Chapter Tujuh Belas

1.2K 136 21
                                    

Happy Reading💜
.........................................

Selasa, 5 Oktober 2021

Tim Sean-Shilla, coba acungkan tangannya!☝
_____________________________________________

Tak lama kemudian, Sean dan Shilla sudah sampai di rumah yang cukup besar milik Shilla. Shilla segera turun dari motor Sean. Ia melepaskan helmnya dengan sedikit kesusahan. Sean yang melihat itu pun membantu Shilla.

"Terimakasih kak."

"Iya."

"O iya kak, ini bonekanya." Shilla memberikan boneka little pony itu pada Sean. Bukannya menerima, justru Sean memberikan boneka boba berwarna pink tadi kepada Shilla.

"Hah? Kok di kasih ke Shilla?"

"Buat lo aja semuanya."

"Terimakasih banyak kak. Ya udah kak, kita masuk dulu. Biar aku buatin minum."

"Hmm"

Shilla pun mengajak Sean untuk masuk terlebih dahulu. Shilla mengambil kunci yang ada di dalam tasnya.

Ceklek....

Belum sempat ia mendapatkan kuncinya, pintunya lebih dulu terbuka. Muncullah Papanya dengan berkecak pinggang. Shilla pun tersenyum dengan sangat manis agar Papanya luluh dengannya. David menjewer telinga Shilla. Putrinya itu sering sekali membuatnya khawatir.

"Bagus! Buat orang tua khawatir terus."

"Aduhh Pa sakit! Lepasin Pa... Aduhh... aduhh. Shilla minta maaf. Gak di ulangin lagi, beneran." ucap Shilla sambil memegang tangan Papa yang ada di telinganya dengan sedikit kesusahan karna ia memegang dua boneka. Telinganya terasa panas.

"Gak usah pulang sekalian. Bawa aja baju kamu semuanya." ucap David dengan kesal. Ia pun melepaskan jewerannya.

"Papa jangan marah-marah. Takut nanti tambah tua." ucap Shilla dengan sedikit bernada.

"Shilla!" bentak David. Bisa-bisanya putrinya masih bisa bercanda. Bahkan David belum menyadari keberadaan Sean di sana.

"Maaf Papa." gumamnya sambil menundukkan kepalanya. Ia juga malu jika di lihat oleh Sean dalam keadaan dimarahi oleh Papanya. Sejak tadi Sean menahan tawanya karna melihat raut wajah Shilla yang terlihat lucu.

"Papa itu khawatir sama kamu. Papa hubungi Alleta, Steffi, Bara, dan teman-temanmu yang lainnya. Tapi kata mereka kamu tidak pergi bersama mereka. Ponsel kamu tidak aktif. Suka banget emang buat Papa khawatir. Uang jajan kamu Papa potong." Shilla pun melebarkan matanya.

"Jangan dong Pa. Please, janji gak akan di ulangi lagi. Beneran Pa, kali ini gak bohong." rengek Shilla.

"Shilla gak pergi sendirian Pa." ucap Shilla.

"Trus sama siapa kamu pergi?" tanya David sambil melipat tangannya di depan dada. Shilla pun melihat kearah Sean. David juga mengikuti arah pandang Shilla.

"Sama kak Sean." ucap Shilla. David menatap Sean.

"Kenapa kamu tidak izin kepada saya saat ingin mengajak putri saya pergi?" tanya David pada Sean.

"Maafin saya Om. Saya....." belum sempat Sean menyelesaikan ucapannya, tapi Shilla sudah menyela ucapannya.

"Pa. Bukan salah kak Sean. Ini salah Shilla. Awalnya Shilla emang pergi ke pasar malam sendirian. Terus gak sengaja ketemu kak Sean. Shilla main dulu di pasar malam, dan kak Sean yang nemenin dan jagain Shilla. Pas udah puas bermain di pasar malam, Shilla di anterin pulang sama Kak Sean." jelas Shilla. Ia tidak mau merepotkan Sean apalagi jika sampai dimarah Papanya. Malah akan semakin merasa bersalah ia kepada Sean. David pun menghela napasnya. David menghela napasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sean Galeno [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang