T:FYT'3.

2.6K 220 0
                                    

Aku sudah sampai di kamar yang bernuansa pink, sungguh ini mengganggu mata ku. Bagaimana bisa semua yang berada di sini pink dari mulai ranjang, meja belajar, lemari, bahkan aku yakin semua pakian yang ada di lemari kebanyakan pink.

Uhh mataku benar-benar sakit melihatnya, bukan karena aku tak suka warna pink tapi ini benar-benar berlebihan. Nanti akan ku ganti semua aku lebih suka warna hitam atau abu-abu.

Aku dituntun mami memasuki sebuah ruangan yang banyak sekali pakaian ynag berwarna pink. Aku yakin ini yang biasa di sebut di novel lemarinya orang kaya wal-waling ah entahlah apa itu namannya.

Mami mengambil sebuah piyama bermotif mickey mouse yang berwarna pink, serius piyama siang bolong begini, mana warna pink lagi, jika boleh memilih aku lebih suka memakai kaos oblong dan box*er.

Aku memakai piyama itu dan melangkah menuju ranjang, berbaring sambil memikirkan siapa tubuh yang aku masuki.

"Sayang, tunggu sini ya mami ambil minuman buat kamu," ucap mami dan pergi keluar menuju dapur.

Tak lama pintu terbuka lagi menampilkan wanita cantik dengan memakai snalli yang melekat ditubuhnya.

Dokter itu mengeluarkan stetoskop dari tasnya dan memeriksaku.

CEKLEK

Tapi sebelum itu mami memasuki kamarku dan dua orang berada di belakngnya, papi dan juga seorang pemuda yang belum aku ketahui namanya.

Dokter siap untuk memeriksaku dari mulai memeriksa mataku, sampai bertanya-tanya yang tengah aku rasakan saat ini.

"Kalo ada bagian badan kamu yang sakit katakan ya? biar saya tau lebih sepesifikasi bagian mana saja yang mengalami sakit-sakit," ucap dokter dan aku manggangguk sebagai jawabanya.

"Baik, mata bagus tidak ada masalah, jantungnya juga normal, apa yang kamu rasakan?"tanyanya menekan pinggangku.

"Gak ada dok," jawabku mengeleng, dan melihat dokter itu tersenyum lalu membereskan alat-alat yang tadi untuk memeriksaku.

"Saya belum pernah menemui kasus yang seperti anak anda tuan, seharusnya setelah sadar Rhea mengalami rasa sakit dibagian tertentu dari luar maupun dalam tubuhnya, mengingat sebelumnya Rhea terjatuh dari jurang bahkan Rhea dikatakan meninggal dan hidup kembali, ini keajaiban." Ucapan dokter Iren membuat ku menegang seketika, apa? Jurang. Trus gak ada rasa sakit yang aku rasakan saat ini, seharusnya aku merasakan sakit entah apa itu paling tidak seperti patah tulang.

"Tapi untuk mengetahui apa'kah ada luka dalam. Rhea harus datang kerumah sakit untuk pengecekan menyeluruh."

Aku hanya mendengar sambil memikirkan siapa aku sebenarnya. Lalu bagaimana dengan tubuhkan yang asli, karena aku yakin ini bukan tubuhku. Mengingat tempat ini berbeda dari rumahku.

"Baik nanti Rhea akan kerumah sakit untuk pengecekan menyeluruh,"kata pria paruh baya yang tampak masih muda itu dengan mengelus rambutku sayang.

"Baik, kalo begitu saya pamit kembali tuan, nyonya." Ucap dokter Iren.

"Baik, terimakasih dokter, mari saya antar,"ucap pria baya itu keluar dari kamar ku, sekarang dikamar pink ini hanya ada aku, wanita paruh baya yang tampak masih cantik, dan laki-laki muda yang tengah memainkan ponselnya disofa kamar pink ini.

Transmigrasi :figuran Yang Tersakiti (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang