Satu mobil hitam ferrari berjenis lambhorgini masuk ke halaman rumah chenle dan jisung.
dua orang dewasa sepasang kekasih itu berlari dengan raut panik.
"Ayah kenapa ramai sekali di rumah ini. anak kita ga kenapa-kenapa kan?"
"Bendera kuning ga ada, kaya nya ga kenapa-napa"
"Chenle lupa kali pasangin bendera kuning nya"
"Iya juga sih bun. kalau jisung meninggal kita bikin anak lagi yang lucu kaya jisung" ujar jaemin, menampar kuat pantat jeno.
Jeno yang di berlakukan seperti itu seketika melayang kan tamparan ke wajah jaemin dan langsung pergi meninggalkan jaemin sendiri.
Plak!
"CHENLE KAMU APAIN ANAK GW HAH!"jeno
"B-buna! jisung pingsan, jadi j-jadi chenle telpon dokter"
ujar chenle gagap karena panik sekaligus takut."Terus keadaan jisung gimana?"jaemin
"Masalahnya, chenle ga tahu dokter yang mana. jadi chenle telpon dokter semua rumah sakit besar"chenle
Benar saja. sekeliling mereka dapat jeno lihat, begitu banyak pemuda berseragam putih.
"Jisung tiba-tiba pingsan ya? mungkin, dia cuma kecapean doang"jeno
"Iya juga. m-maaf pak dokter istri saya ga kenapa-napa. silahkan pulang, tapi saya tetap akan bayar kok"chenle
Para dokter berhamburan keluar. ada dokter spesialis kelamin, jantung, tulang sendi, dan masih banyak lagi yang keluar dari rumah chenle.
"Ada apa ini? kok pada ngumpul"jisung
"Anak ayah kok sehat!"jaemin
"Diem lu na. jisung duduk dulu sini, biar buna masakin ayam kecap"ujar jeno, menunjuk kursi meja makan yang agak jauh dari chenle duduk.
"Iya"
"Adek gapapa kan? mas khawatir tahu"ujar chenle, berpura-pura dihadapan sang mertua nya.
"Gapapa, adek cuma masuk angin doang"jisung
Chenle hendak menghampiri jisung yang kelihatan lesu. wajahnya terlihat sangat jelas mengkhawatirkan sesuatu.
"HEH JANGAN DEKET-DEKET ANAK GW LU. DUDUK DI TEMPAT MASING-MASING" ujar jeno.
"Tapi, jisung mau dimasakin mas chenle!"ujar jisung, sedikit lesu.
"Siap!"chenle
Jaemin hanya melihat mereka bertiga sambil mengupas kulit pisang. lalu, membuang nya di tong sampah yang tak jauh dari nya.
tuk!
"Oh, apa ini. apa chenle sudah unboxing jisung"ujar jaemin
Chenle dengan lihai memasak ayam kecap kesukaan jisung. rasa nya sedikit senang karena ini kali pertama nya ia memasak untuk istri nya yang sedang hamil.
'Apa? oh, tunggu! bukannya terlalu cepat menjadi ayah'
Jisung yang mencium harum nya masakan chenle langsung menghampiri chenle dengan celemek merah yang melekat di tubuh chenle.
Dengan sedikit ngantuk, jisung berjalan hanya sekedar ingin melihat masakan chenle yang hampir matang.
"Eh? adek kenapa kesini. mas belum selesai masak nih"ujar chenle, yang melihat istri nya menahan mata karena mengantuk.
"Adek cuma mau peluk mas chenle..."
Chenle terkejut ketika merasakan jemari lentik jisung yang memeluk nya erat.
"Sebentar lagi matang. adek duduk sana sama buna, atau mau mas gendong kesana" ujar chenle
"JISUNG SINI DUDUK. MAKAN BUAH DULU SINI. CHENLE LANJUTIN MASAK"ujar jeno sewot.
Jaemin tertawa melihat jeno yang tak ikhlas, terlihat sangat jelas raut wajah yang di tunjukkan oleh jeno.
"Selesai!"ujar chenle, lalu membawa masakan nya ke jisung.
cup!
"Adek ayo bangun, makan dulu. adek belum sempat sarapan kan"
"Tapi suapin"
"Jaemin ayo pulang. kita kesini ga di anggep"jeno"Kenapa sih no. sewot mulu, jisung kan udah punya suami"
"Tapi kan aku buna nya"ujar jeno, keluar dari rumah chenle di ikuti oleh jaemin.
"Untung gw kaga jodohin anak gw sama si tiang anak nya bang jaehyun. jadi apa entar si jisung sama si jung itu!"jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warisan!
TeenfikceNikah karena warisan, harta, dan kekayaan. itulah tujuan zhong chenle menikahi park jisung.