Amorist ; Epilog 1

317 43 1
                                    


Story by : Cyjincy  and Jodohnya Kookie
.
.
.

Kaki-kaki mereka saling bertautan di bawah selimut yang sama.

Dengan nyaman Taehyung menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Seokjin, yang punggungnya tersandar pada kepala tempat tidur milik kekasihnya.

Keduanya baru saja selesai menonton acara variety show kesukaan mereka. Sambil berbaring bersama setelah menghabiskan waktu seharian di apartment yang Taehyung tempati beberapa waktu belakangan.

Masih dengan posisi yang sama, Seokjin menyalakan ponselnya untuk melihat jam— Rupanya waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam dan ia harus segera pulang.

“Sayang..” Panggil Seokjin lembut.

Seolah tahu maksud dari panggilan itu, Taehyung mengeratkan pelukannya pada Seokjin.

Dengan bibir mengerucut sebal ia bersuara, “Aku masih mau kamu di sini. Kenapa sih waktu cepet banget berjalannya!”

Jujur saja Taehyung kesal. Bukan pada Seokjin, lebih tepatnya kesal pada masa. Ia belum rela jika Seokjin harus pergi sekarang.

Walau pada kenyataannya hari ini mereka sudah menghabiskan waktu bersama di apartmentnya dari pagi sampai larut begini.

Seokjin terkekeh getir. Jauh dalam lubuk hatinya ia-pun tak mau meninggalkan kekasih manisnya itu.

Seokjin ingin memeluknya sepanjang malam dan terbangun dengan kecupan manisnya di setiap pagi.

Tapi mau bagaimana lagi, Seokjin harus pulang. Ia harus memeriksa bahan meeting yang tersimpan di laptopnya dan memeriksa segala dokumen yang harus ia kerjakan besok.

Diwaktu seperti ini, Seokjin jadi berandai-andai. Andai saja mereka sudah tinggal bersama, setiap harinya mungkin tidak akan seperti ini.

Tidak akan ada rasa kehilangan tiap kali mereka berpisah meski esoknya akan bertemu lagi. Atau ini memang saatnya untuknya dan Taehyung melangkah maju, agar khayalannya tak hanya berakhir sampai disitu.

Tangannya terulur merapihkan rambut sang kekasih dengan lembut, “Sayang, mungkin udah waktunya kita buat ngomong sama Ayah kamu.”

Taehyung mendongak dan menatap Seokjin terkejut, bukankah ini terlalu tiba-tiba—pikirnya. “Mas! Kamu gak lagi bercanda kan?”

“Tentu enggak. Mas capek kita kayak gini terus dan Mas yakin Kamu pun sama kan? Bahkan kamu sering bilang kalau udah capek kucing-kucingan kaya gini"

Taehyung mengangguk kecil, “I-iya.. tapi.. Aku belum yakin sama Ayah”

Seokjin menegakkan posisi duduknya, kemudian menangkup kedua pipi Taehyung dan menatap matanya dalam. “Tapi kamu yakin sama mas kan?”

Taehyung mengangguk. Ya, dia sangat yakin dengan Seokjin. Taehyung sangat yakin dengan hubungan mereka dan ia menginginkan hubungan yang lebih serius dengan Seokjin.

Dengan langkah berat, Seokjin berjalan menuju pintu. Taehyung mengambilkan jaket kulit Seokjin dan membantu memakaikannya.

Mereka berdiri berhadapan tanpa jarak. Lagi, Seokjin menangkup kedua pipi Taehyung, kemudian mendekatkan wajah mereka untuk menyatukan bibir keduanya.

Lembut, hangat, dan manis. Taehyung tak ingin melepaskan kecupan itu. Ia memeluk Seokjin sangat erat.

Dengan posisi yang masih sama, suara Seokjin terdengar kembali. "Kalau kamu yakin sama Mas, kita coba kasih tau Ayah kamu dan yakinin beliau sama-sama. Kamu mau kan?"

AMORISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang