Sehari setelah pertandingan pertama, Harry bangun dengan perasaan yang baik untuk kali pertama setelah entah berapa lama. Walaupun sama sekali tidak berkeinginan untuk jadi bagian dari Turnamen ini, Harry tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bangga dan merasa senang karena bisa memiliki skor seri dengan Viktor Krum, setelah terbang melawan seekor naga. Bayangkan, seekor naga!
Anak-anak Gryffindor menyambutnya di ruang rekreasi dengan helat lantang penuh sukacita sampai larut malam. Dan Ron meminta maaf padanya dan menjelaskan secara berbelit-belit kalau dia mencoba untuk membantu. Harry bilang padanya kalau apa yang Ron lakukan itu bodoh, tapi dia senang karena berbaikan dengan sahabatnya.
Suasana hatinya yang baik terbawa sepanjang hari. Anak-anak Hufflepuff tetap mengenakan lencananya dan tetap mengejeknya, tapi anak-anak Ravenclaw sudah berhenti, mungkin baru sadar jika Hogwarts punya dua juara, itu berarti Hogwarts punya kesempatan lebih untuk menang. Walaupun masih ada yang tidak suka pada Harry, dia sama sekali tidak peduli, karena sahabat baiknya sudah kembali percaya padanya.
Jadi, saat hari sudah berjalan separuhnya, Harry menemukan dirinya menaiki anak tangga yang licin setelah makan siang, sambil bersenandung kecil. Suasana hatinya bahkan tidak memburuk padahal dia hampir saja terpeleset dan menjadi siswa pertama yang mati karena patah leher. Hermione dan Ron menawarkan diri untuk menemaninya, tapi Harry menolaknya dan berkata kalau dia akan cepat karena sudah menuliskan suratnya untuk Sirius sebelumnya. Surat yang tersimpan rapi di dalam tasnya.
Harry tidak terkejut saat mendapati Malfoy sudah berada di sana, karena Malfoy selalu berada di sana, namun Harry terkejut saat si pirang itu berbalik ke arahnya dengan eskpresi wajah gelap yang membuat sapaan Harry yang sudah akan terlontar kembali ditelannya.
"Potter," nadanya begitu penuh rasa tak suka.
Harry memikirkan kembali soal nada yang baru saja dilempar oleh Malfoy. Bukannya dia berpikir kalau dia dan Malfoy berteman sih, karena hal itu tidak mungkin, tapi setelah pertemuan terakhir mereka, dia beranggapan bahwa setidaknya dia dan Malfoy tidak lagi bermusuhan.
Harry tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengernyitkan dahi, kesal karena si pirang itu berhasil merusak suasana hatinya yang sedang bagus. "Malfoy," jawab Harry, tidak tahu harus berkata apa lagi.
Malfoy menatapnya sejenak sebelum mengulas senyum mengejeknya yang biasa, membuat rasa kesal yang familiar menguar ke permukaan. "Apa aku harus bilang selamat juga?" ejek Malfoy. "Awalnya kupikir kamu akan puas dengan para Gryffindor yang memujamu, tapi mungkin belum cukup—"
"Apa masalahmu sih?" tanya Harry ketus.
"Aku tidak punya masalah apa-apa, Potter. Kecuali keberadaanmu di sini. Bisa tidak kamu mengatasi masalah yang itu?"
Harry terus menatap Malfoy tajam selama beberapa saat. "Oke," sentaknya, lalu buru-buru berbalik ke arah pintu keluar. Amarahnya menguar dan membuatnya berhenti, lalu berpikir sesuatu dan berbalik mendekat dengan menghentakkan kakinya kesal ke arah Malfoy. Malfoy melangkah mundur, tampak terkejut, namun kernyitan dahinya sama sekali tidak goyah. "Kamu tahu? Aku pikir kamu tidak seburuk yang aku kira. Tapi ternyata aku salah." kata Harry, lalu mencoba pergi dari situ.
"Cepatlah, Potter. Kamu tidak mau membuat teman-temanmu menunggu kan, daripada nanti mereka mendiamkanmu lagi," tambah Malfoy kecut pada punggung Harry yang berderap menjauh.
Mendengarnya, Harry memelankan langkahnya lalu memandang Malfoy lagi, nada yang dilontarkan Malfoy terdengar aneh. Ekspresi wajahnya suram, dengan bibir yang terkatup rapat.
Sebuah pikiran menyambangi kepala Harry, pikiran yang sangat-sangat konyol sampai Harry hampir mengenyahkannya. Tapi, situasi ini saja sudah sangat konyol, jadi mungkin pikirannya soal Malfoy yang merasa sedikit cemburu karena Harry kembali berbaikan dengan temannya tidak terlalu mengada-ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ The Owlery #1 (INA Trans)
Fiksi PenggemarMenemukan kenyataan bahwa Ayah Baptisnya bukanlah buronan kejam di tahun sebelumnya, ditambah tertekan karena hiruk-pikuk Turnamen Triwizard dimana dia terpaksa berpartisipasi, Harry menemukan dirinya terus-terusan menghabiskan waktu di kandang buru...