Jadi kalian berharap ada keponakan online di sini :v?
*****
Arsen memanyunkan bibirnya melihat ke arah dapur, yang di isi oleh Chika dan teman temannya untuk membuat kue. Kenapa sih, tidak bisakah seseorang membiarkan dia berdua dengan istrinya itu?!.
Chika terus saja asik dengan teman temannya, bercerita sambil mengaduk adonan kue yang mereka buat. Tak lupa mereka juga sesekali tertawa karena cerita receh mereka.
"Buset! Serasa gw ga ada di rumah ini"batin Arsen menatap sinis ke arah dapur.
Tak terasa hari sudah menjadi sore, dimana teman temannya Chika sudah pulang ke rumah mereka masing masing.
Chika menghampiri Arsen yang tengah tertidur di sofa ruang tv. Ia melihat wajah Arsen yang sangat lelah, padahal pria itu tidak melakukan apapun dari tadi.
"Arsen, bangun udah sore"ucap Chika mengelus pipi suaminya itu.
Arsen mengerjapkan matanya, tak susah membangun pria itu saat tertidur. Ia melihat Chika yang tersenyum manis ke arahnya. Arsen pun membangkitkan tubuhnya menjadi posisi duduk.
Arsen ingin mengucek matanya namun di tahan oleh Chika.
"Jagan di kucek matanya"larang Chika, ia mendudukkan dirinya di samping Arsen.
"Udah pulang?"tanya Arsen sambil menaruh kepalanya di bahu Chika.
"Udah"sahut Chika, ia merapikan rambutnya suaminya yang sedikit berantakan.
"Lama"gerutu Arsen membuat Chika terkekeh pelan.
"Kenapa ga tidur di dalam kamar?"
"Nungguin kamu"
"Kenapa kok jadi manja sih bapak Arsen ini"
"Ga boleh manja sama istri sendiri? Ya udah manja sama istri orang aja"ujar Arsen.
Plak!!
Chika memukul lengan Arsen."bercanda sayang"gumam Arsen.
Seketika pipi Chika merona merah mendengar perkataan sayang dari Arsen. Ia memalingkan wajahnya agar Arsen tak melihat kalau dirinya sedang salah tingkah di buatnya.
Arsen memeluk Chika, menaruh kepalanya di dada milik istrinya itu. Chika mengelus kepala Arsen, sungguh, sekarang ini ia seperti memiliki bayi gede.
"Mau makan kue?"tanya Chika yang di balas gelengan dari Arsen.
"Enggak, maunya peluk kamu aja, dari tadi ga bisa peluk gara gara temen kamu datang"ujarnya membuat Chika terkekeh gemas.
"Maaf ya, udah cuekin suami aku ini"ucap Chika sambil mengelus pipi Arsen. Arsen mengangguk kepalanya kecil, sungguh ini membuat Chika gemas kepada suaminya itu.
***
Paginya Arsen menerima telepon dari atasannya. Ya apa lagi kalau bukan di suruh masuk kerja.
"Chik, aku harus berangkat sekarang"kata Arsen membangunkan Chika yang masih tertidur. Ya ini masih jam 5 pagi, wajar dong para manusia masih tertidur pulas.
"Engh! Kamu mau keman?"tanya Chika dengan suara seraknya.
"Aku harus pergi ke bandara, aku harus kerja"gumamnya membuat Chika langsung terbangun.
"Kok sepagi ini?"
"Ya mana saya tau saya kan--"
"Udah ga usah di lanjutkan, cepet mandi sana, aku nyiapin baju buat kamu"kata Chika memotong ucapan dari Arsen.
Arsen berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri, sedangkan Chika, ia menyiapkan baju suaminya itu.
Sejujurnya ia sangat berat hati untuk mengizinkan Arsen pergi untuk beberapa bulan ke depan.
***
"Kamu ga mau tinggal di rumah mamah aja?"tanya Arsen sambil berkaca memakai dasinya.
Chika membalikan tubu Arsen, menjadi menghadapnya, ia memasangkan dasi suaminya itu dan merapikan sedikit kera baju yang berantakan.
"Ga usah, aku di sini aja"sahut Chika.
"Emang ga papa kamu sendirian di sini?"
"Ga papa, nanti kalau aku bosan, baru aku ke rumah mamah"Arsen menganggukkan kepalanya.
"Ya udah, aku berangkat ya, udah mau telat"ucap arsen, membawa koper yang berisikan pakaiannya.
Saat Arsen ingin keluar dari apartemennya, langkahnya terhenti kala Chika memanggilnya.
"Arsen!"
Cup!
"Cepat pulang, aku menunggu kamu di sini"lirih Chika tersenyum tipis.
Arsen mengelus pipi Chika."jangan menunggu ku jika aku tak pulang, cukup doakan aku saja itu sudah lebih dari cukup"
Deg!
Entah mengapa perkataan Arsen membuatnya seakan akan tidak akan pernah kembali. Itu membuat Chika semakin tak ingin melepaskan suaminya itu.
"Kembalilah, aku menunggu kamu di sini"lirih Chika matanya mulai berkaca-kaca.
"Aku usahakan akan kembali, jaga diri kamu baik baik"ucap Arsen melepaskan genggaman tangan Chika, ia mengusap kepala Chika lalu pergi dari apartemennya.
***
Chika, kini ia sudah berada di kampus tempatnya bekerja. Ia sering melamun, memikirkan keadaan suaminya itu. Entah mengapa ia sangat takut kehilangan pria yang baru saja menjadi suaminya itu.
"Chik"panggil seseorang.
Chika tersadar dari lamunannya."iya kenapa Vito, ada yang bisa aku bantu?"
"Kamu kenapa melamun?"
"Ga papa"
"Ke kantin yuk, makan siang bareng"ujarnya tersenyum manis ke arah Chika.
"Enggak, kamu aja, aku lagi ga nafsu makan"
"Oke, oh iya, semalam aku nyari kamu di rumah kok ga ada?"tanya vito.
Ya, Vito tidak tau kalau Chika sudah menikah dengan Arsen, karena acara pernikahan itu hanya mengundang keluarga besar dan teman temannya terdekat Arsen dan Chika.
"Aku ga tinggal di situ lagi"gumam Chika.
"La? Kamu tinggal dimana jadinya?"
"Aku tinggal sama Arsen"jawab Chika.
"Ha? Chik, lu kan belum nikah sama dia, kok udah main tinggal bareng aja?!"ujar Vito kaget.
"Aku udah nikah sama Arsen 3 hari yang lalu"
"Apa!! Kok kamu ga bilang sama aku?!"kata Vito sedikit terpancing emosinya.
"Kenapa aku harus bilang sama kamu, orang kamu bukan siap siap aku!"ujar Chika.
Mendadak Vito terdiam mendengar ucapan Chika, iya memang benar, di bukan siap siap Chika, jadi ga harus kan kalau Chika melakukan apapun harus melapor dulu ke dia.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Pilot Tampan Ku (Chikara)
Teen Fiction[Completed] "jangan menunggu ku pulang, jika suatu hari nanti aku tak kembali, jangan mencari ku, jangan juga menagisi ku, cukup kau kirimkan doa kepada ku, itu sudah lebih dari cukup"--Arsen. "jangan membuat ku khawatir tentang keadaan mu, cepat l...