Story by : Ayufrederika
.
.
."Huh!". Seokjin menghela nafasnya dengan kasar, berharap itu bisa mengurangi kepenatan di pikirannya yang sedang penuh.
Meeting bulanan dengan direksi dan perwakilan pemilik saham baru saja selesai, dan Seokjin merasa dia di 'cuci' habis habisan mengenai kinerjanya. Bulan ini ada sedikit 'miss' di target yang dia buat sendiri di awal bulan.
Dan akibatnya begitulah, jajaran direksi mengulitinya soal target yang tidak sesuai dan kemudian mengkritisi tentang bagaimana cara seokjin melakukan event promosi yang dinilai tidak mengena ke target pasar.
Astaga!! Mereka cuma bisa mengomel, tanpa memberi satupun saran yang harus dipakai Seokjin, jika mereka menilai langkah promosi Seokjin itu tidak efektif.
Masih terbayang di pikiran Seokjin, bagaimana tadi pak Kim, sang bos besar duduk di kursi paling ujung, dimana tempat duduk bagi pemegang saham terbanyak berada. Ia menimpangkan sebelah kakinya dengan elegan, tatapan tajamnya menelisik Seokjin, menguliti hingga sampai ke tulangnya.
"Seokjin, menurut kamu kenapa bisa hasilnya melenceng dari target yang kamu buat sendiri?". Ucapnya dengan suara yang halus, namun nadanya menusuk.
"Bukan melenceng pak Kim, ijinkan saya meralat, tapi hanya ada sedikit miss di target untuk bulan ini, karena kondisi pasar dan stabilitas politik yang sedang sedikit memanas akhir-akhir ini, hingga kuantitas ekspor kita ke Asia Barat sedikit terdapat perubahan".
"Sedikit perubahan? Well, saya tidak berpikir itu jumlah yang sedikit, 5 kontainer peti kemas bukan jumlah yang sedikit kalau kamu punya cara pandang yang sama dengan saya"
Si bos besar itu terus menatapnya, sesekali memiringkan senyum dinginnya. Membuat Seokjin mau tak mau harus memasang poker facenya, di dalam hati menggerutu habis-habisan, namun bibirnya masih menyunggingkan senyum dengan pandangan ramah.
"Saya berkata sedikit melenceng, sebenarnya bukan merujuk pada kuantitas ekspor kita pak Kim,
namun saya menitik beratkan pada waktu karena 5 kontainer peti kemas itu akan segera di kirim kembali ke Asia Barat dalam waktu dekat ini setelah keadaan politiknya lebih stabil"Seokjin menunjuk poin yang sedang dibicarakan dengan lampu laser ke wall proyektor.
"Ah! Menurut saya tidak begitu, itu tetap saja sebuah kegagalan. Kalau saya jadi kamu, jika 5 kontainer itu tak bisa diekspor ke Asia Barat, maka saya dengan gigih akan berusaha memasukkannya ke Asia Tenggara atau Asia selatan, dan perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang ekstra untuk menyimpan produk yang gagal kirim itu!".
Pak Kim menukas perkataan Seokjin. Dan yang membuat Seokjin terlihat menjadi seperti orang bodoh adalah, ketika seluruh direksi dan pemegang saham yang hadir di meeting seolah memberikan pandangan kecewa kepadanya.
"Fiuh!" Kembali Seokjin menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia melempar jasnya ke sandaran kursi kemudian duduk dengan kasar. Menyandarkan kepalanya sambil mendongak menatap langit-langit ruangan.
Seokjin melonggarkan ikatan dasinya dan merogoh ponsel di saku celananya. Melihat pada benda persegi mengkilap tersebut, menyalakannya, dan satu nama terpampang di layar ponsel.
Kim Taehyung, kekasihnya mengirimkan pesan.
Mas, ayo ketemu abis pulang kerja, aku pulang ke apartemen kamu ya, nanti aku belikan makan malam sekalian.
_____________________________________
Taehyung turun dari taksi dengan banyak bawaan.
Kedua tangannya menenteng plastik plastik berisi makan malam yang masih panas dari sebuah restoran Dining favorit Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORIST
FanficDunia Seokjin dan Taehyung mungkin terlihat sederhana, jika dibandingkan dengan kisah Romeo dan Juliet. Tapi kadar cinta mereka sama, atau bahkan lebih dari kisah legenda. Merangkai cerita dalam rahasia, terikat erat meski berat. Rahasia yang seirin...