T:FYT'5.

2.1K 170 4
                                    

Sebelumnya cuma mau ngasih tau, kalo cerita ini aku publis sesuai ada kuota ya, karena aku males beli kuota, kuota banyak tapi gak ada yang ngecet jadi males gaess maklum jumbo karatan.
Sekali lagi saa juga INGETIN!! JANGAN MENGKOPI ATAU MEMBUAT ULANG CERITA INI DALAM BENTUK APAPUN TANPA SEIZIN PENULIS.
Kalo kalian mau baca, baca!! Jangan lupa vote dan komen saa menerima segala kritik dan saran.

Happy reading.......

============
Padatnya kendaraan membuat jalanan macet, penjual asongan menjajakan jualanya dengan sibuk, pengamen jalanan, penjual kaki lima, lalu lintas yang padat akan kendaraan menjadi pemandangan utama Rhea saat ini.

Berada didalam novel sama saja seperti didunia nyata, tempat, suasana novel diambil dari kota besar seperti Jakarta. Penulis menuliskan sangat detail kota metropolitan ini, bahkan mungkin presidenya sama. Semua sama sampai dari artis yang suka nyinyir dan idol-idol k-pop korea juga.

Rhea hidup dikota kecil yang luasnya hanya mencapai 1.118,03 km2 tapi sangat padat penduduk. Rhea yang belum pernah melihat dunia luar selain kotanya, memandang sibuknya jalanan dengan antusias. Jangan katakan kalo Rhea katrok tapi memang itulah kenyataanya.

"Bang siapa presiden Indonesia?" Tanyanya menatap sang abang dengan atusias.

Abang yang mendengar pertanyaan tak berbobot adiknya memutar bola matanya malas, hai anak kecil saja tau siapa presiden Indonesia.

"Bang, ihh jawab!" Desaknya. Menggocang kecil lengan tangan sang abang.

"Gak berbobot banget pertanyaan lo, anak kecil aja tau presiden kita siapa lagi kalo bukan pak jokowidodo,"ucapnya malas.

"Wahh, sama ternyata." Decaknya antusias. Melihat sang adik yang sangat antusias Afzal hanya menggeleng kepala, bocil memang.

Mereka sudah sampai disalah satu mall terbesar di Jakarta, lagi-lagi sisi kampungan Rhea terlihat. Memandang kesana kemari dengan antusias dengan mata berbinar ia cepat-cepat menarik Afzal kedalam mall.

"Ya elah sabar,"grutu sang abang.

-T:FYT-

Wahh benar-benar besar mall ini, gak kaya mall yang berada dikampung ku, kecil kaya supermarket.

Aku menarik lengan kemeja abang agar dia cepat-cepat membawaku memasuki pusat perbelanjaan itu. Aku yakin aku akan tersesat didalam jika terpisah dari abang.

"Abang, Rhea lupa mau beli apa tadi,"ucapku yang lupa akan apa yang akan kubeli, semua pemandangan menyegarkan mata, pusat perbelanjaan yang sangat di minati oleh kaum wanita menjadi hal yang baru aku lihat, walau aku pernah sesekali kemall tapi aku tak pernah membeli hanya masuk, melihat, ngadem, dan pulang. Sama seperti saat aku kesupermarket masuk, keliling, keluar jelas tujuanya hanya ngadem dan membeli satu botol aqua yang harganya hanya 5.000. Itu pun hanya satu.

"Tadi lo bilang mau beli kaos sama boxer, loh." Jawabnya, ahh aku baru ingat aku mau membeli kaos dan celana boxer yang menurutku lebih nyaman dipakai dari pada dress yang berada dilemari Rhea, bahkan dress yang itu semua seperti kurang bahan, terlalu nincing sampai atas lutut kadang ada yang lekton, kelek katon.

Bang Afzal yang aku ingat namanya saat Rhea memberi memori tadi sbelum kesini, bang Afzal itu sangat menyayangi Rhea, apapun akan abang lakukan untuk adik tercintanya, tipe kakak idaman sekali, sayangnya aku jiwa yang tersesat ini tak mempunyai abang dihidup dulu. Tapi malah mempunyai adek yang kaya dakjal, suka ngadu cari kesalahan ku dan suka main tangan, apalah daya ku yang badanya lebih kecil dari dia gak bisa apa-apa.

Bang Afzal membawaku kesebuah toko baju, semua yang aku lihat kaos overzise, mungkin ini langganannya.

"Pilih, kamu suka yang mana aja, abang yang BAYAR." Uucapnya pongah sambil menekan kata diakhir. Ha-ha gak tau aja dia kartu kredit papi aku bawa.

