09 : bahagia seluas lapang dadamu

893 217 14
                                    

song | orange & lemons - yakap sa dilim



Pagi itu hari libur. Rencananya Jennie dan Jisoo lari pagi santai, terus Jisoo nemenin Jennie buat beli makanan di warung deket rumahnya.

Tapi pas mereka sampai warung, eh malah ada ibu-ibu gosip.

"Saya denger-denger anaknya pak Lukman lagi deket sama orang ya?"

"Iya. Kayaknya temen sekolah"

"Palingan bentar lagi udahan"

"Hush kok?"

"Biasanya anak itu niru orangtuanya. Nah itu kan pak Lukman cerai sama istrinya, palingan anaknya juga bakal gitu"

Pak Lukman itu ayah Jennie.

Dan saat Jisoo berdehem, ibu-ibu disana noleh langsung pasang wajah kaget masing-masing. Mereka nyengir-nyengir terus pamit sama yang punya warung.

Dasar, banyak mulut.

Tapi Jisoo perhatikan wajah Jennie tampak tidak terganggu. Ah mungkin sering dia dengar kata-kata seperti itu sebelumnya.



[]



"Yang tadi" Gumam Jisoo mengaduk-aduk nasi sarapannya.

Jennie mendongak, tersenyum tipis. "Gakpapa Ji, udah sering" Nah kan benar rupanya.

Jisoo menunduk. "Kamu dulu sering nangis, Jen?"

Yang ditanya terdiam. Melihat pacarnya dengan senyum malu-malu kemudian menjawab lirih. Hampir seperti ingin menangis. Dia tidak jago bersembunyi.

"Iya, dulu"

Tangan Jennie terasa hangat. Sebab telapak tangan Jisoo berada di atasnya.

"Kamu orang yang lapang dada. Dan bahagia di bumi buat kamu ada seluas lapang dada kamu" Bilang Jisoo menatap lembut ke arah depan. Menyalurkan rasa sayang dan pedulinya.

Tidak bisa lagi Jennie menutupi, dia menangis.

Sebenarnya Jisoo tidak suka melihat Jennie menangis.

Tapi kalau memang mau menangis, yaudah Jisoo tungguin.



[]



Jennie menyesali dirinya yang meminum kopi ayahnya tadi sore. Jadinya Jennie tidak bisa tidur, padahal besok dia harus jadi salah satu pengurus upacara hari penting.

Tangannya melambai-lambai mencoba menarik nakas. Lebih tepatnya meraih ponselnya.

Ini sudah hampir tengah malam, apa harus Jennie menelfon pacarnya?

Ah telfon sajalah.

"Halo? Kamu belum tidur?"

"Kamu juga masih belum tidur" Balas Jennie.

Cewek di sebrang ketawa. "Iya, malem ini warung buka sampe tengah malem. Ini kan malem libur, jadinya rame"

Jennie menutup mulut. "Aku ngganggu ya?"

"Enggak, kamu nelfon malah aku bisa istirahat. Aheng yang nggantiin aku" Jawab Jisoo menghapus rasa khawatir Jennie.

"He he kirain"

Hening sejenak.

"Kamu kenapa gak bisa tidur?"

"Aku minum kopi tadi sore"

"Oalah. Coba minum kopi lagi"

"Loh kok minum lagi?" Beo Jennie.

"Iya biar kamu kuat melek sampai pagi, ketimbang nanti kamu bisa tidur tapi bangunnya telat"

Ternyata Jisoo orang yang cukup lucu menurut Jennie. Beberapa hari ini pacarnya sering melontarkan ucapan konyol supaya menghibur, walau mungkin beberapa tidak lucu tapi disitulah letak hiburannya.

"Aku deg deg an" Kata Jennie.

"Kenapa? Karena telfonan sama aku?"

"Bagus percaya dirinya. Tapi aku deg deg an besok Senin jadi petugas upacara. Takutnya kurang bagus" Lirih Jennie mengelus-elus selimut.

Jisoo disana tersenyum.

"Gak perlu khawatirin apapun, kamu udah sering latihan. Kalau kurang bagus pun juga jangan disesali, biar bisa lebih di kembangin"

Ah kalau begini kan tentram hati Jennie rasanya.

Dia senyum ngangguk-ngangguk. "Iya, makasih ya"

Sebelum ini, jika sedang khawatir Jennie tidak punya siapapun untuk berbagi. Tidak pada teman-temannya, atau pada ayahnya. Tapi sekarang ada Jisoo, yang juga mampu membuatnya tenang.





info:
lanjut, hari ini double up

dengan sederhana • jensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang