20.

14K 2K 165
                                    

Maap cast nya gak sesuai ekspetasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap cast nya gak sesuai ekspetasi

Btw cerita ini bakal tamat dalam waktu dekat, hanya ada satu konflik lalu selesei.

Buat yang minta harem? Hemm, gimana ya Ais mau jawabnya. Tapi boleh juga, ntar nyesuai in alur. Oke? 🐔

Kalo ada typo kasih tau.

Oke selamat membaca🐔

***

"Hoaamm...."

Lina menguap pelan, dia menyenderkan kepalanya di bahu Orion. Laki-laki itu beneran menjemputnya untuk berangkat ke sekolah bareng. Tidak ada yang aneh dengan hal itu. Tapi masalahnya, Orion itu menjemput Lina jam lima pagi!

Bayangkan, saat sedang asik-asiknya bermimpi bertemu Suho Exo. Kalian malah diganggu dengan paksa, kan bikin kesel saja. Itu yang Lina rasakan saat ini, dia mendengus. Saat sudah sampai di sekolah, ternyata sekolah nya masih tutup. Alhasil, Lina dan Orion saat ini sedang menunggu di warung depan sekolah hingga pintu gerbang terbuka.

"Sorry, kita datengnya kecepetan."

"Kita gak salah, tapi gerbangnya aja tuh yang lama dibuka."

Mendengar ucapan Lina membuat wajah Orion memerah. Mau nangis saja dia, kenapa "Lina-nya" begitu menggemaskan dan juga keren. Sudah lah, dia merasa gagal menjadi cowok.

"Lin, jangan keren-keren dong. Harusnya yang keren itu gue," protes Orion. Lina memutar bola matanya malas, tetapi dia tetap mengangguk. Tumben sekali Orion baik seperti ini, kan jadi deg-deg an kalo ada apa-apa.

Lalu hening, Orion melirik Lina yang tertidur dibahunya. Laki-laki itu tersenyum tipis.

"Lina, i think i really like you. So, please don't leave me."

***

"Maaf."

Alga menunduk, membenarkan jaket nya yang dia pakaikan pada tubuh menggigil Lina. Tadi niatnya cowok itu ingin mengajak Lina ke dufan sepulang sekolah, tapi malah hujan. Akhirnya kedua orang itu berteduh di halte bus. Namun sampai saat ini hujan nya belum juga berhenti, akibatnya mereka terjebak di sana selama dua jam.

Sepertinya hari ini adalah hari sial Lina. Sudah datangnya kecepetan, lalu tadi pas jam belajar kena hukuman karena tidak memperhatikan. Ini sih salahnya Dipta yang saat itu kelasnya sedang olahraga, terlalu menggoda buat ga diliat.

Lalu sekarang, mau kencan malah hujan.

"Iya gak papa. Em, Alga masih dingin. Ayo peluk Lina," rengek Lina sambil menggoyangkan lengan Alga.

Laki-laki itu merentangkan tangannya dengan wajah malas, padahal hatinya sedang jedag jedug tidak jelas. Sedang kan Lina tertawa pelan, gemas dengan kelakuan lucu Alga itu.

"Mau mampir ke rumah gue? Deket kok dari sini," tawar Alga.

"Mauu," jawab Lina semangat.

Setelah hujannya agak mereda, mereka berdua segera pergi ke rumah Alga.

"Lina tunggu sebentar ya, gue mau ganti baju dulu," ucap Alga sambil membuka pintu rumahnya yang kosong. Iya kosong, Lina aja gak kepo. Jadi kalian juga gak usah kepo kenapa rumahnya kosong.

"Iya."

Bruk

"Ah?"

Alga mengangkat sebelah alis nya bingung melihat Lina yang menabrak punggung nya.

"Kenapa? Tunggu gue di ruang tamu sana," ucap Alga.

Lina menggeleng. "Enggak, gue mau ikut lo ke kamar."

"Mau ikut?" Alga membuka pintu kamar nya ragu. "Yaudah, boleh. Ambil handuk di lemari itu, terus pake selimut tebel biar hangat. Itu juga ada tablet di atas kasur, pake aja. Banyak game disana."

"Oke."

"Good girl."

Setelah mengacak rambut Lina, cowok itu melangkah menuju lemari untuk mengambil kaos lalu masuk ke dalam kamar mandi. Lina menjadi bingung, kenapa kalo bersama dengan Alga dia malah menjadi seperti anak kecil. Selalu nurut pada laki-laki itu.

Au ah, bodo. Mending main game saja.

Sementara di dalam kamar mandi. Alga terdiam, otaknya ngeblank. Perasaan tadi dia membawa kaos biru, kenapa malah jadi kolor bergambar tayo? Kalau ingin keluar bertelanjang dada, tidak masalah bagi nya. Tapi yang jadi masalahnya saat ini sedang ada Lina. Lalu bagaimana?

Cowok itu menghela nafas pelan, dia membuka sedikit pintu. Menyembulkan kepala nya untuk menatap apa yang sedang di lakukan Lina.

Disana, diatas kasur Lina masih sibuk bermain game dengan wajah serius. Seperti tidak ingin diganggu. Badan gadis itu sudah dililit seperti kepompong dengan selimut.

Alga lagi-lagi menghela nafas pelan. Baiklah, persetan dengan rasa malu. Harusnya dia bangga memamerkan six pack nya di depan Lina.

Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, Lina mengalihkan perhatiannya dari game. Gadis itu mengerutkan kening melihat Alga yang sedang berdiri kaku di ambang pintu. Kedua tangan cowok itu tersilang di depan dada, mirip seperti gadis perawan yang tidak ingin di rusak. Jangan lupa kan wajah tampan Alga yang selalu tampak ngantuk kini memerah hingga kelehernya.

"Pft." Lina tertawa pelan, Alga sangat menggemaskan menurutnya.

"Ke-kenapa Lin?" tanya Alga gugup bercampur malu.

"Em eh," gumam Lina dengan menggelengkan kepala nya. Detik berikutnya, gadis itu melotot kaget menyadari kalo Alga sedang tidak memakai bajunya. Lina sontak menenggelamkan wajahnya ke bantal. Kalo kemarin dia hanya melihat Dipta akan membuka baju, sekarang dia malah melihat langsung roti sobek Alga. Kan bikin deg-deg an.

Para cogannya aneh banget belakangan ini, kenapa suka sekali ngebuat jantung Lina berdisko-disko?

Alga berjalan cepat menuju lemarinya, mengambil sebuah kemeja hitam kemudian memakainya tergesa-gesa.

Melihat Lina yang masih menelungkupkan wajahnya ke bantal semakin membuat Alga malu, cowok itu merebahkan badannya di kasur samping Lina. Dia juga ikut membenamkan wajahnya dibantal, demi apapun dia cowok tapi dia malu.

Sebuah tepukan pelan mendarat di bahu Alga, dia mengangkat wajahnya dari bantal melirik Lina yang sedang menatapnya dengan raut aneh tapi ada rona merah dipipi gadis itu.

"Ayo anter gue pulang," ucap Lina.

"Hm."

Alga memiringkan badannya menghadap Lina, lalu menarik badan mungil gadis itu hingga masuk ke dalam dekapannya. Dia melingkar kan kakinya diatas kaki Lina, tangan kiri cowok itu juga melingkar di pinggang Lina. Sedang kan tangan kanannya mengelus kepala gadisnya dengan lembut.

[bisa di praktekan menggunakan guling]

Jadi saat ini Lina di jadi kan guling oleh Alga.

"Bentar, nanti gue anter. Sekarang lo tanggung jawab dulu," udah bikin gue malu, ucap Alga dengan suara serak.

"Lah, tanggung jawab apa? Gue kan gak hamilin lo."

"Hm, ada deh. Sleep hug, baby. Sayang Lina."

***

12 chapter lagi...

Mau bilang apa ke para tokoh:

1. Lina

2. Alga

3. Niko

4. Dipta

5. Orion

6. Maxime

8. Isi sendiri..

9. Arini, siapa tau di chapter besok dia muncul-

Sudah, terimakasih.

Ibaratnya makanan, notif dari kalian itu kayak Ayam. Ais suka🐔


GEMBEL KAYA RAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang