Bagian 9 : Pertemuan tak terduga

276 42 1
                                    

Mila tersenyum sambil melambaikan tangan untuk membalas sapaan dari mahasiswa lain yang mengenalnya.

Merasa ponselnya berbunyi, Mila mengambil ponsel di tasnya dan membalas beberapa bubble chat dari Mika.

Karna terlalu fokus dengan ponsel, tubuh Mila tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan di depannya.

Brak!

Ponsel dan juga beberapa map yang Mila pegang berjatuhan ke aspal bahkan Mila sendiri sudah terduduk aspal sambil meniup sikunya yang terluka karna bergesekan dengan aspal.

"Sialan! Lo kalau jalan pake mata!"

Tubuh Mila menegang saat mendengar suara dari seseorang di depannya sekarang, bahkan untuk mengangkat wajah pun ia tak mau takut jika itu seseorang yang dia kenal.

"Woi!"

"Ga punya mulut lo?! Bukannya minta maaf!"

Perempuan di depan Mila itu sekarang berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Mila.

"Postur tubuh lo kaya ga asing"

Dengan paksa perempuan itu mengangkat dagu Mila membuatnya menatap wajah perempuan asing itu dengan mata berair.

"Mila?! Oh My God!" Ucap perempuan itu dengan nada terkejut.

"Jangan lupa ya Mila gue masih punya dendam sama lo dan adik lo itu"

Perempuan itu berdiri lalu mengambil ponsel Mila. "Gue udah susah payah mau hubungin lo, ternyata lo ganti nomor?" Gumamnya lalu mengetikkan sesuatu di ponsel Mila.

"Okay see u loser"

Mila mengusap wajahnya kasar lalu segera mengambil beberapa map dan ponselnya yang berceceran di aspal lalu dengan cepat gadis itu berlari.

Mila mengusap wajahnya kasar lalu segera mengambil beberapa map dan ponselnya yang berceceran di aspal lalu dengan cepat gadis itu berlari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satria memainkan layar ponselnya dengan lincah sambil terus mengeluarkan kata kata mutiara dari mulutnya.

Seperti biasa dimanapun dan kapanpun Satria pasti akan selalu mabar pubg dengan Chandra.

"Anjing"

"Maju lah anjir"

"Tolongin gue Chandra woi"

"Setan"

"Chandra gublug"

"Fakk"

Marchel yang sedari tadi mendengar semua celotehan Satria mendesah pelan, sudah tak sanggup menghadapi teman lamanya ini.

"Lo kalau mau ketemu gue cuma buat ngeliatin lo main game mending gue pulang anjir" ucap Marchel dengan nada kesal.

"Iye anjeng ambekan lo kaya perawan"

"Lo kangen kan pasti sama gue makanya ngajak gue ketemuan" ucap Marchel membuat Satria melayangkan satu umpatan kepadanya.

"Najis"

"Halah ga mau ngaku lo, cepetan mau apa lo? Gue mau ketemu mba mantan" desak Marchel sudah jenuh dengan Satria.

"Udah mantan juga ngapain ketemu lagi? Mau fall in love lagi lo?" Cibir Satria.

"Anjing"

"Mila udah punya pacar lo ga mungkin mau ngerebut Mila dari pacarnya kan?" Ucap Satria.

"Pacarnya aja sering sibuk sama cewe lain ga masalah dong gue rebut Mila?"

"Jangan mulai Marchel" peringat Satria.

"Mulai apa? Gue cuma pengen dapetin lagi apa yang gue punya"

"Mila bukan punya lo, kalian udah ga ada hubungan apa apa lagi. Lo yang ninggalin dia ke Amerika disaat dia udah percaya dan naruh hatinya ke lo lalu lo mau ngerebut dia lagi dari pacarnya? Sinting"

"Itu semua bukan keinginan gue tapi papa yang maksa gue ga bisa nolak" balas Marchel.

"Jangan sampai Mila tau kalau dalang dari percobaan pembunuhan Mila delapan tahun lalu itu ulah bokap lo" sambung Satria membuat tubuh Marchel menegang.

"Hubungan lo dan Mila ga di setujui dari awal Marchel, lo bahkan gatau kenapa bokap lo merencanakan pembunuhan Mila delapan tahun lalu" jelas Satria lalu meneguk minumannya yang terletak di atas meja karna tiba tiba tenggorokannya terasa kering.

"Ayah Mila tanpa sengaja menabrak mama lo yang waktu itu lagi mengandung, itu lo anak yang di kandung saat itu adalah lo, lo lahir prematur karna kecelakaan itu dan sayangnya mama lo ga selamat, ayah Mila ga di penjara karna dia menyuap salah satu polisi buat nutup kasus itu dan selesai" sambung Satria panjang lebar.

Marchel terdiam. Dia masih berusaha mencerna kata kata yang sedari tadi di jelaskan Satria panjang lebar. "Lo... Tau itu semua dari mana?"

Satria terkekeh kecil. "Lo kira gue selama ini ga pernah nyari tau? Gue jarang begadang karna ngegame tapi gue nyelidikin ini, dari awal ini ga masuk akal Marchel"

"Pertama perencanaan pembunuhan Mila, bullying Mika, kepergian Celine yang sama dengan kepergian lo, dan terakhir kecelakaan pesawat ayah dan bunda kembar yang sama dengan tanggal kematian bokap lo"

"Gimana bisa semua itu terjadi bersamaan? Ga masuk akal kan?" Tanya Satria.

Dalam hati Marchel membenarkan perkataan Satria, semua terjadi secara bersamaan dan bodohnya Marchel terlambat menyadarinya.

"Celine"

Marchel menatap Satria heran sambil menunggu teman lamanya melanjutkan ucapannya yang tergantung.

"Celine kembali ke Indonesia dan gue gatau kenapa dia ada di universitas yang sama dengan gue, Mila dan Mika" lanjut Satria membuat Marchel membulatkan matanya.

Gawat.

























Huhuhu makin kesini makin jarang up dan makin gajee
Maaf ya:((
Tetep dukung aku dengan votee
Terima kasih^^

-glncjihw

Daily Life Of Twins [COMPLETE]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang