"Kamu yakin tanaman ini bisa berfungsi?" Tanya Harry, menatap buntalan tanaman berwarna hijau yang diberikan oleh Neville. "Selama satu jam?"
"Kurasa begitu," ujar Neville.
Harry berhenti berjalan. "Kamu rasa?"
"Efeknya bervariasi tergantung digunakan di air laut atau air tawar."
Harry menatapnya. "Demi kita berdua, Neville," ujarnya suram, sambil memikirkan soal Draco. "Aku benar-benar berharap tanamannya berhasil."
---
Airnya sangat dingin, dan Harry yakin kalau saja bukan karena Gillyweed yang dia konsumsi, dia pasti sudah mati kedinginan. Dia tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu sejak dia masuk ke dalam danau, tapi semuanya terlihat sama saja di dalam air. Dia akhirnya tiba di dasar yang penuh dengan reruntuhan.
Ada tubuh-tubuh yang melayang di tengah-tengah, terikat oleh tali dan dikelilingi oleh para duyung. Harta Karun yang harus diselamatkan oleh para juara.
'Jadi ini arti dari pesannya' pikir Harry sembari berenang lebih dekat.
Harry entah kenapa berhasil menghentikan dirinya sendiri saat melihat rambut berwarna pucat, terlalu pucat di dalam air yang berwarna kehijauan. Jantungnya hampir saja berhenti berdetak sambil berenang mendekatinya.
Rambutnya terlalu panjang, dan tubuhnya terlalu kecil.
Tentu saja itu bukan Draco, tapi untuk sedetik, melihat rambut pirangnya mengingatkan Harry akan Draco dan membuatnya ketakutan.
Makhluk separuh hiu yang ternyata adalah Krum tiba-tiba datang dan membuat Harry tersadar. Dia sudah kehabisan waktu.
---
Tangan Fleur memegangi kedua pipinya sambil terus-terusan berterima kasih karena telah menyelamatkan adiknya. Harry bahkan tidak sempat mengatakan apapun sebelum akhirnya dia mengecup pipi Harry dan berbalik ke arah Ron untuk mengucapkan terima kasih padanya.
Setelah itu, Harry merasakan sebuah handuk terlempar ke kepalanya, Harry mengangkat wajahnya penuh harap. Namun yang dia temukan adalah Hermione, dengan Krum yang berdiri di belakangnya dengan ekspresi aneh.
"Harry," gerutu Krum, menatap Harry tajam. "Laki-laki yang sudah punya seseorang tidak seharusnya membiarkan dirinya sendiri dicium oleh orang lain kecuali pasangannya sendiri."
Harry mengerjap ke arahnya, sebelum akhirnya mengangguk.
Anggukan Harry tampaknya membuat Krum puas karena akhirnya dia melangkah mundur, wajahnya kembali datar. Hermione terbelalak mendengarnya dan mencoba bertanya pada Krum soal itu, tapi Krum tidak menjawabnya dan malah menunjuk kumbang yang ada di rambut Hermione sebelum para juri mengumumkan skor mereka.
---
"Rupanya kamu berhasil tidak tenggelam," ujar suara yang begitu familiar di belakangnya.
Harry berbalik dan menemukan Draco berdiri dengan dua temannya di belakangnya, melewati kerumunan Gryffindor yang menatap mereka tak senang.
"Iya, aku berhasil," jawab Harry, berdiri dengan seringai bangga.
Draco berdiri di depannya, kedua alis naik penuh rasa tertarik. "Kamu terlihat terlalu bangga untuk orang yang keluar dari danau paling akhir."
Harry mengedikkan bahunya. "Skorku paling tinggi." Sebenarnya sih, skornya seri dengan Cedric, tapi dia hanya ingin menyombongkan diri.
"Oh? Jadi kamu beneran bangga," si rambut pirang menyeringai.
"Tentu saja." Harry membalas seringainya.
Tatapan mata Draco melembut begitu mendengarnya. "Baguslah."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ The Owlery #1 (INA Trans)
FanficMenemukan kenyataan bahwa Ayah Baptisnya bukanlah buronan kejam di tahun sebelumnya, ditambah tertekan karena hiruk-pikuk Turnamen Triwizard dimana dia terpaksa berpartisipasi, Harry menemukan dirinya terus-terusan menghabiskan waktu di kandang buru...