D U A B E L A S

786 30 4
                                    

Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang paling berbahaya dari segala makhluk...
---

Berita tentang istri Devian, langsung berhembus dengan cepat di kantor Devian, layaknya angin. Setelah kejadian di kantor pagi menjelang siang tadi.

Banyak karyawan yang tidak menyangka bahwa istri bos mereka ternyata adalah salah satu dari mereka.

Setelah kejadian itu Amelia jadi uring-uringan sendiri. Salahkan saja mulut dan emosinya yang tidak bisa dia kontrol.

Hais kenapa aku bisa melakukan itu.

Apa yang sedang melanda otakku ini.

Mau taro dimana muka ini.

Pasti hari-hariku tidak akan sesantai biasanya lagi.

Ini juga salah Devian karna Devian yang memancing emosinya tadi.

Amelia tidak henti-hentinya mengeluh dalam hati. Saat ini Amelia sedang duduk didepan TV sambil duduk bersila tak lupa dengan cemilan yang senantiasa menemaninya. Mata Amelia memang melihat kedepan TV, hanya saja pikirannya tidak sejurus dengan matanya.

Devian yang melihat Amelia seperti itu hanya menghela nafas pelan. Devian sudah tahu bahwa Amelia pasti memikirkan tentang kejadian dikantor tadi. Devian sebenarnya senang orang dikantornya sudah mengetahui siapa istrinya.

Devian berjalan pelan kearah sofa tempat Amelia duduk dan langsung duduk disebelahnya. Devian duduk menyamping menghadap Amelia yang sedang fokus dengan pikirannya.

Devian tidak melakukan apa-apa. Devian hanya memandang Amelia dengan intens. Sambil menerka-nerka apa yang ada dipikiran istrinya ini. Saat Devian mendekatkan wajahnya pun Amelia belum menyadari keberadaan Devian. Sampai Devian mencium pipinya baru Amelia sadar.

"Is ngagetin aja sih" ucap Amelia sambil menatap Devian, karena dirinya terkejut dengan perlakuan Devian tadi.

"..." Devian tak menjawab. Devian hanya memandang wajah Amelia dengan intens. Sampai Amelia pun menjadi salah tingkah mendapat tatapan seperti itu.

"K-kenapa ?" Tanya Amelia gugup. Namun lagi-lagi Devian tak menjawab.

Melihat Devian tidak merespon dirinya, Amelia langsung mengalihkan pandangannya kearah TV yang menyala.

DUH NASIB AING NTAR KAYAK GIMANA

NTAR DI BULLY KAN NGGAK LUCU

Amelia masih lanjut memikirkan nasibnya dan hari-hari kedepannya. Tanpa memperdulikan Devian lagi yang duduk disebelahnya.

"Nggak usah dipikirin" ucap Devian tanpa melihat kearah Amelia.

"H-hah ?" Jawab Amelia tersentak dari lamunannya. Kaget dengan teguran Devian yang tiba-tiba.

"Hm"

"Apa ?"

"Nggak usah dipikirin"

"Gimana nggak dipikirin Dev ? Nanti kalau aku dibully gimana ??" Jawab Amelia cemas.

"Nggak bakal"

Mendengar jawaban Devian, Amelia hanya menghela nafas pelan. Pasrah dengan keadaan.

---

Keesokan hari nya, Amelia berjalan gontai kearah meja makan. Dirinya tak berselera untuk melakukan apa pun. Saat dimeja makan pun, Amelia hanya diam.

The Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang