan sama Mas, sih."

"Gapapa kok, Tae. Jadi gimana? Ketauan ya? " suara Seokjin terdengar di seberang telepon.

"Nggak sih, aku bisa ngeles."

"Ngeles gimana? Mas mau denger "

"Aku bilang yang tadi nelepon tuh kakak sepupuku."

Suara kekehan Seokjin terdengar "Tapi kan papa kamu gak punya saudara, Tae."

"Cuma itu yang kepikiran, Mas." Taehyung cemberut, meskipun tidak terlihat oleh Seokjin. "Terus tadi Jimin nanyain ukiran di cincin aku, Mas."

"Kok Jimin bisa tau ada ukiran di cincinnya?"

"Gak tau juga, Mas. Tadi Jimin langsung nanyain trus langsung kujawab asal aja."

"Oh ya? Kamu jawab gimana?"

"Aku jawab kalo Jwan itu artinya Ganteng."

Tawa Seokjin bergema, mamancing senyum Taehyung.

"Udah dulu ya, Mas. Tadi aku minta Jimin nyiapin popcorn terus aku mau pesen makanan buat kita nonton. Selamat istirahat, Mas Seokjin."

"Selamat bersenang-senang, sayangnya mas. Love you."

Setelah mematikan telepon, Taehyung buru-buru memesan makanan agar Jimin tidak curiga. Setelah itu, mereka menikmati waktu bersama seperti tidak terjadi apa-apa. Terlebih Jimin tidak mengungkit masalah tadi sama sekali.

Tanpa Taehyung ketahui, Jimin mengirim pesan pada Jungkook

'Jungkook, kayaknya Taehyung beneran punya pacar, deh. Besok gue ceritain.'

END

AMORISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang