Kalo ada typo kasih tau.
Selamat membaca🐔
***
Semilir angin berhembus lembut, menyapu wajah cemberut Lina. Saat ini gadis itu sedang berada di rooftop sekolah setelah keluar dari ruang BK. Pandangannya kosong, gadis itu masih memikirkan task yang dia dapat tadi. Ikuti permainan Arini? Permainan apa sih?!
Tatapan Lina jatuh pada sebuah botol susu yang berada tidak jauh dari nya. Lina mengambil botol itu, ada surat disana.
'Buat Lina, jangan lupa di minum'
Lina mengerutkan keningnya. Dia meneliti botol susu itu, mirip seperti yang Maxime berikan kemarin. Ah, sepertinya Lina tau ini dari siapa. Gadis itu segera meminunnya sampai habis tak bersisa, lalu membuang botol nya. Setelah itu dia berbaring di sofa yang ada disana. Lalu memejamkan mata.
Seseorang berjalan mengendap-endap masuk ke dalam rooftop, orang itu tersenyum miring memandang Lina. Lalu menyalakan ponselnya untuk menelfon seseorang.
"Hallo, gue udah dapet orang nya. Tunggu gue di deket sekolah, kalian bisa make dia sepuasnya."
Mata Lina terbuka, dia bangun dan menampar wajah Arini kuat. Ya, orang yang masuk itu adalah Arini.
Lina tertawa pelan. "Lo mau ngejebak gue? Gak bakal bisa, satu botol itu gak cukup buat ngebius gue," ucap Lina, tapi sebenernya gadis itu juga merasa aneh. Kenapa dia tidak merasa kan efek apa pun setelah minum. Mungkin belum bereaksi?
Sementara itu, Arini terkejut dia memandang Lina takut. "L-lo, lo gak bakal apa-apain gue kan?" cicitnya.
"Menurut lo, gue bakal ngapain?" tanya Lina sambil mengambil botol susu yang tadi di buangnya. Lalu memandang Arini. "Lo, ikut gue ke BK," ucapnya. Lina menarik kasar tangan Arini yang ketakutan.
"Tolong lepasin gue, Lina," mohon Arini yang sudah menangis tersedu-sedu. Lina seakan tuli, dia tetap menarik tangan Arini menuju BK. Mengabaikan orang-orang yang sedang membisikinya di sepanjang koridor. Bahkan ada yang mengikuti langkah Lina, ingin mencari tau hal besar apa yang akan terjadi.
Sesampainya di ruang BK, Lina langsung mendorong Arini masuk. Arini yang tak siap tersungkur jatuh ke lantai. Guru yang tadi memandang Lina jijik kini membantu Arini berdiri.
"Lina, apa yang kamu lakukan?!"
"Dia, Arini anak polos yang selalu kalian puji dia yang fitnah gue! Dia yang jalang, bukan gue! Semua yang ada di video itu cuma editan!"
Semua orang yang mendengar ucapan Lina tampak tak percaya, mereka memandang Arini yang menangis lalu kembali menatap Lina yang memasang wajah kesal.
"Tapi kalo Arini fitnah lo, emang lo ada masalah apa sama dia? Juga, apa buktinya kalo dia yang fitnah lo?" tanya salah satu siswa mewakili pertanyaan semua orang yang ada disana.
"Ada, itu...." Lina menunjuk botol susu dan ponsel Arini yang dia letakan di meja. "Dia ngasih gue botol minuman yang udah ada obat bius nya, terus nelfon orang buat ngerusak gue. Dan gue denger itu semua sendiri!" ucap Lina lantang.
"Lina hiks, a-aku gak gitu, hiks," ucap Arini yang masih menangis.
Lina terkekeh sinis. "Ibu coba suruh dokter sekolah buat cek botol itu, juga sekalian cek panggilan terakhir di HP cewek ular itu," ucap Lina.
Sarah, guru yang menjunjung keadilan itu menganggukkan kepalanya. Lalu menyuruh salah satu murid untuk memanggil dokter sekolah.
Beberapa saat kemudian, pria paruh baya dengan kemeja putih dan celana hitam masuk ke dalam ruangan yang mencekam itu.
"Dion, tolong periksa botol ini apa ada obat didalamnya. Kemudian periksa panggilan baru di ponsel hitam ini," ucap Sarah sambil memberikan botol dan ponsel Arini pada Dion, dokter sekolah untuk di periksa.
20 menit berlalu.
Lina menguap pelan. "Jadi? Hasil nya gimana?" tanya Lina tak sabar.
Dion terdiam sebentar, lalu berkata. "Minuman di botol ini bersih, tidak tercampur obat apapun. Dan di ponsel ini, hanya ada satu panggilan baru. Dan itu adalah nomer pengecekkan pulsa. Sebenernya ada masalah apa ini?"
***
Hm🐔
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBEL KAYA RAYA
FantasyLina tidak mengerti, kenapa gadis itu bisa sampai ke tempat yang aneh. Saat terbangun, dia sudah berada di dalam dunia yang katanya game. Dengan di temani sistem cerewet yang banyak maunya. Apapun masalahnya, selama dapet money tidak masalah! #trans...