~ Musim semi 2021 ~
- Sore; di Sebuah Cafe -Siang menjelang sore itu Junkyu dan Na Ra kerumah Jihoon seperti janji mereka, Junkyu habis - habisan mengolok - olok sahabatnya itu atas kejadian kemarin.
Jihoon tidak dapat membalas ke tengilan sahabatnha itu, karena semua yang disebutkan memang benar adanya.Kebetulan Junkyu kerumah Jihoon membawa pacarnya Se Ri.
Mereka ber 5 (Jihoon, Na Ra, Junkyu, Se Ri, dan Jihan) memutuska untuk ke Cafe.Setelah minum kopi, ngobrol panjang lebar, dan bercanda - canda, Na Ra mengajak Jihoon untuk berpindah tempat duduk di halaman Cafe.
"Oppa." Panggil Na Ra ke Pacarnya.
"Emm." Jihoon mengarahkan tubuhnya ke arah Na Ra.
"Kita udah janji kan bakal cerita semua masalah kita satu sama lain tanpa ada yang ditutup - tutupi."
"Emm." Jihoon menggangguk.
"Terus sebenernya kemarin Oppa kenapa? Aku panik kemarin Oppa tiba - tiba seperti itu."
"Emmm, aku harus mulai dari mana buat crita ke kamu." Jihoon meraih tangan kekasihnya itu, mengenggamnya erat dengan kedua tangannya.
Terdiam sejenak, Na Ra terus memandangi Jihoon yang mulai menundukkan kepalanya.
"Kamu tau Siena? Gadis kecil yang semalem ada di rumah aku." Jihoon memberanikan dirinya untuk memulai bercerita.
"Iya, aku tau. Aku sudah dengar semua ceritanya dari Ibu dan juga Jihan."
Jawab Na Ra sambil menegakkan kepala kekasihnya yang sedari tadi menunduk.Jihoon mulai meraih lagi tangan Na Ra, digenggamnya erat. Satu tetes air mata mulai menetes dari mata Jihoon.
"Oppa, gak ada yang nyalahin kamu atas semua peristiwa itu" Timpal Na Ra lagi.
"Itu salahku 100%. Aku berada disana saat kejadian itu terjadi, aku yang salah! Siena ternyata ngikutin aku, dan pas dipenyebrangan...." Kata - kata Jihoon terhenti.
Na Ra terkejut mendengar kebenaran yang berbeda dari apa yang diceritakan Jihan dan Ibunya.
"Dipenyebrangan..." Jihoon melanjutkan critanya.
Na Ra mengenggam erat tangan Jihoon untuk menguatkan kekasihnya itu.
"Dipenyebrangan Siena manggil aku, sebelum dia tertabrak mobil. Aku melihatnya! Aku liat tubuh Siena penuh darah." Tangisan Jihoon pecah, Na Ra langsung duduk mendekat disamping Jihoon memeluk kekasihnya itu.
"Dengan kepengecutan ku, bukannya nolongin Siena aku malah kabur. Aku jahat sama Siena! Aku merasa sangat bersalah sama Siena."
Na Ra terus memluk Jihoon dan meletakkan kepala Jihoon di pundaknya sambil mengelus - elus lengan Jihoon untuk menenagkannya.
Na Ra membiarkan Jihoon menangis sepuasnya di pelukannya. Na Ra tidak bisa berkata apa - apa, dia tidak mampu mengucapkan satu katapun untuk menghibur Jihoon. Karena dia juga sangat terkejut dengan kenyataan yang Jihoon critakan.
"Oppaa!" Jihan tiba - tiba memanggil Oppanya yang sedang berada dipelukan Na Ra.
Na Ra menoleh, dia meletakkan jari telunjuk ke bibirnya untuk membuat isyarat menyuruh Jihan diam.
Lalu melambaikan tangannya seakan menyuruh Jihan untuk cabut duluan.Tentu Jihan memahami isyarat itu. Jihan menjelaskan pada Junkyu dan Se Ri, pada akhirnya mereka cabut dari cafe duluan.
"Aku sudah ke Psikiater tanpa sepengetahuan Eomma, Appa, dan Jihan." Setelah sedikit tenang Jihoon membuka pembicaraan lagi.
"Terus kata mereka apa?"
"Ada Trauma karena kejadian itu kata mereka."
"Terus?"
"Dikasih obat penenang aja, karena ini gak akan sembuh, kepengecutan dan rasa bersalahku pada Siena gak akan pernah bisa aku ilangin. Sampai kapanpun aku akan merasa bersalah kepada Siena. Siena harus jalan pakai kruk seumur hidupnya karena aku, bagi mana aku bisa nglupain rasa bersalah itu."
"Okay, gak papa. Oppa tenangin diri dulu, aku disini temenin kamu." Na Ra menenangkan kekasihnya Jihoon.
"Gak ada yang tau kenyataan ini kecuali kamu, aku takut mereka semua tau, kamu harus janji gak bakal bilang ke siapapun."
"Aku janji, tapi dengan syarat kalau kamu ke Psikiater lagi, kamu harus sama aku. Okay?!"
Jihoon mengangguk pasrah.
Na Ra memeluk seluruh tubuh Jihoon ke tubuhnya,
"Gimana bisa kamu nyimpen semua ini sendiria Oppa, seharusnya kamu cerita semua ini lebih awal ke aku. Jadi kejadian kayak kemarin gak akan terjadi, aku panik banget tau!" Rengek Na Ra sambil memukul - mukul pelan ke punggung Jihoon yang dia peluk.
"Ahhh." Jihoon mulai merintih kesakitan atas pukulan Na Ra ke tubuhnya.
"Mian, mian, mian Oppa." Na Ra memeluk lebih erat tubuh Jihoon, dan Jihoon membalas pelukan itu dengan erat juga, hingga mereka berdua tertawa kecil bersamaan.
- End -
🐼🐼🐼
*Sebenernya Siena gak pernah menyalahkan Jihoon Oppa atas semua yang terjadi padanya.
Siena sadar bahwa itu adalah murni kesalahannya sendiri.Makanya Siena juga gak pernah cerita ke siapapun bahwa saat kejaian itu Jihoon Oppa ada disana.
:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf | Park Jihoon ✓
FanfictionPark Jihoon; Laki - laki rapuh musim semi °°° Start : Oktober 2021 Maaf ©2021 by tulisansunrise