sticky notes
[ Mingi x Yeosang ]U・ᴥ・U
Selamat pagi, Yeosang!
Ayo, lewati hari yang indah ini dengan senyuman!
Hwaiting! ^^
Yeosang tersenyum kecil kala ia mendapati sebuah sticky notes diatas mejanya. Dibarengi dengan sebuah susu kotak.
"Kau dapat sticky notes lagi, eoh?"
"Pertanyaanmu retoris. Jelas - jelas jawabannya sudah ada di depan mata," sahut San menanggapi pertanyaan Wooyoung.
"Aku tidak bertanya padamu!"
Detik selanjutnya, perdebatan pun dimulai. Yeosang sendiri sudah sibuk menulis balasan untuk si pengirim sticky notes. Tidak peduli dengan temannya yang bisa saja baku hantam di tempat.
Sudah dari sebulan yang lalu, ia selalu mendapati sebuah sticky notes tertempel di mejanya. Awalnya, Yeosang risih. Namun, lama - kelamaan ia mulai terbiasa. Dan Yeosang rasa ini sudah menjadi rutinitas tersendiri baginya. Membaca pesan penyemangat dari seseorang yang bahkan tak ia ketahui identitasnya.
"Yeosang - ah, apakah kau tidak penasaran siapa pengirim sticky notes ini?" Tanya San. Ia dan Wooyoung sudah selesai berdebat ngomong - ngomong.
Yeosang terdiam sejenak kemudian berujar, "Penasaran, sih. Tapi, biarkan sajalah. Aku lebih nyaman seperti ini."
"Sang, apa kau masih menyukai Mingi?"
"Kenapa kau tiba - tiba bertanya soal itu?" Yeosang menatap Wooyoung tajam. Bisa - bisanya ia mengingatkan Yeosang pada mantan kekasihnya itu. Tapi, kalau boleh jujur, Yeosang masih ada rasa pada mantan kekasihnya. Dia tidak akan mengatakan itu pada Wooyoung. Yang ada ia bisa diledek habis - habisan oleh sahabatnya itu.
"Aku hanya bertanya, Yeosang. Atau kau benar - benar masih ada rasa padanya?"
"Berisik! Kembali ke tempat dudukmu! Pak Kim akan segera masuk."
.
.
Besoknya, Yeosang tidak mendapati satupun sticky notes di atas mejanya.
"Mungkin dia sudah bosan mengirimimu pesan," ucap Wooyoung.
Yeosang meringis pelan. Perkataan Wooyoung mungkin ada benarnya. Dikarenakan keesokan harinya pun ia tak dapat pesan penyemangat yang ditulis di sticky notes. Begitu pula hari - hari selanjutnya. Sampai Yeosang lupa kalau ia pernah mengharapkan ada sticky notes yang tertempel di mejanya.
.
.
Selamat pagi, Yeosang!
Bagaimana kabarmu?
Maaf, seminggu ini aku tidak mengirimimu pesan
Aku dilemaAku dilema apakah kau penasaran tentangku atau tidak
Dilihat dari balasanmu, sepertinya kau tidak tertarik
Karena kau tidak pernah bertanya siapa diriku sebenarnyaJadi, karena memikirkan ini, aku tidak menyapamu seminggu lebih
Aku kekanakan sekali, ya?Ngomong - ngomong, kalau kau penasaran tentang siapa aku, pergilah ke taman di depan sekolah
Temui aku di dekat air mancurItu juga kalau kau penasaran
EheheAku akan menunggumu
Ah, untuk hari ini tetap semangat juga, ya! ^^.
.
Jantung Yeosang berdegup kencang. Ia memenuhi permintaan si pengirim sticky notes untuk menemuinya di dekat air mancur taman depan sekolahnya.
"Hei."
Tunggu, ia kenal suara ini. Yeosang berbalik dan mendapati seseorang yang begitu ia kenal.
"M-Mingi, k-kau...."
Mingi, mantan kekasihnya berdiri disana dengan senyum yang terpatri di wajahnya. "Halo, Yeosang," sapanya ramah.
"Kau..., apakah kau yang mengirim semua sticky notes itu?"
Mingi mengangguk mantap. "Setelah hari itu, aku tidak memiliki keberanian untuk berbicara bahkan menemuimu. Jadi, aku menggunakan sticky notes sebagai sarana untuk kita berkomunikasi. Aku memang pengecut." Mingi tertawa hambar setelahnya. Lalu kemudian menggenggam tangan Yeosang.
"Apa kau tau, Yeosang-ah? Aku masih mencintaimu. Setelah hari itu aku sadar. Aku hanya terobsesi padanya. Dan perasaanku tetap hanya untukmu. Aku tidak bisa menyangkalnya. Jadi...."
Pria Song itu menyodorkan setangkai bunga mawar merah yang ia sembunyikan di balik punggungnya. "Apakah kau mau mengulang semuanya dari awal bersamaku? Aku berjanji aku tidak akan menyakitimu seperti yang sudah - sudah."
Yeosang rasa matanya sudah berkaca - kaca. Tak menyangka bahwa Mingi setulus itu terhadap perasaannya. Dengan malu - malu ia meraih bunga mawar yang disodorkan pria dihadapannya. "A-aku mau...," ucapnya kemudian. Wajahnya pasti sudah merah padam sekarang.
"Terima kasih, Yeosang-ah." Mingi meraih tubuh kecil itu untuk didekapnya erat. Menyiratkan bahwa ia benar - benar sangat bahagia saat ini.
Mingi melepaskan pelukan mereka dan menangkup wajah Yeosang. Lalu, mengecup dahi pria itu dengan lembut.
"Ayo, bahagia bersama!"
U・ᴥ・U
A/N
Huhuuu, drama banget
Aku gak kuaaatt plisss