Aku memilih kaos yang menurutku cocok dipakai untuk ku, tidak ke besaran dan ke kecilan pas di tubuh dan juga aku memilih hoddie.

Selesai aku memilih sekiranya ada sekitar 20 kaos dan 10 celana boxer dan 25 hoodie aku melangkah mendekati abang menyuruh dia untuk membayar.

"Udah bang, 20 kaos, 10 boxer sama 25 hoodie,"ucapku yang membuat abang membelakakakn matanya.

Hei siapa yang akan membayar semua itu ku yakin habis ini abang akan menghemat selama beberapa bulan, ya walau abang itu banyak duitnya dan gak segan-segan ngluarin duit buat Rhea tapi ia kan harus berhemat.

Dengan menengguk ludah kasar abang berdiri dan siap membayar tapi aku cegah.

"Bang, yakin mau bayarin ini semua, banyak loh gak tanggung-tanggung juga harganya" ucapku dan abnag mengagguk ragu.

"Ahh udahlah muka abang kaya orang mau digebukin warga, nih kartu kredit punya papi tadi Rhea bawa kok, hehe." Ucapku terkekeh diakhir karna melihat mata abang melotot.

"Hufff, yaudah siniin kartunya, abang sebenarnya gak papa, ya cuma mungkin harus hemat beberapa bulan kedepan,"ucapnya mengambil kartu kredit berwarna perak tersebut.

Selasai kita berbelanja lebih tepatnya aku yang berbelanja kita mampir kesalah satu restoran yang berada dimall ini.

Kami memasuki restoran yang bernuansa japanes food itu namanya, kami duduk dan pelayan datang mencatat pesanan kita.

Tak lama kita menunggu pesanan kita selsesai disajikan.

Kami memakan dalam hening, semua orang juga tau bagaiman attidute makan.

Tak lama kami makan, seseorang datang menghampiri kami seorang remaja laki-laki dan perempuan.

"Hai?" Sapa remaja perempuan itu kepadaku.

"Oh? hai juga,"ucapku kikuk, menggali memori didalam ingatanku aku seketika mematung,
He apa ini dia kan protagonis perempuan dan protagonis laki-laki.

Nathan dan Elvina, mereka adalah tokoh utama dicerita my love peterpan, Nathan adalah laki-laki yang mengulurkan tangnya untuk sang tokoh utama wanita Elvina dari kegelapan, Elvina adalah sang wanita yang tak percaya lagi kepada dunia, hidupnya selalu terpuruk dan kegelapan selalu menyertainya tapi suatu hari Nathan datang mengulurkan tangan mengajak Elvina ketitik cahaya kecil yang semakin lama semakin besar titik cahaya itu, hidupnya kembali, bahagianya kembali karna Nathan dan diakhir cerita ini, Rhea alias pemilik tubuh yang aku tempati ini mati menyelamatkan sang protagonis dari insiden penculikan.

"Bagaimana keadaan kamu Rhe?"celetuk Elvina membuatku tersadar dari lamunan.

"Ahh aku baik, bagaiman keadaanmu?"jawabku disertai pertanyaan.

"Aku baik berkat kamu, aku minta maaf karna aku, kamu celaka dan trimakasih karna berkat kamu aku selamat."

"Iya sama-sama, sebagai mahluk ciptaan tuhan kan kita diwajibkan untuk saling tolong menolong,"ucapku disertai senyuman.

Kami tak berbicara lagi karna persanan mereka sudah sampai, tak lama kami berpamitan kepada dua remaja itu untuk pulang.

Diperjalanan aku dan abang hanya saling diam tak ada pembicaraan seperti saat kita berangkat, aku yang tengah memikirkan spekulasi-spekulasi tentang novel my love peterpan dan abang tengah fokus dengan jalanan.

-T:FYT-

Sampai dirumah pun aku tetap diam, memasuki kamar tamu yang sekarang aku tempati karna kamarku sedang dalam perbaikan dan ditata ulang.

Pikiran ku kemana-mana semenjak bertemu dua tokoh itu, aku jadi takut sendiri.

Tanpa sadar aku terlelap menuju alam mimpi yang aku harap akan mimpi indah.

Sebelum benar-benar terlelap aku mendengar seseorang membuka pintu kamarku dan mengelus lembut kepalaku.

"Semoga kamu selalu bahagia menemukan orang yang selalu mencintai kamu, lupakan dia jangan jadi bodoh lagi ya," bisik pelan orang itu sebelum aku benar-benar tertidur disofa.

♡♡♡♡♡

Jangan lupa tandai typo dan ejaan yang kurang pas yaaa.
Saa pingin dobel update, yaudah dabel update lah.

Vote⤵

Transmigrasi :figuran Yang Tersakiti (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang