1

519 38 2
                                    

-Ssssttttttt-

Bunyi rem sebuah mobil sangat terdengar ditelinga semua orang yang berada disana, orang - orang yang ada disana terkejut dengan kejadian itu.

"Gwenchanha?" Tanya pria yang bernama Park Jihoon itu pada gadis kecil yang sekarang sedang berada di pelukannya yang sangat erat.

Gadis kecil itu hanya bisa menangis. Jihoon mengelus - elus kepala gadis kecil itu.

"Gwenchanha, gwenchanha jangan nangis ada Oppa disini. Yuk ikut Oppa." Jihoon membawa gadis kecil tadi ke pinggir jalan untuk menemui ibunya, gadis kecil itu masih terus menangis saat tangannya berada di genggaman Pak Jihoon.

Ibu gadis kecil itu barada di pinggir jalan terlihat sangat khawatir dan juga menangis. Park Na Ra kekasih Park Jihoon mendekati ibu gadis kecil tadi mencoba untuk menenangkanya. Mereka berdua menunggu Park Jihoon dan gadis kecil tadi mendekat kearah mereka.

Saat sudah dekat gadis kecil tadi langsung melepaskan gengaman Jihoon dan berlari kearah ibunya. Ibunya memeluknya dengan erat sambil menangis. Setelah gadis kecil itu tenang, sang ibu mengucapkan terimakasih kepada Park Jihoon dan Park Na Ra dengan membungkuk 90 derajat, Park Jihoon dan Park Na Ra langsung membalas bungkukan ibu tersebut sambil tersenyum. Dan mereka pun berpamitan satu dengan yang lain.

Kopi yang dibawa Park Jihoon tadi masih terlihat berserakan di jalan sebagai jejak peristiwa tadi. Park Jihoon dan Park Na Ra kemudian berjalan menuju kampus mereka yang tepat di belakang penyebrangan jalan tadi.

Park Na Ra menoleh ke Park Jihoon. "Gwenchanha Oppa?"

"Emm." Dibalas anggukan oleh Park Jihoon.

Mereka berdua berjalan.
Baru beberapa langkah tubuh Park Jihoon terasa dingin, tangannya gemetar, nafasnya berat, keringat keluar dari dahinya.

Saat berjalan Park Na Ra melihat tangan Park Jihoon yang gemetar langsung menggengamnya tanpa berkata apapun mencoba menenangkannya.

Setelah sampai di dalam kampus, tanpa ada obrolan apapun yang terucap dari mereka, tiba - tiba gengaman tangan Park Jihoon sedikit demi sedikit terlepas dari tangan Park Na Ra.

Maaf | Park Jihoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang