4. I(N)B : PROMISE

71 2 0
                                    

Semilir angin disore hari berhasil menerpa rambut pendekku, jam memang sudah menunjukkan jam 4 sore tapi entah mengapa matahari rasanya cepat sekali akan tenggelam. Sinar orange nya pun sangat menyilaukan pandanganku yang kini sedang duduk ditaman sendirian.

Benar, setelah pulang sekolah tadi aku langsung ketaman. Aku ingin menikmati waktu sendiri, apalagi setelah ujian pergantian sabuk kemarin. Bahkan untuk bermain dengan Mira saja tidak ada waktu.

Aku menghela nafas kasar, ternyata lelah ya satu hari penuh diisi dengan kesibukan. Apalagi kesibukanku semua diatur semua oleh Ayah. Walaupun begitu, aku yakin, ada alasan tertentu kenapa Ayah memperlakukan seperti itu.

"Capek, tapi harus semangat karena aku harus jadi tentara."

Aku mengangguk semangat.

Lalu mengedarkan pandangku kesegala arah taman ini, mencari sebuah hiburan. Sungguh, aku butuh hiburan, biasanya ada Marsha dan Mira saat sendirian seperti ini.

"Hahaha!"

Mendengar suara gelak tertawa, aku langsung mencari sumber suara tersebut, yang dimana sudah ada seseorang yang sedang duduk berdua saja disana. Tidak jauh dari tempat ini, apalagi sekarang aku bisa melihat seseorang tersebut.

Dua orang yang kini aku pandangi sedang duduk dibawah pohon, satunya sedang menggambar sesuatu ditangan orang tersebut, ia juga sesekali tertawa dan tersenyum saat salah satu dari mereka mengerucutkan bibirnya, mungkin kesal Karena dikerjai.

Aku pandangi wajahnya cukup lama, hingga tidak sadar saat ini sebuah senyuman terukir saat melihatnya. Aku penasaran, siapa dia?

"Ih kakak jahat banget sih sama aku?! Masa tangan aku gambarnya kucing, kan aku maunya gambar bunga."

Orang yang aku pandangi malah tertawa setelah mendengar tanggapan orang tersebut.

"Hahaha kan kamu itu kucing, makanya kakak gambarin tangan kamu itu. Lagian kucing juga lucu ya kan?"

Pemilik tangan yang digunakan sebagai bahan percobaannya tadi mendengus kesal, aku yang mendengar interaksi mereka berdua hanya menggelengkan kepala senyum. Pemandangan yang sangat lucu, setidaknya rasa lelahku hari ini perlahan hilang walaupun tidak sepenuhnya.

Drrtt!!! Drrtt!!! Drrtt!!!

Ponsel hadiah dari mamah bergetar disaku seragam, membuatku membuka ponsel, dan melihat siapa yang menelpon diwaktu seperti ini? Dimana yang menelpon ternyata adalah Mira.

"Halo!"

"Halo Vi kamu ada dimana?"

Aku mengernyitkan dahiku setelah mendengar suara yang asing. Ini bukan Mira, tapi-

"Ini mamahnya Mira, tante pake hape Mira karena tante lupa bawa hp sendiri."

"Ya terus kenapa tante nelpon aku? Emangnya ada ap-"

"Mamahmu masuk rumah sakit."

Aku terdiam.

***

Dengan tergesa-gesa, aku langsung mencari ruangan yang dimaksud mamah Mira. Menerobos orang-orang yang aku lalui dilorong rumah sakit ini. Hingga di sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih, aku berhenti karena melihat Mira dan mamahnya berdiri. Terlihat raut wajah mereka berdua seperti cemas.

Tanpa menunggu lama lagi, akupun menghampiri mereka.

"Mira!" Ucapku, membuat Mira dan mamahnya menoleh.

"Vivi!"

"Mamah kenapa Mir?" Tanyaku yang tidak sabar.

Apalagi didalam sana aku bisa melihat dokter, dan dua perawat yang sepertinya sibuk melakukan sesuatu. Aku juga tidak tau apa yang sedang dilakukan dokter dan dua perawat itu. Sungguh, aku ingin masuk dan melihat kondisi mamah.

I'M (NOT) BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang