"Tuanku..."
"Diam Daniel kau berat!"
Daniel tak henti-hentinya memanggil Jihoon dengan sebutan 'Tuanku'
Merasa semakin tidak kuat untuk memapah Daniel ke dalam rumahnya.
"Yaaaaaaaaaaaa! Tolong akuuu!"
Jihoon berteriak pada seorang scurity yang menjaga pintu gerbangnya.
"B-baik Tuan" scurity itu cepat-cepat bergerak memapah Daniel namun Jihoon tidak bisa beralih karena Daniel masih merangkulnya erat.
"Daniel lepass! Kau itu berat!" Jihoon mencoba melepaskan rangkulan Daniel tapi tetap saja tidak berhasil.
"Kalau begitu biar saya..." Belum selesai Daniel melanjutkan kalimatnya, Jihoon sudah berada di gendongan Daniel saat ini. Yang sontak membuat Jihoon terkejut.
Scurity yang melihatnya pun ikut terkejut, ingin mencoba membantu Jihoon turun dari gendongan Daniel tapi Daniel menempis tangan scurity itu yang lagi-lagi membuat si scurity kembali terkejut.
"Daniel kau ini! Turunkan aku tidak!"
Jihoon semakin geram lantaran Daniel seperti bukan menjadi dirinya sendiri."Apa demam membuat mu jadi seperti ini Daniel?"
"Tuanku, apa Tuan makan dengan baik, kenapa anda sangat ringan sekali" Bahkan pertanyaan Jihoon tidak dijawab sama sekali.
Daniel mulai melangkah berjalan menuju ke dalam rumah milik Jihoon. Majikannya pun akhirnya pasrah dengan apa yang dilakukan bodyguard nya itu.
'Wajar kah orang demam menjadi seperti ini?' tanya Jihoon lirih pada dirinya sendiri.
.
.
.Berhenti di dapur, Jihoon semakin diherankan dengan Daniel.
"What the hell?"
Setelah mendudukkan Jihoon di meja pantri di dapur. Daniel dengan mudahnya mengambil obat dan meminum nya dengan air layaknya orang sehat pada umumnya.
Jihoon tak habis pikir dengan itu."How can he do that?"
Selesai menenggak obat nya Daniel menghampiri Jihoon.
"Daniel kau sehat?" Tanya Jihoon memastikan dengan tangan mungilnya yang bergerak meraih dahi Daniel yang ternyata masih terasa panas.
Mengerutkan alisnya heran, tubuh Daniel memang benar-benar sangat panas, tapi dia berusaha keras untuk meminum obatnya sendiri.
"Kau harus segera istirahat niel" ujar Jihoon. Seketika sebuah senyum terukir di bibir bodyguard nya.
"Saya baik-baik saja Tuan" Daniel kembali menggendong Jihoon. Jihoon hanya bisa mengulum senyumnya khawatir.
Sampai di dalam kamar Daniel, Jihoon segera melepaskan baju yang dikenakan Daniel.
"T-tuan.."
"Ssstt diam" Jihoon melepaskan satu persatu kancing kemeja Daniel hingga tubuh kekar itu terlihat sangat jelas dipenglihatannya.
"Shit" umpat Jihoon. Segera mungkin Jihoon menutupi nya dengan selimut milik Daniel.
"Tidur!" Jihoon mendorong tubuh Daniel hingga terlentang.
"Haah...sialan kau Kang Daniel"
Melihat Daniel yang sedikit demi sedikit tertidur itu, lalu setelah nya Jihoon keluar dan pergi ke kamarnya.
Jangan lupakan semburat merah jambu masih terlihat di pipi gembil nya saat meninggalkan kamar Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD | NielWink
FanfictionSeorang tuan muda berwajah manis pemimpin sebuah perusahaan model terkenal di Seoul Mau tidak mau harus memiliki seorang bodyguard untuk menjaga nya? Akan kah keseharian nya membosankan? atau malah sebaliknya? Kepo? baca gih! cepet! Jangan lupa jug...