9🍂sorry

6K 432 106
                                    

"Udara yang ku hirup Seperti racun yang menebarkan kerinduan. Mengingatmu membuat hatiku berdebar dan merasa hidup . Saat aku tak ada lagi , tetaplah bernafas dengan udara yang tak akan mengingatkanmu padaku".




My ex

sejak pulang jimin hanya diam dan tidak banyak bicara. dia terus memikirkan mantan suaminya itu. Jimin merasakan udara tak pernah bisa leluasa masuk ke dalam paru-parunya. Pria dengan senyum gigi Kelinci itu membuat harinya tak pernah tenang walau tak sekalipun menunjukkan wajahnya atau mengganggu secara langsung.

Sesampainya di rumah Jimin berjalan hendak ke kamar karena entah Mengapa dia merasa lelah .

"Sudah pulang sayang?".

Seingat jimin dulu ibunya tidak suka memanggilnya sayang. Sejak tau Jimin sakit nyonya park benar benar memperlakukan Jimin seperti anaknya yang berusia Sepuluh tahun. Tidak hanya itu , nyonya Park bahkan menarik Jimin untuk duduk di sofa , mencoba memakaikan topi rajut yang baru saja di buatnya. Jimin terlihat lucu dengan topi tersebut .

"Bagaimana tadi ? Pergi kemana saja ? Hyung tidak lupa memberikanmu obat kan ?".

Jimin tersenyum menampilkan gigi geliginya . Matanya tenggelam membentuk bulan Sabit.

"Lihat topi ini akan bagus untukmu". Ucap nyonya Park. "Eomma akan buatkan lagi dengan motif dan warna yang berbeda".

Si cantik hanya mengangguk setuju . Saat nyonya Park menarik topi yang di coba jimin , wanita itu memudarkan senyumnya . Hoseok yang baru saja masuk dan menaruh tas melihat ibunya yang tiba tiba saja melihat dirinya dengan mata berkaca-kaca.

dalam topi itu rambut Jimin rontok , sangat banyak . Dengan cepat nyonya Park melipat topi di tangannya lalu mencoba tersenyum walau air matanya hendak keluar .

Jimin tersenyum ,dia melihat ibunya sebentar sebelum akhirnya meraih topi yang di lipat ibunya tadi. Dilihatnya Helai rambutnya yang rontok, namun Jimin tak memperlihatkan kesedihannya , dulu dia pernah begitu setelah kemo dan hal Seperti itu biasa terjadi .

Tangan kecil menyentuh tangan nyonya park dengan penuh kelembutan. "Gwenchana eomma , nanti akan tumbuh lagi. Ah Jimin akan memangkas habis rambut . Bagaimana? Aku sudah berniat menggunduli rambutku".

"Itu bagus . Kau terlihat seperti bayi nanti Jimin". Hoseok maju menyemangati . "Potong pendek saja . Hyung ada kenalan yang akan menata rambutmu".

" Ini akan rontok semua Hyung .Jadi lebih baik di pangkas habis agar tumbuh dengan baik".

"Baiklah. Hyung akan mengantarmu nanti".

Setelah mengangguk Jimin bangkit berdiri lalu melangkah menuju kamarnya. Pria itu merasa sangat lelah dan mengantuk.

"Gwenchana eomma. Jimin kita sangat kuat. Kita sudah berjanji untuk tidak menangis bukan? Semangatlah sedikit eomma". Bertingkah seperti anak yang manis , Hoseok meraih tisu kemudian memberikannya pada sang eomma yang hanya mengangguk setuju.

Setelah meminta Hoseok untuk bermalam nyonya Park berjalan menuju kamarnya. Sepertinya dia butuh sosok pria di rumah karena suaminya sedang mengambil stock buah di luar kota .

🍁


Jimin pernah bilang dia tidak ingin menggunduli rambutnya. Dulu saat masih kecil Jimin sering di jahili teman teman sekelasnya .

Bukan di bully, tetapi dulu karena sedang asik bercanda tanpa sengaja salah satu temannya menempelkan Permen karet di rambutnya. Entah bagaimana ceritanya sang appa malah menggunduli Jimin dan itu sontak membuat Jimin menjadi bahan bercandaan teman-temannya. sejak saat itu Jimin berjanji untuk tidak akan pernah menggunduli rambutnya lagi.

he is my ex✅(jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang