"Kamu jangan gila, Alea!" Perkataanku barusan berhasil memancing amarah Zilian. Laki-laki itu bahkan langsung menarik tubuhku ke dalam pelukannya, pelukan yang begitu erat seolah tidak ingin aku pergi meninggalkannya.
Tangisku langsung pecah kala mendengar ucapan Zilian selanjutnya.
"Aku nggak akan biarin kamu mati dengan cara yang sama, Alea. Aku janji, aku bakal kerahkan seluruh usahaku buat nyelamatin orang tua kamu, asalkan bukan kamu yang ngorbanin diri. Aku nggak bisa." Zilian menenggelamkan wajahnya di ceruk leherku. Dia lantas menggeleng pelan sebelum kembali berujar, "Tolong jangan lakuin hal yang buat aku kembali nyesal, Alea."
Suaranya berubah parau. Sementara aku hanya diam tanpa bisa mengeluarkan suara untuk membalas ucapannya. Diiringi dengan air mata yang terus berjatuhan membasahi pipi. Namun, tidak kubiarkan lama jejak air mata tertinggal di sana. Aku gegas menghapusnya dengan jari-jari tangan sebelum menyentuh sisi wajah Zilian, meminta agar laki-laki itu menatap ke arahku.
"Zi, dengerin aku. Meskipun aku sangat menyayangi nyawaku, tapi aku juga enggak boleh egois. Aku enggak boleh ngorbanin orang tuaku apalagi kamu." Orang yang kucintai. Sumpah demi apa pun, aku tidak memiliki cara lain lagi selain dengan menjadikan diri sendiri sebagai umpan untuk memancing Mas Juan keluar serta menyelamatkan mama dan papa yang berada di bawah kendalinya.
Zilian melepaskan pelukannya. Dia mengambil dua langkah mundur, menciptakan jarak sebelum berkata, "Kamu nggak percaya sama aku?"
"Ini bukan masalah percaya enggak percaya, Zilian. Tapi ini masalah nyawa. Aku nggak mungkin biarin kalian terluka cuma karena aku." Tanganku terangkat menghapus air mata yang tanpa tahu diri memaksa untuk keluar.
"Ya, itu, Alea. Kamu nggak percaya sama aku. Kamu nggak percaya kalau aku bisa selesaikan semuanya tanpa harus menjadikan kamu sebagai umpan!" Zilian masih tidak mengerti. Aku tahu betul sikap Mas Juan bagaimana. Dia bukan orang yang berbelas kasih. Menentangnya sama dengan cari mati. Jika Zilian menggunakan cara, mengancam atau apa pun itu, dia yang akan terluka. Mas Juan punya seribu satu cara untuk menghancurkan berbagai macam penghalangnya.
Namun, jika aku hanya mengorbankan diriku, dia hanya akan menyiksaku atau membuatku terus berada di sisinya seperti dulu. Tidak apa-apa, mungkin dengan ini aku hanya akan mengulang takdir serupa dan mati setelah waktunya tiba. Lagi pula sudah cukup lelah berlari dari takdir.
Sekarang lihatlah. Setelah sejauh ini, jalan hidup yang kupikir akan berubah, endingnya akan tetap sama saja.
"Iya, Zilian. Aku emang nggak percaya sama kamu. Terus kamu mau apa?" Jika tidak bisa dibujuk baik-baik, aku tidak akan segan menggunakan cara yang mungkin terdengar kejam untuk mendorongnya menjauh.
Laki-laki itu lantas bungkam. Dia memberiku tatapan tidak percaya dengan apa yang baru saja terlontar dari mulutku. Sebelum Zilian membalas ucapanku, aku kembali berujar, "Seharusnya sejak awal kamu tau kalau cintaku cuma untuk Mas Juan. Harusnya dari awal kamu enggak perlu menyesal dengan semua yang terjadi. Harusnya dari awal kamu enggak perlu minta sama Tuhan buat melintas ruang dan waktu. Dan harusnya, kamu emang nggak perlu terlibat sama aku. Dari awal, nama kamu enggak pernah ada di hidupku."
Bohong! Bohong! Bohong! Semua perkataanku adalah kebohongan. Sejak aku diberi kesempatan hidup kembali, sejak itu pula aku bertekad untuk melepaskan diri dari takdir bernama Mas Juan. Aku membenci laki-laki itu. Sangat membencinya. Namun, hanya dengan mengatakan ini aku bisa menyakiti Zilian sampai dia tidak ingin lagi bertahan di sisiku. Namun—
"Kamu pikir aku bodoh, Alea? Kamu pikir ... kamu bisa nipu aku dengan kata-kata bullshit kamu?" Kekehan sinis Zilian mengudara. "Kamu salah, Alea. Semakin kamu mendorong aku buat menjauh, semakin aku nggak mau lepasin kamu. Pokoknya nggak ada kata pengorbanan di sini. Aku lebih tau karakter Juan dari pada kamu. Beri aku waktu satu jam. Dalam satu jam, kalau aku nggak berhasil nyelamatin orang tua kamu, kamu boleh pergi sesuai keinginan kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Under The Galaxy (TAMAT)
RomanceKalau begini terus, Alea bisa gila! Semenjak Alea sadar kalau dirinya terlempar ke masa lalu, mati-matian dia berusaha menghindari perjodohannya dengan Juan dan segala hal yang berhubungan dengan laki-laki itu agar tidak mati di tangan suaminya. Na...