T I G A B E L A S

603 26 13
                                    

Masa depan adalah rahasia dari Tuhan, apa pun bisa terjadi...
---

Semenjak baru sampai tadi hingga saat ini Amelia masih aman-aman saja. Masih sehat wal-afiat tanpa kekurangan satu pun.

Amelia dari tadi masih gelisah didalam hati karena kejadian kemarin. Amelia sudah mempunyai banyak pikiran negatif dibenaknya. Dirinya sangat takut jika dibully nanti. Amelia punya trauma yang lumayan mendalam tentang bulying. Semasa SMA, Amelia pernah dibully habis-habisan karena pembawaannya yang bisa dibilang pendiam dan cupu. Karena kasus itu, Amelia pernah diwarat psikiater selama 1 tahun.

Tetapi yang diharapkan Amelia tidak terjadi. Coba pikirkan saja mana ada yaag mau bully istri bos mereka yang ada nanti mereka dipecat. Kecuali orang gila.

Untung deh nggak ada yang bahas kejadian kemarin- Ucap Amelia dalam hati sambil menghela nafas pelan.

Sambil berjalan pelan menuju divisinya, Amelia menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Amel"

Merasa namanya dipanggil Amelia langsung balik badan kearah sumber suara.

"Eh Rahma, iya kenapa ?"

"Emm, aku mau nanya" Rahma berkata dengan gugup. Dilanda perasaan tidak enak.

"Mau nanya apa ?" Amel berkata dengan santai.

"Tapi jangan disini deh. Kita ke divisi aja"

"Yaudah. Ayok"

Mereka berduapun berjalan kearah divisi mereka yang tinggal beberapa langkah lagi sampai.

Saat sampai Rahma lalu menarik Amelia menuju kursi dengan tergesa-gesa. Amelia sendiri bingung dengan sikap Rahma yang tidak biasa.

"Kenapa Rahma ?" Amelia gemas sendiri dengan Rahma yang dari tadi hanya diam.

"Hm, aku mau nanya tapi kamu jangan marah yah Mel" Rahma lalu menarik nafas pajang dengan pelan.

"Amel aku tau mungkin pertanyaan aku ini nggak sopan sama kamu. Tapi..aku cuma mau pastiin 1 hal sama kamu"

Amelia hanya diam menyimak apa yang disampaikan Rahma. Amelia memilih mendengarkan cerita Rahma sampai selesai tanpa menyela.

"Kamu beneran istinya pak Devian ?" Mendengar pertanyaan Rahma tentang hal tersebut, raut wajah Amelia langsung berubah sedikit jika diperhatikan dengan seksama.

"Iya" Amelia mengangguk membenarkan.

"Berarti kamu anak bungsu dari keluarga Beatrix yang disembunyikan ?" Tanya Rahma perperjelas.

"Iya. Tapi kenapa kamu tanya soal ini ?" Amelia menjawab dengan bingung. Apa hubungan Rahma dan keluarganya ? Kenapa Rahma terlihat sangat cemas juga --takut.

Rahma tersenyum sebelum menjawab.

"Nggak papa Amel. Aku seneng aja ternyata teman aku ini punya dukungan keluarga yang baik. Aku nggak bakalan khawatir lagi jika mbak Devi ada apa-apain kamu"

Rahma menjawab masih dengan senyuman tipisnya. Tapi jika diperhatikan terdapat niat jahat dimatanya, yang terlihat dengan samar.

Amelia yang mendengar penjelasan dari Rahma menghela nafas lega. Ternyata temannya ini tidak bertanya terlalu jauh.

Tanpa dia sadari dirinya akan menghadapi masalah yang yang sama sekali tidak pernah terpikir olehhya.

---

The Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang