🥵

2.4K 272 45
                                    

Semakin hari semakin bertambah besar perut jisung. semakin sengsara pula hidup chenle sebagai pembantu baru untuk jisung.

Hari ini chenle tidur lebih lama. melupakan bahwa dia ada kuliah tiga jam lagi. seharian ia menuruti permintaan jisung yang ingin makan bubur ayam tapi jangan dikasi ayam, soalnya kalau buburnya dikasi ayam jisung mau makan apa?

“Chenle mau sarapan apa ya? buatin roti selai buatan aku aja deh lebih praktis. masa chenle mulu yang kasih aku roti” ujar jisung sedikit ngeblush saat teringat roti milik chenle.

Setelah berkutat di dapur, jisung langsung membangun kan chenle yang asyik tertidur pulas.

“Chenle bangun! kamu ga kuliah? udah jam–

Belum selesai bicara, kaki jisung tak sengaja menginjak handuk chenle, semalam chenle terlalu letih untuk sekedar menata handuk.

Bruk!

Jisung melototkan matanya lucu. dirinya baru saja terduduk di atas kasur, tepatnya di pangkuan chenle yang baru saja panik saat melihat jisung yang hampir kehilangan keseimbangan.

“Lu ceroboh banget sih. gimana kalau anak gw– m-maksudnya cucu baba kenapa-napa!? bisa-bisa gw ga dapat warisan” ujar chenle  dengan wajah memerah.

“Maaf... tapi tangan nya bisa lepas ga?” ujar jisung.

Chenle melepaskan tangan kirinya dari pinggang jisung. jangan tanya lagi malu chenle kaya gimana.

Jisung langsung turun dari atas chenle dan langsung berdiri.

“Ayo sarapan dulu. kamu kan mau kuliah”

“Oh iya lupa kuliah! minggir gw mau mandi”

Setelah beberapa menit. chenle keluar dengan setelan santai, ia langsung menuju pintu keluar dan langsung memanaskan mobil tanpa tahu jisung di meja makan sudah menunggu dirinya untuk makan bersama.

“Chenle tunggu sebentar!” ujar jisung dari dalam.

“APA?” teriak chenle dari luar.

Lantas jisung berlari tergesa -gesa dengan membawa tupperwere ke arah chenle.

“Jangan lari, nanti jatuh!” ujar chenle

Tok!

Jisung mengetuk kaca mobil chenle, melihat jisung mengisyaratkan untuk membuka kaca mobil, chenle pun langsung menekan tombol fungsi agar kaca dapat terbuka.

“Nih, di makan ya bekalnya. hati-hati” ujar jisung senang saat chenle menerima bekalnya dengan gengsi.

“Yaudah sana masuk”

“Ihhh tunggu dulu. kasih dulu kunci kandang daegal?”

“Ck, nih ambil! sekalian aja jadiin suami lu. daegal mulu. jangan lama-lama main sama daegal. bulunya suka rontok. entar lu flu nyusahin gw lagi”

“Iyaa mas chenle! by” ujar jisung melambaikan kedua tangan nya dan membuat chenle tersenyum gemas.

“Kekeke....” kekeh chenle dari dalam kaca spion.

“Ekhem! a-apasih le. fokus le! lu nikahin jisung cuma buat warisan! jangan terpedaya”

Warisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang