"WOIII, LU MAU PIKNIK ATAU MAU PAMER SIH NJING" ujar jaemin kepada renjun setelah melihat isi koper renjun dan haechan yang penuh dengan kartu blackcard.
"Lu aja kesel, apalagi gw yang satu rumah sama dia" ujar haechan cemberut.
"Udah gw bilangin jangan nikah sama orang china" ujar jeno mengejek haechan.
"T-tapi anak lu nikah sama anak gw yang notabe nya orang china" ujar renjun pelan.
"ITU KARENA KESEPAKATAN KALIAN BERDUA. ANAK GW YANG JADI KORBANNYA" teriak jeno mengamuk.
"Buna kenapa teriak-teriak sih" ujar jisung setelah, mengunci pintu rumah dengan chenle memasukkan koper mereka ke dalam mobil chenle.
"Jeno jangan mulai lagi. kita berangkat sekarang" ujar jaemin
Renjun mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil di susul haechan.
Jeno sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil bersama jaemin.
Sedangkan, chenle dan jisung sudah terlebih dulu masuk ke mobil. pasangan chenji itu sengaja masuk awal karena, tidak mau melihat acara baku mulut para orang tua mereka.
Jaemin lebih dulu menjalankan mobil nya, memimpin di depan, diikuti mobil renjun, dan chenle.
(•ˋ _ ˊ•)"Chenle tahu kita mau piknik kemana?" tanya jisung memecah kesunyian di dalam mobil. membuat chenle yang sedang fokus mau tak mau menoleh ke arah jisung yang juga melihat ke arahnya.
"Engga, buna sama mama yang milih tempat nya" ujar chenle sedikit cuek.
"Udah isi bensin nya?" tanya jisung lagi karena, ia sangat canggung berada satu mobil, duduk dekatan samping chenle.
"Berhenti ngoceh. makan snack atau apa kek, berisik tau ga. bacot mulu. bensin? gw holkay, pasti full lah" cerocos chenle.
Jisung manyunin bibirnya sedikit lebih maju, tangan nya juga dilipat ke atas dada. jisung kan hanya ingin mencari topik saja.
tring.. tring...
Ponsel chenle berdering sangat kencang. jisung yang berada di samping ponsel berusaha menggapai ponsel mahal milik chenle.
Sret!
"Jangan sentuh!" ujar chenle dingin
Chenle bergegas turun dari mobil karena tujuan mereka sudah sampai.
Dengan kasar chenle merampas ponsel nya di genggaman jisung.
"Aww...." jisung
"Manja banget" ujar chenle lalu segera pergi menjauh dari jisung.
Jisung turun dari mobil, ia mengeret koper mini nya dengan suaminya.
"Kemana chenle jisung?" tanya haechan
"Lagi angkat panggilan ma" jisung
"Dasar, anak kalian ga ada rasa tanggung jawab nya! jaemin bawa koper anakmu itu" ujar jeno kesal.
Jisung memutuskan melihat pemandangan di luar. sedangkan, yang lain sudah masuk terlebih dahulu ke rumah mewah di pinggir sungai kecil.
Pemandangan pertama kali yang jisung lihat adalah penampakan pepohonan rindang yang tertiup angin sejuk, rumput hijau, dan air sungai yang begitu jernih.
"Aku bakal cerain dia! kita bakal nikah"
Samar-samar jisung dapat mendengar suara chenle di balik pohon besar, sedang berbincang dengan seseorang.
"Kamu bohong! aku muak sama hubungan ga jelas kita"
"Kamu pikir aku mau sama si jisung yang manja itu. aku cuma mau kamu!"
Omongan chenle membuat cowok manis yang tidak di kenal jisung menjadi diam tak berkutik.
Nyut...
Sakit? tentu saja! jisung hampir menangis saat chenle mulai memeluk cowok manis berpipi gembil itu.
"Jisung?"
Tanpa sadar chenle melepaskan pelukan cowok manis dan sedikit menjauh.
Jisung berbalik. benar, ia tak pantas untuk chenle, tak pantas menerima cinta chenle.
"Jisung tunggu"
Chenle berlari mengejar jisung. ia tak peduli cowok manis itu memanggil namanya dengan kesal.
Grep!
"ZHONG JISUNG!"
Walaupun chenle berhasil menarik jisung, tapi jisung enggan menatap wajah chenle.
"Apa..." ujar jisung sedikit sesak di dadanya
"Itu.. cowok manis i-itu tunangan gw" chenle
Jisung berbalik menghadap chenle. matanya berbinar hingga tak bisa di tampung dan jatuh ke pipi gembilnya.
"HIKS... KAMU MAU CERAI KAN! S-SEKARANG AJA HIKS... KITA KE HIKS.... PENGADILAN" ujar jisung tersedu-sedu.
"Gak bisa..."
"K-kenapa hiks!"
'Karena gw bakal jadi ayah'
KAMU SEDANG MEMBACA
Warisan!
Teen FictionNikah karena warisan, harta, dan kekayaan. itulah tujuan zhong chenle menikahi park jisung.