16. I(N)B : REKAMAN

28 2 0
                                    

"Aku pulang ya Chik! Kamu yang semangat belajarnya! Jangan nakal dan jaga sikap ya disana."

Chika mengangguk senyum, kemudian memelukku erat. Meskipun sudah waktunya untuk berpisah lagi, entah mengapa, rasanya berat sekali melepaskan pelukan ini. Pelukan yang akan membekas selalu karena sebentar lagi aku dan Chika akan jarang bertemu lagi.

Rambut hitamnya yang panjang kini aku usap lembut, mencoba menyampaikannya bahwa setelah ini kita akan bertemu lagi.

"Aku janji! Habis lulus dari sini! Aku akan masuk kesekolahan kak Vivi!"

Pelukan kami melonggar, membuatku tersenyum. Wajahnya yang menatap sendu berhasil menghipnotis kedua mataku. Kecantikannya benar-benar masih sempurna, walaupun hari sudah sore.

"Kakak tinggal ya, makasih buat hari ini!" Kataku, lalu melambaikan tangan kearah Chika, dan masuk kedalam angkot yang sedari tadi sudah menungguku.

Chika yang berdiri disana hanya bisa memandangiku, bahkan saat aku sudah duduk, lewat kaca angkot ini Chika masih setia disana. Tuhan! Kenapa aku harus berpisah lagi dengannya?!

Angkot perlahan bergerak meninggalkan asrama Chika, lalu menyenderkan punggungku didekat kaca. Helaan nafas kasar lolos begitu saja.

"Jangan sedih Vi! Nanti juga ketemu Chika lagi!" Kataku, kemudian mengambil ponsel yang ada didalam tas.

Mira

Bi Nana nelpon gue! Nanyain lo udah pulang belum? Gue jawab belum karena lagi belajar kelompok sama gue. Gue sengaja boong, karena gue tau lo lagi nikmatin masa lalu bareng Chika!

17.25

Aku bernafas lega, kemudian membalas pesan dari Mira.

Makasih Mir udah ngasih tau, ya ini aku lagi jalan pulang. Ya semoga aja ayah enggak tau kalo aku habis bolos.

17.45.

Setelah membalas pesan dari Mira, aku matikan ponselnya dan masukkan kedalam tas. Senja benar-benar sudah menghilang saat aku tiba dirumah.

Gerbang pintu aku buka perlahan, memperlihatkan Pak Lana yang masih bertugas dan sudah berdiri, kepalanya menunduk, seperti enggan untuk melihatku. Dahiku mengernyit menatap heran dirinya.

"Selamat malam Non!" Sapanya.

"Malam Pak! Kalo gitu saya masuk kedalam duluan ya! Monggo pak!"

"Ya monggo non!"

Kini aku berdiri dihadapan pintu utama rumah, dengan pelan pintu yang kini dipegang didorong hingga muncul lah sosok pria tegas yang sudah memegang tongkatnya, lalu berdiri bersama anak buahnya.

"Baru pulang prajurit!" Ujarnya setelah aku menutup pintu.

Tanpa melihat dirinya, aku mengangguk. "Ya!"


"Tau ini jam berapa?"

"Jam 6 lebih, waktu dimana sholat maghrib tiba!"

"Oke! Sekarang, mandi, sholat, lalu masuk keruangan ayah. Ayah mau bicara sama kamu Ananta!" Ucapnya, lalu meninggalkanku yang masih disana.

Setelah kepergian Ayah, aku langsung bernafas lega dan segera masuk kedalam kamar membersihkan diri, serta bersiap ibadah.

Ketika akan masuk, Bi Nana memanggilku, kali ini dengan wajah seperti khawatir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M (NOT) BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang