[35] Kematiannya Adalah Kesalahanku

230 19 2
                                    

Peraturan sekarang di Hogwarts sangatlah ketat. Saat pergi ke aula, semua murid di awasi dengan sangat ketat.

Snape berceramah tentang keberadaan Harry. Kalau ada yang mengetahui atau membantu Harry akan diberi hukuman dengan sepantasnya.

Belum selesai berbicara Harry sudah menampakan dirinya menggunakan jubahnya yang berwarna hitam, dalamnya merah, dan terdapat logo Gryffindor diluar, tentu itu adalah jubah Gryffindor. 

"Sepertinya, ini juga tergantung strategi pertahananmu. Kau masih memiliki masalah keamanan, Kepala Sekolah," ucap Harry saat menunjukan dirinya.

Orde. Bisa dibilang isinya- Carolyne, Ron, Hermione, Neville, Fred, Geroge, Bill, Fleur, Molly, Athur, Lupin, Amos, dan Shacklebot.

"Beraninya kau berdiri ditempatnya berdiri? Beritahu mereka apa yang terjadi malam itu! Beritahu mereka saat kau melihat ke dalam matanya!"

Snape mengeluarkan tongkatnya pada Harry. McGonagall tak berpikir panjang, langsung berlari ke depan Harry. Ia mengeluarkan beberapa mantra pada Snape. Snape tak membalasnya, ia hanya mempertahankan dirinya. Lalu ia kabur.

Cahaya api dinyalakan oleh McGonagall. Semua orang bersorak-sorak, bertepuk tangan, dan bersiul.

Harry yang belum bisa sepenuhnya menghalangi Voldemort masuk dalam pikirannya pun terjatuh. McGonagall sempat khawatir.

Api-api yang baru saja dinyalakan tiba-tiba padam. Suara teriakan yang menyaring terdengar dari dua murid. Mereka bingung ada apa dengan kedua murid tersebut.

"Aku tahu diantara kalian berfikir bertempur itu baik. Dan ada beberapa diantara kalian berfikir bertempur adalah hal yang bijak. Tapi itu bodoh sekali. Serahkan Harry Potter. Lakukan dan tak ada yang terluka,"

Suara Voldemort terdengar disetiap telinga murid, guru, dan karyawan didalam aula.

Carolyne yang takut kegelapan, gemetar. Seluruh badannya tergoncang. Ayahnya yang tahu hal tersebut pun memeluk putri satu-satunya.

Suara Voldemort sudah tak terdengar. Api-api sudah bermunculan. Carolyne melepas pelukan ayahnya dan tersenyum pada ayahnya.

"Apa yang kalian tunggu? Tangkap dia!" ucap gadis Slytherin- Pansy.

Carolyne yang mendengar hal tersebut langsung lari kedepan Harry dan mengancam Pansy dengan tongkatnya.

"Tenangkan dirimu, Lyne. McGonagall tidak akan membiarkannya begitu saja," ucap Harry yang menurunkan tangan Carolyne dengan perlahan.

Filch datang diwaktu yang tepat.

"Jika kau bisa aku ingin membawa Ms. Parkinson dan semua murid asrama Slytherin, pergi dari aula," ucap McGonagall.

"Tepatnya mereka mau dibawa kemana, nyonya?" tanya Filch.

"Bawah tanah,"

Semua murid asrama Slytherin dibawa ke penjara bawah tanah. Semua orang bersorak-sorak.

"Dad, sebentar lagi kita akan berpisah lagi," ucap Carolyne memegang lengan ayahnya. "Dan ku harap kita tetap bisa bertemu diakhir perang,"

"Kita akan bertemu lagi, putriku. Setelah semuanya selesai, kita akan pergi ke makam Cedric dan Mum," ucap Amos. Carolyne mengangguk dan memeluk satu-satu anggota keluarganya yang tersisa.

"Dad menyayangimu,"

"Lyne juga menyayangi Dad," ucap Carolyne.

Carolyne mulai melepas pelukan ayahnya dan pergi bersama dengan Fred dan George.

Carolyne Diggory || Harry Potter X CarolyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang