5🍂you just don't know

4.7K 387 57
                                    

"Aku terus berbicara pada diriku sendiri untuk berhenti . Namun semakin ku coba aku sadar. Aku semakin terluka dari dalam".







My ex

Keluarga adalah rumah paling aman untuk kita pulang , saat rumah kita tidak tidak bisa memberikan rasa itu ,Maka tidak ada yang bisa menjadi pelindung .

Jimin dan keluarga , mengenyahkan keresahan hati. Dia memulai lagi untuk bersemangat , dia sudah menuliskan moto hidup bahwa kesederhanaan juga tidak masalah .

Ibu ayah dan kakaknya ada , mereka akan selalu ada untuknya dari sekarang jadi dia tidak takut lagi. Namun untuk jujur mengenai keadaanya Jimin tidak sanggup. Dia sudah terbuai , dia sudah merasakan kenyamanan memiliki keluarga kembali ,dan dia tidak ingin keluarganya mengkhawatirkan dirinya terlebih sang ibu yang sudah mulai merubah sikapnya .

Jimin sudah bertekad , dia akan bekerja dan mencari uang . Dia akan sembuh , semua berjalan dengan baik jika bisa keluarganya tidak perlu tau .

Hari ini sebelum mencari pekerjaan sore nanti , Jimin membantu ayahnya bekerja menjual buah. Senyuman manis pria cantik itu tak pudar . Dia tidak perlu lagi menggunakan kacamata , meski kaca matanya sebenarnya hanyut entah kemana , dia masih memiliki kaca mata lamanya . Dia merasa bersalah pada Yoongi karena menghilangkan pemberiannya . Meski melihat orang lain dari jarak jauh dia tidak bisa setidaknya dia tidak perlu membaca. Dan saat ini Yang Jimin lakukan adalah sebuah strategi berjualan .

Dia tidak memakai baju yang lusuh , hanya mengenakan kaos kebesaran, helai Surai hitamnya di tata begitu rapi , dia juga terlihat mengenakan lip gloss berwarna Cherry . Bukan keinginannya sebenarnya . Itu sang ibu yang menginginkannya . Setidaknya jika tidak bisa mencari suami baru , Jimin dengan paras rupawannya harus dimanfaatkan untuk berjualan . Jimin setuju , malah dia bersemangat jika ibunya memperhatikannya dan mengarah pada hal positif .

Tentu , itu strategi yang berhasil. Suara khas penuh kelembutan mengajak para ibu rumah tangga di sekitar komplek tempat ayahnya menghentikan mobil pick up berisi buah.

Jimin terlihat sangat antusias . Sementara sang ayah tersenyum melihat anaknya yang sangat cantik itu bersemangat . Tuan Park berharap hasil penjualan hari ini ada lebih banyak uang untuk membelikan Jimin suplemen . Anaknya terlihat sangat kurus , jika minum sedikit obat penggemuk Jimin pasti akan lebih baik lagi .

"Ayo ayo ayo buahnya! Buah segar buah segar! . Nyonya coba lihat apa kau pernah melihat buah sesegar itu ? Mari mampir sebentar".

Bujuk rayu jimin berhasil membawa beberapa pelanggan . Dan ayahnya yang akan membungkus kan buah sementara Jimin melakukan tawar menawar dengan senyuman indah .

Sesekali tuan Park melihat anaknya , dia bahagia jika Jimin seceria ini , dia Sangat bahagia jika jiminnya baik baik saja . Senyuman itu memang selalu terlihat tapi tuan Park tidak pernah tau luka hati Jimin .

"Aku beli sepuluh kilo jeruk".

Sebuah suara mengejutkan Jimin , matanya melihat sebentar wajah yang tidak asing dengan senyuman Malaikat yang di milikinya .

"Ohhh Hyung". Jimin tersenyum menyapa .

"Sepuluh kilo jeruk Jimin . Ah dan sepuluh kilo apel juga".

Terdiam mengedipkan matanya Jimin seolah memproses , itu terlalu banyak menurutnya.

"Jimin". Kata pria itu lagi melambaikan tangannya di depan wajah cantik itu .

"Nde Jong suk Hyung". Jimin tersenyum pada ayahnya yang sedari tadi terdiam melihat anaknya berpandangan dengan pria tampan Itu .

"Nak, Nanti bantu tuannya bawa ke mobil". Tuan Park tersenyum memilih buah jeruk . "Kau beli begitu banyak tuan ?".

he is my ex✅(jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang